NovelToon NovelToon
Kontroversial Transmigrasi

Kontroversial Transmigrasi

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tinta Selasa

Yang satunya adalah Nona muda kaya raya, sementara yang satunya hanyalah seorang Pelayan toko. Tapi sebuah insiden kecelakaan telah menghancurkan jurang ini dan membuat mereka setara.

Bukannya mati dalam kecelakaan itu, jiwa mereka malah terlempar masuk ke sebuah Novel kuno roman picisan. Tempat dimana segalanya siap dikorbankan demi pemeran utama wanita.

Dan yang paling sial, keduanya malah masuk menjadi Ibu tiri sang pemeran utama wanita. Sama-sama menjadi Istri dari seorang Marques, yang gemuk, jelek dan berperut hitam. Dua karakter, yang akan dihabisi oleh para pemuja Pemeran utama wanita.

Untuk menyelematkan nyawa mereka, keduanya berencana untuk kabur. Tapi tentu saja, tidak ramai tanpa mencuri dan kegagalan. Baca kisah keduanya, dengan kejutan karakter lainnya. ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tinta Selasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

Disatu sisi, melihat dua wanita yang berjalan kearahnya, pria yang merupakan Duke itu, sedikit bingung dibuat. Bertanya-tanya siapa mereka?

"Salam."

Ana langsung menggantung salam itu, karena secara teknis mereka pasti belum pernah bertemu.

Sang Duke yang juga bingung hanya membalas seadanya. "Salam, ... saya datang mencari Marques Marston."

"Ah, Marques? dia sedang tidur. Pernikahan selama 3 hari 3 malam, hanya dilaluinya dengan tidur akibat alkohol. Tidak pernah dia melakukan apapun."

Tiara yang mendengar kejanggalan ini segera menyenggol lengan Ana, yang ditatap balik Ana dengan mata berair.

'Kenapa perempuan gila ini?' pikir Tiara.

Tapi sungguh, Ana sangat ingin menjerit di hatinya. Dia sangat ingin memberitahu pria di depannya, bahwa dia tidak pernah bersentuhan dengan Adam Marston yang menjijikan itu. Siapa tahu dia beruntung, bisa memikat hati Duke itu. Pikir Ana.

Tapi apapun itu, kunci yang paling pertama tentu saja memastikan pria didepannya tidak jijik tentunya. Karena tidak peduli seberapa cantik dirinya, kalau sang Duke jijik, akan sulit mendekatinya.

Itulah pikiran Ana, yang baru hari kedua di dunia ini, tapi sudah bergeser dengan cepat.

Sang Duke yang mendengar juga terdiam cukup lama, mencoba mencerna perkataan wanita cantik di depannya. Ya, memang cantik jika dilihat mata.

"Maksud anda Marques Marston sedang tidur, benar?"

Ana mengangguk, "Benar, tapi jika anda tidak keberatan menunggu, dia akan segera dibangunkan."

Memikirkan ini mengenai pekerjaan, Sang Duke pun setuju. "Ya, tolong beritahu Marchioness Marston, untuk meminta membangunkan Marques."

"HAHAHA!!!" Ana tertawa kencang, antara jijik dan senang. Tampaknya Sang Duke pun tidak menduga, secantik tubuh ini akan menjadi Istri si Kerbau, pikir Ana.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan melindungi diri sendiri, Ana menatap Tiara. "Tiara, pergi bangunkan suamimu!"

Tiara menganga tidak percaya memelototi Ana. "Apa maksudmu dengan suamiku! dia itu suamimu! kau saja yang membangunkannya."

"AHAHHAA!" Ana tertawa lagi, jika saja tidak ada Duke Kline yang tampan disini, dia bersumpah, dia akan menjambak rambut Tiara.

Sang Duke yang baru menyadari keanehan ini, segera mengkonfirmasi, "Tunggu, tunggu sebentar. Apa kalian Marchioness Maraton itu sendiri? Kakak-adik?" tanya Sang Duke penuh beban.

Menjijikkan benar, mendengar sang Duke menyebutnya Marchioness, tapi Ana tidak punya pilihan selain mengangguk. Ini membuat sang Duke mengusap wajahnya tidak percaya.

"Maafkan kelancanganku Marchioness ...?"

"Ana dan Tiara."

"Ya, Marchioness Ana dan Tiara Marston. Penampilan kalian sedikit berbeda dengan terakhir kali saat di pernikahan."

