NovelToon NovelToon
Kemana Takdir Membawaku

Kemana Takdir Membawaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Irfansyah

Lidya dinda adalah seorang wanita yang mandiri, sedari kecil dia sudah banyak merasakan kepahitan hidup. Di usia yg baru menginjak remaja, dia mulai merasakan beban berat dalam hidupnya, dimulai dari bapak dan ibunya yang meninggal dunia karena kecelakaan, kemudian dia yang harus menghidupi kedua adiknya, kini dia tak melanjutkan lagi sekolahnya, dia pun harus membanting tulang untuk meneruskan hidupnya dan kedua adiknya, dia mencari nafkah untuk bisa menyekolahkan adik - adiknya. Bagaimana kisah hidup Lidya selanjutnya? di baca terus update bab terbarunya ya guys. Selamat membaca, tolong kasih like dan beri saran maupun kritik yang membangun ya, saya akan menerima semuanya dengan senang hati. Semoga sehat selalu, terima kasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Irfansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14.

Arthur dan Lidya sama - sama tak bisa tidur malam itu, mereka gelisah karena besok Arthur akan pergi dan entah kapan mereka bisa bertemu lagi.

Mereka saling memunggungi satu sama lain.

Saat mereka membalikkan tubuh mereka bersamaan, alhasil mata mereka saling bertatapan.

Lidya pun langsung bertanya " Kakak belum tidur?"

Arthur pun menjawab " Ehm...malam ini agak susah tidur, kamu kenapa belum tidur?" Arthur balik bertanya kepada Lidya.

"Agak gerah kak malam ini, apa mungkin bawaan hamil ya, aku kurang faham sih." Jawab Lidya.

Arthur bangun kemudian berdiri untuk mengambil paper bag yang ada di atas meja.

"Ehm...Lidya, besok aku akan pergi, aku juga nggak tau pasti kapan kita akan bertemu lagi, apakah aku boleh minta beberapa permintaan?" Tanya Arthur.

"Permintaan apa itu kak?" Lidya balik bertanya.

"Mau kah malam ini kamu memakai ini buatku?" Tanya Arthur lagi sembari memberikan paper bag itu kepada Lidya.

Dan Lidya pun mengeluarkan isi dalam paper bag itu.

Dia terkejut melihat bahwa isinya adalah sebuah lingerie hitam yang seksi.

"Ehm...kak, ini buatku?"Tanya Lidya ragu - ragu.

"Iya, itu buatmu? Apa kamu mau memakainya? Sekarang aku suamimu, awalnya memang niatku hanya ingin membantumu tapi bolehkah untuk malam ini saja aku menyentuhmu?" Tanya Arthur.

"Ehm...bisakah kakak menghadap ke arah sana dulu?" Ujar Lidya yang menunjuk ke arah dinding, karena dia akan mengganti pakaiannya dengan lingerie hitam yang seksi itu.

Setelah memakai lingerie, dia malu karena lingerie itu terlalu seksi di tubuhnya, bukit kembarnya terlihat begitu menonjol, dan pu*ingnya hanya tertutup oleh bahan kain renda yang transparan, perutnya yang masih rata memperlihatkan pusatnya. Kemudian bagian bok"ngnya yang montok pun terlihat seksi. Pahanya terpampang jelas, area kewanitaannya hanya tertutup oleh renda hitam.

Dia langsung mengambil selimut dan menutupi tubuhnya.

"Kak...berbaliklah." Dengan rasa deg - dengan Arthur pun membalikkan badannya.

"Ehm...bolehkah aku melihatnya sayang?" Ucap Arthur.

Lidya merasa terbang saat di panggil sayang oleh Arthur.

Lidya terus menundukkan kepalanya, tiba - tiba Arthur memberanikan diri untuk mendekati Lidya kemudian memegang dagu Lidya untuk melihat wajahnya.

Mereka pun saling bertatapan intens.

Lidya tanpa sadar menggigit bibirnya sendiri, degup jantungnya semakin tak beraturan saat ini.

Arthur mendekatkan wajahnya ke wajah Lidya dan dengan perlahan dia mengecup bibir Lidya, wanita itu pun memejamkan matanya dan larut dalam ciuman itu. Lidah mereka pun bertaut dan bertukar saliva.

Arthur mulai memegang kepala Lidya agar pagutan mereka lebih dalam.

Setelah itu, Arthur mulai membuka selimut yang menyembunyikan tubuh Lidya secara perlahan.

Saat sudah terbuka sempurna, Arthur menelan saliva nya sendiri melihat tubuh goals sang istri.

Lidya masih memejamkan matanya dan merasakan jantungnya yang seakan ingin melompat dari tubuhnya.

Arthur sungguh terpesona melihat keseksian sang istri.

Tangannya mulai menyentuh dada Lidya, dan Lidya pun menarik napasnya saat merasakan sentuhan itu.

Tanda sadar, Lidyaberbaring, sehingga terlihat lah tubuh Lidya dari seluruh bagian depan, bukit kembarnya yang ranum walaupun masih tertutup oleh kain renda yang transparan, perutnya yang masih rata, dan bahkan kain renda segitiga yang menutupi area kewanitaannya terlihat menyembul sedikit. Paha Lidya yang putih dan mulus, membuat hasrat lelaki di hadapannya dan kejantanannya sudah sesak di dalam celananya.

