Lucky Daisy

Dokter Lucky terbangun dan melihat tidak ada Daisy di sisinya. Sontak pria itu terbangun karena takut mimpinya kemarin menjadi kenyataan, bahwa istrinya pergi ke Turin. Dokter Lucky mengambil kacamatanya yang ada di nakas dan melihat meja riasnya yang terbagi dengan pernak pernik milik Daisy, masih ada semua make up, parfum dan skincare nya. Dokter Lucky menghela nafas lega namun dia bingung istrinya tidak ada.

Duh jeng Daisy kemana ?

Dokter Lucky pun turun dan keluar dari kamar mencari istrinya. Hatinya langsung meleyeot saat melihat Daisy baru saja menyelesaikan ibadah subuhnya. Daisy menoleh saat sedang melipat mukenanya dan merasa sedikit tidak nyaman melihat tubuh suaminya hanya mengenakan celana pendek.

"Ehem... Kamu tidak subuhan?" tanya Daisy sambil menunduk, tidak mau terintimidasi dengan tubuh suaminya. Sebar-barnya Daisy yang sudah biasa melihat tubuh kakak, ayah bahkan opanya ataupun sepupu prianya yang terawat, tetap saja dirinya merasa malu melihat tubuh polos suaminya.

Padahal kita sudah melakukan lebih dari sekedar pelukan tapi tetap saja aku masih tidak nyaman. Mungkin beda ya antara suami n keluarga.

"Ini mau subuhan..." jawab Dokter Lucky yang langsung masuk ke dalam kamar.

Daisy menyimpan mukena dan sajadahnya di kamar lalu keluar guna membuka kulkas di dapur. Karena apartemennya Dokter Lucky tidak besar, kesannya lima langkah sampai dapur saking dekatnya. Daisy mengernyitkan keningnya saat membuka kulkas karena benar-benar hanya ada telur, nugget, beberapa frozen vegetables dan daging. Tidak ada sayur segar atau apapun.

Daisy menghela nafas panjang. "Duh harus belanja ini ... Nggak ada apa-apa." Wanita itu lalu mulai membuat sarapan seadanya karena mereka belum belanja isi kulkas.

Dokter Lucky keluar dengan baju Koko ( bayangin aja sendiri ) dan celana panjang, membuat Daisy sedikit terkejut aura suaminya berbeda.

"Masak apa Jeng Daisy?" tanya Dokter Lucky sambil membuat kopi di mesin kopi.

"Masak yang ada aja." Daisy membuat telur dadar ala Korea sementara Dokter Lucky melihat dari belakang cara istrinya memasak.

"Eh serius Jeng Daisy bisa masak. Mana beneran seperti masakan Korea ..." puji Dokter Lucky sambil meletakkan dagunya di pundak Daisy dari belakang. "Aku jangan dipukul ya ... Lagi syahdu ini..."

Daisy memilih berkonsentrasi memasak daripada pagi-pagi ribut dengan suaminya. Toh mereka sudah menikah kan?

"Tolong ambilkan piring panjang ..." pinta Daisy.

Dokter Lucky pun mengambil piring panjang dan menyerahkan pada Daisy yang meletakkan telur dadar ala Korea itu diatasnya.

"Jeng Daisy sudah masak nasi ?" tanya Dokter Lucky sambil meletakkan piring itu dan mulai menata meja makan.

"Sudah. Duluan yang aku masak malahan tadi..." jawab Daisy sambil menggoreng nugget.

Hati dokter Lucky semakin menghangat mendengar istrinya sudah menyiapkan nasi. Duh senangnya hatiku.... Diperhatikan istri.

Suara ponsel dokter Lucky berbunyi membuat pria itu menoleh ke arah Daisy yang hanya memberikan kode untuk menerimanya.

"Semoga bukan emergency... semoga bukan emergency..." ucap Dokter Lucky berulang dan mengambil ponselnya. "Pagi Steven ... Ini Sabtu ya ? Lhaaaaa kagak ingat... "

Daisy mendengar suara tawa dokter Lucky yang ditelepon Steven Sasono, suami Shea.

"Coba aku tanya Jeng Daisy. Siapa saja? Hiyaaahhhh, Piktor ikutan? Mau pamer sama Sandra ? Dasar ! Oke ... Nanti aku kabari ... Wa'alaikum salam." Dokter Lucky menuju ke Daisy yang meletakkan kopi dan air putih di meja. "Jeng Daisy..."

"Ya ?"

"Mau ikut ? Victor, Steven dan mbak Nana ngajak jogging."

"Dimana ?"

"Arena gym punya keluarga Pratomo."