'Apa ini? apa artinya mereka sudah pernah bertemu di pernikahan?' Ana menggigit bibirnya karena salah perhitungan. Tapi begitu, dia tidak kehilangan akal sama sekali.

"Kalau begitu saya meminta maaf juga karena tidak bisa mengenali anda. Boleh kita ulangi perkenalan ini, saya Ana ...." Ana memberi tangannya terulur, dan segera disambut sang Duke.

"Saya Leroy, Duke Leroy Kline."

Kata Ana, ‘tentang tidak mengenali anda’, membuat Leroy tidak nyaman egonya, tapi begitu dia tetap memberi tangan untuk jabat-menjabat itu.

‘Damn, tangannya saja sangat besar apalagi mm....' Pikir Ana sudah tak pantas. Selain Ana, Leroy juga kembali berjabat dengan Tiara. Tapi Tiara yang tidak mengerti rencana Ana, jelas membela dirinya sendiri.

"Saya sebenarnya mengenali Duke, tapi terlalu malu untuk menyapa lebih dahulu." Mendengar ini, barulah ketidaknyamanan dihati Leroy sedikit berkurang.

"Sepertinya saya yang satu-satunya tidak mengingat. Jika bisa tolong ampuni saya Duke. Benar-benar suatu kelancangan, untuk berani melupakan Duke Kline. Ini mungkin karena saya baru disini, serta di kerajaan ini, pria cukup mirip secara fisik."

Percayalah itu bukan isi hati Ana yang sebenarnya, dia mengatakan itu untuk mengoyak ego seorang pria tampan. Sama seperti wanita, pria juga tidak suka ketika ketampanannya yang diatas rata-rata, dianggap standar.

Benar saja, itu mengenai Leroy. Dia memang tidak pernah memuja dirinya sendiri, tapi sejak kecil dia telah terbiasa menjadi unggul. Jadi ketika seseorang mengatakannya rata-rata, dia tanpa sadar tidak menerima. Apalagi dengan tambahan fakta, bahwa wanita di depannya ini, tidak mengenali dirinya. Benar-benar sesuatu yang baru bagi Leroy.

Dia pun hanya bisa menelan ludah kasar.

"Duke, masuklah." Persilahkan Ana.

Leroy pun masuk dan duduk di ruang tamu dengan hidangan, sambil menunggu kedua istri pria itu membangunkan suami mereka.

Dia sebenarnya masih terkejut dengan penampilan kedua wanita itu. Yang diingatnya dua hari yang lalu, mereka memakai pakaian yang sangat meriah dan dandanan yang tidak kalah meriahnya. Tapi melihat mereka berdua seperti ini, Leroy menyayangkan.

"Cantik tapi bodoh!" Yah, bodoh karena mau dengan Marques Marston, ketika dengan wajah itu mereka bisa menikahi pangeran.

•••

"Ayo bangunkan dia Bessa!"

"Tapi Nyonya, kenapa saya?"

"Bessa, lakukan saja!" Tiara yang biasanya tidak suka menekan orang lain, kini mau tidak mau ikut menekan juga. Jika situasinya seperti ini, maka dia juga akan ikut menjadi egois.

Saat ini mereka bertiga ada di dalam kamar, hendak membangunkan Adam.

Sementara Bessa yang telah ditekan sedemikian rupa, mau tidak mau harus membangunkan Adam. Dia membangunkan pria itu dengan susah payah, karena Adam benar-benar tidur seolah dia mau pulang kepada Tuhannya.

"Nnnggg."

Melihat Adam yang mulai menggeliat bangun, Ana segera berbalik.

"Ana, kau mau kemana lagi?" Tahan Tiara.

"Aku mau menemani Duke sambil menunggu si gendut itu."

"Apa kau gila? dia adalah prianya protagonis."

"Memangnya kenapa? toh, protagonis sialan itu tidak memilihnya! jadi kenapa aku tidak bisa memilikinya? bukankah berbagi itu indah."

Tiara telah kehabisan kata-katanya, hanya bisa membiarkan Ana turun memepet Leroy seperti babi ngepet. "Dia benar-benar tak tertolong." Gumam Tiara

•••

Sementara itu, Leroy yang melihat Ana turun, segera berdiri. "Bagaimana Marchioness?"

"Duke duduklah, duduk!" Kata Ana dengan senyum merekahnya. Leroy telah ditandai nya saat ini, sebagai mangsa hati. "... Marques sudah bangun, dia sedang bersiap-siap."

