“Arga, ini aku bawain sandwich buat kamu. Dimakan ya, semoga kamu suka,”
Argantara datang menjemput Shelina tunangannya hasil perjodohan karena suruhan orangtua. Ketika Shelina sudah masuk ke dalam mobil, Ia langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan yang tinggi dan mengabaikan ucapan Shelina.
Tunangannya itu langsung panik ketika Argantara melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi tanpa memedulikan dirinya yang merasa trauma pernah mengalami kecelakaan lalu lintas di usia kecil.
“Arga tolong jangan ngebut, aku takut,”
“Lo pantes dapat hukuman ini ya. Nyokap gue nyuruh gue untuk jemput lo! Emang gue supir lo?! Hah?!”
“Tapi ‘kan—-tapi bukan aku yang minta, Ga,”
“Lo harus tau satu hal, gue benci sama lo! Walaupun gue udah putus dari cewek gue, dan dia ninggalin gue nggak jelas sebabnya apa, tapi gue masih cinta sama dia, dan gue nggak akan buka hati buat siapapun itu selain dia! Gue yakin dia bakal balik lagi,”
“Tapi ‘kan kita udah tunangan, Ga,”
“BARU TUNANGAN! GUE BENCI SAMA LO, PAHAM?!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arzeerawrites, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
“Astaga, lo jahat bener, Ga. Lo jangan nilai orang yang bahkan belum lo kenali luar dalam,”
“Ya lo sama aja. Nilai dia baik, sopan, ramah padahal ya, lo belum kenal dia luar dalam,”
“Heh tapi setidaknya gue nggak langsung bilang dia jahat. ‘Kan emang tujuan gue kenalan sama dia, ketemu sama dia dan minta maaf tadi, untuk kenal dia dari luar aja. Gue bukan siapa-siapanya jadi nggak kenal jauh juga nggak masalah. Nah kalau lo apa? Belum kenal dia luar dalam juga ‘kan? Tapi lo udah langsung nilai dia orang jahat hanya karena dia mau patuh sama orangtuanya. Padahal lo belum tau aja karakter dia gimana. Lo langsung nilai kalau Shelina tuh perempuan jahat. Ah udah deh malas ngomong sama orang kayak lo,”
Satria tidak setuju dengan ungkapan Argantara yang tak pernah berhenti menunjukkan rasa tidak sukanya terhadap Shelina. Argantara juga belum kenal Sheline lebih jauh, jadi tidak pantas kalau Argantara langsung menilai Shelina itu orang jahat hanya karena Shelina menerima perjodohan orangtuanya.
“Lo bilang tadi kalau lo minta maaf, Sat? Emang lo salah apaan ke Shelina?”
“Gue ‘kan kemarin usil tuh ke dia. Di kantin gue manggil-manggilin dia,”
“Oalah karena itu. Mau modus sekalian ya biar bisa kenalan?”
“Penasaran aja, kenapa Arga sebenci itu sama dia? Padahal ya kalau liat orangnya langsung, kesan pertama gue soal dia, nggak ada yang negatif tuh,”
“Makanya lo ambil aja tu cewek. ‘Kan lo puji mulu,” ujar Argantara dengan santainya sambil Ia sibuk dengan game.
Satria, Denis, dan Ardan kompak saling menatap satu sama lain kemudian geleng-geleng kepala. Mereka baru kali ini bertemu dengan sosok seperti Argantara yang sengaja mempersilahkan temannya untuk mengambil alih Shelina. Padahal sudah pernah diperingatkan oleh Satria bahwa Shelina itu bukan barang yang bisa seenak hati Argantara serahkan ke sini atau kesitu.
“Ntar nyesal lo. Jangan kepedean dulu benci sama Shelina. Soalnya banyak kisah cinta yang dimulai dari rasa benci dulu,”
Argantara langsung memberikan tatapan tajam menghunus ke arah Denis. Rahang Argantara mengeras tidak terima dengan kata-kata Denis.
“Maksud lo, gue bakal cinta sama dia?”
“Iya, siapa tau bakal cinta. Makanya jangan terlalu benci,”
“Sejauh ini masih Alya yang—“
“Alya lagi-Alya lagi, puyeng dengar nama dia,”
Satria langsung memotong ucapannya Argantara yang lagi-lagi membawa nama Alya. Apa tidak bosan ya? Masih saja memikirkan Alya, mencintai Alya, padahal Alya sudah tidak ada lagi di sisinya.
“Biarin, gue cinta sama dia,”
“Cinta Alya mulu yang keluar dari mulut lo,”
“Ya masa gue bilang gue cinta sama Shelina sementara hati gue nggak bilang gitu?”
“Ntar juga kemakan sama omongannya sendiri, liat aja. Dia bakal cinta sama Shelina,@
Ardan berbisik di telinga Denis dan Satria yang langsung mengangguk setuju. Tidak ada yang tahu ke depannya akan bagaimana. Sekarang benci, bisa jadi di waktu yang akan datang, Argantara malah mencintai Shelina dan tidak terjebak di masa lalu lagi.
“Lo bisikin apa, Dan?”
Argantara penasaran Ardan berbisik apa di telinga Denis dan Satria. Tumben Ia tidak dilibatkan.
“Nggak ada,”
“Dih, bisik-bisik udah kayak cewek yang lagi ngomongin orang di sebelahnya aja lo,”
.