Arthur kemudian menciumi leher jenjang Lidya dengan sedikit mendesah, begitupun dengan Lidya dia mulai mendesah merasakan geli dan nikmat saat Arthur menjilati lehernya, kemudian kembali memagut bibir Lidya dengan nakal.

Saat pagutan hot itu berlangsung, jemari tangan Arthur tak tinggal diam, dia terus meremas bukit kembar Lidya hingga Lidya terus saja mend*sah.

Setelah itu, Arthur turun ke dada Lidya dan langsung melahap bukit kembarnya yang terlihat bulat dan ranum serta kenyal.

"Aahh...aahh...eehhm...enak banget kak." Ucap Lidya sembari meremas rambut Arthur.

"Sayang...bolehkah aku memasukkan ini ke dalam?" Tanya Arthur berbisik di telinga Lidya sembari meremat rudalnya yang masih bersembunyi di dalam celana tidurnya.

Lidya pun mengangguk, tanda dia mengizinkan Arthur memasukkan rudalnya ke dalam area kewanitaan miliknya.

Arthur langsung membuka baju dan celananya, dan kini dia tel"nj"ng bulat, dia pun langsung merobek lingerie milik Lidya, hingga terlihat lah jelas semua bagian tubuh Lidya yang polos tanpa di tutupi sehelai benang pun.

Kejantanan Arthur sudah menegang sempurna dan dia sudah tak sabar lagi ingin memasukkannya ke dalam liang Lidya.

Dia pun membuka lebar paha Lidya dan memasukkan perlahan kejantanannya itu ke dalam liang Lidya.

Pinggulnya bergoyang maju mundur, Lidya tak hentinya mend*sah nikmat.

Deru napas mereka saling bersahutan satu sama lain.

Begitu pula dengan deru kipas angin yang tak lagi terasa dan tak bisa mengeringkan peluh mereka yang sudah menyatu.

"Sayang...kamu nikmat banget." Ujar Arthur berbisik di telinga Lidya dan kemudian melahap lagi bukit kembar sang istri sembari masih menggoyangkan pinggulnya maju mundur.

Akhirnya Lidya pun mendapatkan pelepasan pertamanya, Arthur semakin cepat menggoyangkan pinggulnya.

Kemudian, sebelum dirinya klimaks, dia ingin merasakan gaya lain. Dia pun membalikkan tubuh Lidya dan membelakangi dirinya, kemudian menarik pinggul Utami ke belakang sehingga sangat terlihat jelas bok*ng bundar milik Lidya, yang sangat mulus dan montok.

Dia pun langsung memasukkan lagi kejantanannya ke dalam liang Lidya.

Di sini Lidya sangat kenikmatan, karena baru kali ini dia merasakan sensasi do*gy style.

Wajahnya terpendam di kasur sehingga d*sahannya tak terlalu terdengar.

Hingga akhirnya tubuh Arthur mengejang dan menyemburkan cairan kentalnya ke dalam liang Lidya.

"Aaaah...aaahhh...aaahh." D*sahan Arthur begitu panjang, sama dengan saat dia menyemburkan cairan kentalnya yang banyak itu.

Tubuhnya pun terbaring lemas di samping Lidya. Arthur dan Lidya sama - sama menenangkan jantung mereka yang berdegup tak beraturan.

"Terima kasih sayang." Ucap Arthur berbisik sembari memeluk erat tubuh Lidya yang masih tak mengenakan apapun. Dan tangannya juga sambil meremas bukit kembar yang sekarang jadi favoritnya itu.

"Iya kak, sama - sama. Besok kakak akan meninggalkanku, malam ini akan menjadi malam yang nggak akan terlupakan buat saya kak." Ujar Lidya.

"Aku juga pasti akan sangat merindukanmu, rasanya aku nggak mau jauh - jauh darimu sayang, tapi aku punya kerjaan dan hal penting yang harus aku lakukan. Jaga dirimu ya, kita komunikasi lewat ponsel aja, aaah...sayang, aku pasti akan sangat merindukanmu." Tutur Arthur dan mereka kembali melakukan pagutan mesra.

"Maaf ya sayang, aku menyalahi janjiku padamu, bahwa aku nggak akan menyentuhmu, tapi aku nggak tahan melihat dirimu yang terlalu manis, dan sayang jika aku lewatkan, apalagi kita sudah sah sebagai suami istri baik di mata Agama maupun negara. Dan aku nggak mungkin akan meninggalkanmu besok tanpa meninggalkan jejakku di tubuhmu dan ingatanmu, begitu pun dengan aku. Aku akan sering mengirimimu uang tiap bulan. Oh ya, tadi aku sudah mentransfer 150 juta buat jaga - jaga siapa tau kamu akan dikenakan denda dari tempat kerjaanmu dan sisanya bisa kamu pakai buat kehidupanmu dan adik - adikmu dan juga buat memeriksakan kandunganmu." Tutur Arthur sembari mengelus - elus perut Lidya yang masih rata.

1
Liem Raliem
cinta seturu hanya untuk Lidya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!