Daisy menaikkan sebelah alisnya. "Kok bisa kalian disana ? Karena setahu aku tidak dibuka untuk umum semenjak Opa Hoshi dan Eyang Bima Nemu transaksi ilegal..."

"Dibuka khusus untuk sahabat saja. Pak Valentino dan pak Arka yang meminta agar sahabat dekat saja boleh. Kebetulan pak Lachlan kan berteman baik dengan kami jadi boleh pakai."

"Oh ..."

"Ikut kan Jeng ?" tanya Dokter Lucky sambil duduk di kursi makan.

"Ikut. Ada Shea kan ?"

"Ada Shea, ada Sandra istrinya Victor dan mbak Nana kakak sepupu aku ..." jawab Dokter Lucky.

"Oke..."

"Aku kok bisa lupa ini hari Sabtu padahal kemarin jumatan ... Iiissshhh..."

Daisy terbatuk. "Faktor U..."

Dokter Lucky menatap judes ke Daisy. "Tega ..."

Daisy tersenyum tipis namun buat dokter Lucky ini suatu kemajuan yang sangat haqiqi karena istrinya mau tersenyum setelah seminggu ini selalu memasang wajah judes.

"Kamu kalau tersenyum cantik lho Jeng Daisy ..." rayu Dokter Lucky.

Daisy hanya menatap datar ke suaminya membuat Dokter Lucky manyun lagi.

Mode galak keluar deh ...

***

"Kita nggak jogging?" tanya AKP Nana yang menemani suaminya, Rommy yang pegawai bank Arta Jaya.

"Jalan saja ... Lagian lebih bagus jalan kan ?" jawab Jaksa Sandra.

"Tante Sandra gemukan ya ?" tanya Shea.

"Gimana nggak gemukan ? Tuh si Victor ngajak kulineran terus ! Otomatis lah !" sungut jaksa Sandra gemas.

"Kamu masih langsing kok Sandra !" seru AKP Victor yang berlari bersama dengan Iptu Steven, Rommy dan Dokter Lucky ... Tanpa baju.

"Eh... Eh ... Eh ... Kok nggak pada pakai baju ?" teriak AKP Nana.

"Aku mau pamer six pack aku sayaaaang !" balas Rommy sambil berlari mendahului istrinya.

"Iiissshhh !" cebik AKP Nana.

"Lho Oom Rommy kan masih hobi nge-gym Tante ?" tanya Shea.

"Masih, apalagi sekarang ada temannya, Yoga. Anakku kan sudah SMA kelas XII dan sama papanya diajak olahraga daripada ubyang ubyung nggak jelas jadi sekarang mulai bentuk tuh badannya. Setidaknya ada yang ngawal papanya lah ... Tahu sendiri di gym kayak apa?" jawab AKP Nana.

"Oom Rommy nggak mungkin macam-macam lah. Bisa dihajar Oom Sagara," gelak Shea.

"Iyalah ! Bossnya lurus gitu, masa anak buahnya mau aneh-aneh..."

Tiba-tiba Jaksa Sandra memekik kaget saat AKP Victor memeluknya dan mencium pipinya.

"Victor ! Jorok ! Keringat semua ini !" teriak Jaksa Sandra sementara suaminya sudah berlari.

"Lha biasanya di kasur gimana ?" balas Victor cuek membuat tiga pria lainnya terbahak.

"Orang kalau sudah nikah, jokenya lebih nggapleki ( menyebalkan )," sungut Jaksa Sandra. "Untung kita berempat sudah pada nikah. Eh, Daisy, gimana nikah sama Lucky ?"

"Tidak jauh-jauh dari pasien ..." jawab Daisy yang dari tadi diam saja.

"Kalau kamu dinakalin adikku itu, bilang sama aku. Bakalan aku ketok kepalanya pakai klompen !" jawab AKP Nana serius.

"Akan aku ingat."

Para wanita itu pun duduk di gazebo sementara para pria menyelesaikan joggingnya di track jogging mini di belakang gedung gym.

"Heeeehhhh panas nyaaaa..." ucap Iptu Steven sambil menghampiri Shea.

"Serius ini pada pamer perut ?" goda Shea.

"Masih kalah sama Dok Lucky. Dia mah tukang martial art ..." jawab Iptu Steven membuat Daisy terkejut.

"Apa ?" tanya Daisy.

"Iya. Empat bulan lalu ikutan MMA antar RS Bhayangkara dan Polda. Kalah di semifinal," jawab AKP Victor.

Daisy melihat ke arah suaminya yang sedang mendinginkan badannya. Pantas badannya macam gitu.

Bonus Dokter Lucky Buwono

***

Yuhuuuu up Sore Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️