Hukuman utk penabrak ternyata tidak bisa menyentuhnya, dengan angkuhnya pria itu menutupi kasus tabrakan dengan sejumlah uang. Akan tetapi adik korban tidak menyetujuinya, justru memaksa penabrak menikahi anak korban, Salma. Dengan terpaksa Kavin, pria arogan menikahinya.
Rasa benci kepada si pelaku sudah tertanam di hati Salma namun sayang tidak bisa dilampiaskan. Karena Kavin sudah meninggalkan acara akad nikah, sebelum mereka berdua akan di pertemukan. Tragis nasib Salma dan Kavin yang tidak tahu jelas nama dan wajah pasangannya.
"Baguslah kalau perlu mati dijalan sekalian! Salma tidak perlu melihat pria itu!!" emosi gadis itu.
Doanya seketika terkabul, tapi apa yang mati??
Akankah nikah paksa tiga tahun lalu terkuak setelah sekian lama Salma dan Kavin tidak bertemu? Dan sekarang di pertemukan kembali sebagai Bos dan Karyawan.
Ini bukan kisah romantis, tapi kisah dua orang yang saling membenci. Apakah mereka melanjutkan rumah tangganya? atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdana ke mansion Adiputra
Mansion Adiputra
Kamar Kavin
Tergolek wanita cantik di atas ranjang size king, dengan berbalut lingerie sexy berwarna hitam, sungguh pemandangan yang indah.
Ceklek!
Pria angkuh itu membuka pintu kamarnya, melangkah lebih masuk lagi ke dalam kamar.
“Sayang....,” sapa Yasmin dari atas ranjang.
“Ya...,” jawab singkat Kavin, pria itu mulai membuka jas dan kemeja kerjanya.
Yasmin beranjang dari ranjang, dengan langkah sexynya wanita itu menghampiri suaminya yang sedang membuka kemejanya, di usapnya dada pria itu yang sungguh berotot, tak lama di kecupnya dengan mesra.
Kavin hanya bisa mengusap punggung Yasmin yang sedang menyesap dadanya, namun sayangnya tidak ada reaksi apa-apa ditubuh Kavin, seperti biasa...tidak ada gairah yang bangkit.
“Sayang...aku kepingin,” ujar Yasmin memberikan kode.
Pria itu sangat memahaminya jika istrinya butuh di penuhi hasratnya, dibopongnya tubuh istrinya dan di rebahkan di atas ranjang, lalu mulai mencumbui seluruh tubuh Yasmin. Hanya mengandalkan lidahnya, pria itu memanjakan inti tubuh istrinya sampai puncak kenikmatannya.
Inilah cara pria impoten memuaskan hasrat sang istrinya selama hampir empat tahun, tapi rasanya hambar buat pria itu sebenarnya. Mencium bibir istrinya, mencecap seluruh tubuh istrinya...tetap tidak ada rasa apa-apa, hanya seperti hal yang wajib dilakukannya untuk istrinya, ucapan terima kasihnya karena tetap mau menerima kekurangannya, pria yang tak berguna.
Setelah memenuhi hasrat istrinya, wanita itu sudah terkulai lemas dan mulai tertidur. Pria angkuh itu beranjak dari ranjang lalu menuju ke kamar mandi.
Tak lama pria itu menyandarkan dirinya ke dinding kamar mandi, kedua netranya mulai berkaca-kaca ketika melihat benda keramatnya.
Sampai kapan kamu akan tertidur pulas, sampai kapan aku tidak merasakan hasrat yang menggebu-gebu lagi. Apa selamanya akan begini, dan tidak ada harapan untuk dia bangun, dan aku tidak bisa memiliki keturunan!! Ini gara-gara gadis itu...aku harus membalasnya segera mungkin. Aku harus mendatanginya secepat mungkin ke kampung!!
Kedua tangan Kavin terkepal dengan kuat, lalu di tonjoknya dinding kamar mandi itu dengan kepalan tangannya, meluapkan emosinya.
🌻🌻
Esok hari...
Dari semalam Salma sudah mendapat pesan melalui pesan WA dari Nyonya Rossa, memberikan alamat mansion, dan meminta di pagi hari sudah berada di mansion Adiputra.
Di pagi hari menggunakan sepeda motornya, Salma pergi menuju ke alamat mansion Adiputra. Dan kini gadis itu sudah berada di depan gerbang mansion.
Kedua netra gadis itu terpesona melihat bangunan yang sangat mewah, bak istana seperti di negeri dongeng. Sekarang gadis itu melihatnya secara dekat. Security yang sudah diberitahukan oleh Mama Rossa bahwa akan kedatangan gadis bernama Salma, langsung membuka gerbang otomatisnya. Gadis itu pun melajukan sepeda motornya ke dalam.
Ari sang asisten Kavin rupanya sudah menanti kedatangan Salma di luar lobby mansion, bersama kepala pelayan.
“Pagi Pak Ari,” sapa ramah Salma ketika sudah memarkirkan motornya, lalu berjalan menuju pintu utama.
Selamat datang di mansion suamimu, Salma....ingin sekali Ari mengucapkannya, namun lagi-lagi hanya bisa di dalam hati.
“Pagi juga Salma, kamu tidak nyasarkan ke sini?”
“Alhamdulillah tidak, kan ada aplikasi penunjuk arah jalan,” jawab Salma.
Koper kecil yang di bawa oleh gadis itu, langsung di raih oleh kepala pelayan, “biar saya bawakan kopernya, Non,” pinta Pak Rizki.