"Ah, terimakasih banyak." Ujar Leroy.

"Tidak apa Duke, untuk itu saya akan menemani anda sambil menunggu."

Mendengar ini Leroy jelas tahu ada yang tidak beres. Wanita ini mengatakan dia tidak mengingatnya, seolah Leroy tidak penting. Namun sekarang dia duduk disini, mencuri waktu dari suaminya dengan pria lain. Dengan pemikiran ini, Leroy tanpa sadar menghina.

Dia telah dikelilingi banyak perempuan yang mencoba mendekatinya, dan tabiat mereka sangat jelas, seperti contoh Ana disaat ini.

Melihat penghinaan di mata Leroy, Ana menyadari dia nampaknya terlalu gegabah, dalam pertemuan pertama.

'Bodoh, bodoh! dia pasti berpikir aku sangat murahan sekarang ini.' Sesal Ana, merasa salah trik. Tapi memikirkan masa lalunya, Ana segera melalukan semua perasaan itu. '... Ya sudah terlanjur juga, toh aku juga tidak semahal itu.'

Tapi begitu, demi misi dadakannya Ana memperbaiki rencana dengan cepat dan tidak murahan. Dia tidak mencoba berbicara kembali pada Leroy, tapi justru mengambil teh, menaruh daun sage dan memeras lemon diatasnya. Menarik perhatian Leroy, karena tampak tidak biasa.

"Bisa saya tahu, apa itu Marchioness?"

Ana mengangkat sebelah alisnya seolah-olah heran, "Daun sage, lemon dan teh."

Melihat cara bicara Ana, Leroy tahu bahwa wanita itu seolah mengejeknya. "Saya tahu itu apa, hanya saja ini kombinasi pertama ketiganya yang saya lihat."

Ana mengangguk. "Ya, ini adalah jenis teh yang baik untuk kesehatan. Khususnya untuk menenangkan saraf-saraf yang tegang."

Leroy menyandarkan punggungnya di kursi. Dia sedikit suka dengan informasi baru ini, namun tidak tahan untuk menjadi sinis, melihat cara Ana berbicara sebelumnya. "Sepertinya, menjadi Marchioness sangat mengangkan, sehingga anda membutuhkan teh itu."

Mendengar ejekan yang melibatkan identitas, membuat Ana kesal sedikit. Leroy jelas mengejeknya yang hanya orang biasa sebelumnya. Tapi Ana meminum teh itu dengan anggun dan penuh tatakrama. Jangan lupakan siapa dia sebelumnya.

Melihat Ana tidak menjawab, Leroy terkekeh. Dipikirnya jelas tidak sampai sindiran halusnya, karena Ana tidak secerdas itu untuk mengerti.

Tapi Ana tidak akan membiarkan pria tampan itu, larut dalam kesombongannya. Setelah sekian lama hening, dia akhirnya membuka mulut. "Sebenarnya tidak ada yang sulit kalau mengambil keputusan seorang diri. Semua menjadi sulit, karena kita membutuhkan banyak persetujuan untuk satu hal kecil."

Ana tidak membalas sesuai konteks pembicaraan Leroy. Tapi ini adalah jenis peringatan, bahwa dia akan segera menguasai Mansion ini dan menjadi Marchioness tanpa ada seorang pun yang akan membuatnya tegang nanti.

Melihat pembicaraan yang lari dari topik, Leroy terkekeh lagi. Tapi dia mengapresiasi keinginan Ana untuk menjawab, walau entah apa yang Ana katakan, menurut Leroy seperti omong kosong.

1
Marianti Lim
thor, di awal cerita g merasa lucu n unik tapi makin lama kok makin terasa bosan. tiara yg mantan pelayan, ana yg mantan anak kaya n banyak dgn cobaan hidup n meira anak lulusan hukum...knp makin lama menjadi pribadi yg urak2an n terkesan bodoh. lucunya jadi hilang thor. maaf y ini hanya pendapat saya.
Nanang Kukun
cerita yg sangat menarik dan menghibur,.../Heart//Heart/
Fa🍁
seru nih ceritanya gak serius amat, bikin ngakak juga... terhibur
Fa🍁
bener ih, aku suka karakter Tiara, dia cerdas... suka buku....
Fa🍁
seandainya aku bisa aku juga ingin seperti Tiara dan Ana, hehe...
Fa🍁
cerita yang menarik, semangat!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!