zenata gadis super nakal yang memiliki macam kelakuan yang membuat gurunya geleng geleng kepala, mereka tidak bisa menegur muridnya itu.
karena percuma... setiap mereka tegur zenata akan melakukan kenakalan lainnya... ck..ck... ck.. ayo ikuti kisah zenata yang nantinya akan menemukan pawangnya.... he....he...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahza rumaissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Selesai membereskan tenda mereka menunggu jemputan datang, zia juga sudah selesai mengurus administrasi bersama ara.
" Non zia maaf, macet." kata yatno.
zia menganggukkan kepala, dan memasukkan semua bawaan mereka di bagasi.
" Zia nanti malam kita barbeque," kata ara.
"Hmmm... Pasti, nanti malam kita bakar bakar.." kata zia.
"Bakar sampah." kata ze cepat.
"Ha..ha..ha..." mereka bertiga tertawa bercanda di dalam mobil dan yatno ikut tersenyum.
"Bisa aja non ze, kalau sampah mah.. Mang udin yang bakar." kata mang yatno.
Mang udin adalah penjaga vila zia, dia tinggal dengan istri dan juga anak mereka.
Perjalanan setengah jam mereka sudah sampai di vila, zia, ara dan ze langsung masuk ke kamar.
Walaupun banyak kamar mereka tidak pernah memakai kamar sendiri sendiri, percuma karena nantinya pasti mereka bertiga akan tidur bersama.
"Ah... nyaman nya..." kata zia yang sudah tiduran dalam kasur empuk.
(Bul..bul...) Badan ze dan ara menggembul saat mereka ikut menjatuhkan tubuh mereka di kasur.
Benar kata zia memang terasa nyaman, setelah semalam tidur di matras dan sekarang di springbed empuk yang ada di kamar vila, memang berbeda.
Ze berdiri lalu berjalan ke balkon kamar, melihat keluar.
Ada tempat duduk di sana dan ze duduk di sofa sambil melihat camera nya.
Ara melihat ze duduk sambil melihat kamera nya dia pun menyusul dan duduk di sebelah ze.
"Kamu cocok menjadi fotografer ze, foto yang kamu ambil semua terlihat bagus." kata ara tersenyum.
"Hmmm.." kata ze yang masih melihat lihat hasil jepretannya di kamera.
Memang ze mengambil banyak pemandangan dan beberapa moment foto mereka bertiga di berbagai tempat.
Bahkan foto ara dan zia juga banyak, sedangkan foto dirinya sendiri tidak sebanyak teman temannya.
Ze bukannya tidak suka berfoto tapi dia lebih suka memfoto daripada di foto.
"Ze nanti minta fotonya ya.." kata ara.
Ara lupa membawa kamera miliknya, lagipula dua temannya juga sudah membawa.
"Sipp.. Ra nanti aku kirim ke ponselmu." kata ze.
Ara kembali ke kasur merebakan tubuhnya di samping zia yang sepertinya tertidur.
tok...tok.. Suara pintu kamar di ketuk.
Ze membuka pintu kamar dan bu imah sudah berdiri di depan pintu sambil membawa makanan ringan juga minuman.
"Non ini minumannya." kata imah.
"Makasih bu imah." kata ze menerima nampan dari bu imah.
Ze melihat dua temannya tidur dan dia kembali duduk, membiarkan mereka berdua istirahat.
Ze kembali melihat gambar dan berhenti saat foto yudha terlihat,Ze tersenyum, dia juga memiliki tiga foto yudha di kamera nya.
"kira kira di mana vila yang mereka tempati." kata ze.
"Kemarin yudha mengatakan jika vila mereka tidak jauh dari area camping dan begitu banyak vila mana mungkin mereka akan sama, jika sama ini benar benar kebetulan yang luar biasa." Fikir ze.
"Kenapa akhir akhir ini kak yudha menghantui fikiranku." kata ze dalam hati.
Malam hari saat zia dan ara sudah menyiapkan bakaran, karena mereka akan barbeque di halaman vila.
Mang udin menghampiri zia dna zia terliahat menganggukkan kepala dan tersenyum
"Ada apa zia,?" tanya zia.
Zia hanya tersenyum dan ... "Malam ladies." kata tria.
"Ha... Kak tria bersama yang lainnya datang." kata ara terkejut.