“O-oh....makasih Pak sebelumnya,” agak kagok Salma.
“Ayuk kita masuk ke dalam, Nyonya Rossa sudah menunggu,” ajak Ari.
“Baik Pak Ari.”
Salma mengikuti langkah kaki Ari, dan kembali gadis itu berdecak kagum ketika masuk ke dalam mansion, sungguh sangat mewah. Tidak bisa di pungkiri untuk pertama kalinya gadis itu masuk ke dalam dan melihat rumah yang sangat mewah, walau dirinya bisa menutupi jiwa kampungannya dengan baik.
“Salma....,” bisik Ari.
Pandangan Salma langsung buyar seketika ketika lama terpesona dengan isi mansion.
“E-eh...maaf Pak Ari.”
Salma kembali melangkah, dan sekarang sudah berada di ruang makan.
Pria angkuh bersama istri tercintanya langsung menatap ke arah Salma dan Ari. Sedangkan kedua netra Salma terbelalak melihat pria angkuh itu dengan istrinya berada di ruang makan, duduk bersama dengan Mama Rossa.
“Selamat datang, Salma,” sapa Nyonya Rossa menyambut kedatangan, wanita tua itu beringsut dari duduknya, lalu menghampiri gadis itu.
“Selama pagi, Nyonya Rossa,” gadis itu langsung meraih tangan Mama Rossa, lalu memberikan salam takzim ke Mama Rossa.
Mama Rossa agak tersentak sedikit, ketika Salma mencium punggung tangannya.
“Mari ikut sarapan pagi dulu, baru nanti kita mulai bekerja,” pinta Mama Rossa dengan lembutnya, menyentuh bahu gadis itu.
Dari meja makan, ujung ekor mata pria angkuh itu memindai tubuh Salma dari bawah sampai ke atas, kesal melihat penampilan gadis itu membuat hati pria itu mendidih. Kenapa harus kesal!!
“Terima kasih, Nyonya,” Salma tidak menolak ajakan mama Rossa, karena perut gadis itu juga lapar, tidak sempat sarapan.
“Selamat pagi Tuan Kavin, Nyonya Yasmin,” sapa ramah Salma, sebelum gadis itu duduk.
“Pagi juga Salma, ayo sarapan bareng-bareng,” ajak ramah Yasmin. Sedangkan Kavin hanya menatap sinis ke arah gadis itu, akan tetapi tatapan sinis itu di acuhkan oleh Salma.
“Yasmin, Kavin mulai hari ini Salma akan tinggal bersama kita, di mansion ini. Karena Salma sekarang bekerja menjadi asisten pribadi mama, jadi mama harap kalian mengetahuinya keberadaannya di sini.”
“Oh jadi Salma tidak jadi sekretaris Kak Kavin lagi?” tanya Yasmin, sambil menoleh ke arah suaminya.
“Tetap, nanti di kantor dia juga harus membantu pekerjaan Merry,” jawab ketus Kavin.
Salma mulai nampak heran, sekarang posisinya jadi asisten mamanya Kavin tapi tetap harus membantu pekerjaan Merry, bagaimana ceritanya ini.
“Kamu gak usah pakai banyak bertanya dalam hati, gaji kamu akan saya tambahi sebagai sekretaris,” kembali bicara Kavin setelah melihat wajah heran gadis itu.
“Sayang, lebih baik suruh Ari cari pengganti Salma saja. Lagi pula gak mungkin dia bekerja dalam dua posisi,” ujar Yasmin begitu lembutnya, sebenarnya wanita itu juga keberatan Salma menjadi sekretaris suaminya.
“Gak pa-pa, biarkan dia yang mengatur pekerjaannya, yang jelas dia masih sekretaris saya!!” tegas Kavin dengan tatapan tajamnya ke arah Salma.
Gadis itu hanya bisa mendesah mendengarnya, dirinya seperti sedang direbutkan oleh dua orang.
“Ya nanti mama atur Kavin, jika kamu tidak mau mencari pengganti Salma,” jawab Mama Rossa, gak habis pikir putranya masih bersikukuh dengan posisi kerja gadis itu.
Kavin semakin menjadi-jadi panas melihat Salma, yang tidak memberikan opini atau sanggahan buat dirinya.
Di sela-sela makannya, Yasmin menatap gadis itu, dengan tatapan penuh tanda tanya.
Kenapa harus gadis ini yang menjadi asisten pribadi mama, dan kenapa juga harus tinggal di mansion ini....batin Yasmin, ada rasa gelisah di hatinya.
“Ari, setelah Salma menyelesaikan sarapan paginya, antar ke ruangan kerja!” perintah Kavin, pria itu sudah tak nafsu melanjutkan makannya, jengkel pria itu di diamkan oleh wanita yang ada di hadapannya, padahal ada istrinya di samping pria itu. Tak lama kemudian beranjak dari duduknya, meninggalkan ruang makan begitu saja, dengan menunjukkan raut wajah garangnya.
Ari hanya bisa menganggukkan kepalanya, lalu mengikuti langkah kaki Tuannya.
*Bersambung..........bertengkar di ruang kerja..
Kakak Readers yang cantik dan ganteng, jangan lupa tinggalkan jejaknya 👣👣👣, like, komen, di kasih poin juga boleh, di kasih vote tambah semangat. Makasih sebelumnya.
Love you sekebon 🌻🌻🌻🌻🌻*