Ze yang baru kembali mengambil piring ke dapur juga terkejut, ze dan ara mendekati zia mereka berbisik bisik.
"Kenapa mereka bisa di sini.?" tanya ze.
"He... Aku tadi memberikan alamat vila kepada kak tria." kata zia tersenyum.
"Kapan,?" tanya ara.
"Ada..aja kepo." kata zia meninggalkan temannya dan dia menghampiri yudha dan teman temannya.
"Kak... Ayo silahkan duduk, sebentar lagi makanan siap mereka yang membakar ." kata zia melihat ze dan ara yang memanggang di sana.
Yudha, ardi dan rendi duduk, sedangkan tria menghampiri ze dan ara yang sibuk memanggang seafood dan beberapa makanan yang lain.
"Aku bantu." kata tria.
"Boleh.. Ka tria, bantu ze sebentar aku mau ke toilet.!" kata ara dan dia meninggalkan ze bersama tria.
Tria mendapatkan kesempatan dekat dengan ze merasa senang, seperti dapat durian runtuh.
"Ze... Boleh ngk minta no ponselmu.?" tanya tria langsung.
"Kenapa, minta no ponsel ku, bukannya kak tria sudah punya no ponsel kedua temanku.?" tanya ze.
"Iya... Tapi kan itu beda." kata tria.
Ze meninggalkan tempat itu dan berjalan menghampiri meja di mana yang lain duduk, terlihat sekali ze tidak nyaman berada dekat dengan tria.
"Kenapa, ze.?" tanya zia.
"Ngk papa.." kata ze tersenyum paksa.
Setelah melihat ara sudah kembali dan sedang berbicara dengan tria, ze pun berdiri akan menghampiri dan membantu kembali ara.
"Sepertinya ini sudah matang." kata ara.
"Hmmm..iya, sudah matang, kita bawa ke meja, kak tria bantu ara bawa ke meja.!" kata ara.
Ara dan tria membawa makanan ke meja dan ze masih memanggang untuk yang terakhir.
Yudha berdiri dan menghampiri ze.
"Tinggal ini, boleh aku bantu.?" tanya yudha.
"Hmm... Sedikit lagi matang kak... Lebih baik kak yudha kembali ke meja, ini sudah hampir selesai kok." kata ze.
"Ya... Sudah aku tunggu selesai dan membawa ke meja." kata yudha.
"Terserah kakak aja." kata ze mengalah.
Tria melihat interaksi antara yudha dan ze dari tempat duduknya.
Terlihat ze memang jutek kepada semua cowok san tria malah tersenyum.
Bagi nya ze nampak menantang untuk di takluk kan, tria semakin penasan kepada gadis itu.
Saat bakaran terakhir sudah di bawa ke meja oleh yudha, mereka pun makan bersama.
Ze yang suka makan ikan bakar mengambil ikan dan ara lebih suka makan bakso dan sosis yang dia bakar tadi.
Sambil makan mereka berbincang, terlihat tria sedang berbicara kepada zia.
"Zia.. Apa ze punya pacar.?" tanya tria.
"Uhuk..." Zia yang terkejut jadi tersedak, ini pertama kali seorang pria bertanya mengenai ze kepadanya.
Sejenak zia melihat tria dan...
"Kak tria ada apa nanya tentang ze." kata zia penasaran.
"Tidak apa, kenapa, apa tidak boleh.?" tanya tria.
"Hmmm... Ze ya.. setahuku ze belum punya pacar,apa kakak suka sama ze.?" tanya zia to the poin.
"Ha..ha..zia, aku hanya ingin tahu aja mengenai ze, tapi apa boleh aku mengejar ze.?" tanya tria.
"Coba saja..." kata zia.
Tria tersenyum senang, karena satu hal yang kini dia tahu, jika ze ternyata belum memiliki pacar.
Sedangkan zia melihat ze, "sepertinya ini semakin seru, zia yakin jika ze memiliki perasaan pada kak yudha, hanya saja ze belum menyadari hal itu.
"Mungkin dengan tria mendekati ze bisa membantu ze menyadari akan perasaan nya" pikir zia.
🌺Bersambung....🌺.
Jangan lupa untuk like dan vote nya, terimakasih banyak🙏
aku mampir Thor