Kultus Iblis telah menunjukkan taringnya, mereka merekrut pengikut di mana-mana. Demi keselamatan Xue Yao yang diincar oleh Kultus Iblis, Xuan Ji membawanya ke Benua Tianwu. Namun, Kultus Iblis ternyata sudah mengakar kuat di sana, sehingga Xuan Ji memutuskan memamerkan kekuatannya.
”Aku adalah Pendekar yang mengalahkan Kaisar Iblis. Jika kalian bosan hidup, datanglah pada Kakek Ji! Dengan senang hati aku akan mengirim kalian ke dunia bawah,” cibir Xuan Ji sembari menyeringai lebar.
Catatan Penulis: Sebelum membaca Xuan Ji Season Tiga, baca dulu Xuan Ji dan Xuan Ji Season Dua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan Ke Rumah Bordil
“Untuk saat ini kalian boleh kembali ke keluarga masing-masing untuk berpamitan atau mempersiapkan bekal. Kita akan berangkat ke kota Phoenix besok atau lusa,” kata Su Yang. Lebih tepatnya mereka berangkat setelah selesai memburu semua pengikut Kultus Iblis yang ada di kota Huayang ini.
Murid berbakat surgawi Sekte Kunlun yang direkrut oleh Su Yang ke dalam pasukan khusus pemburu pengikut Kultus Iblis itu langsung kembali ke Klan masing-masing, hanya Li Ruoqing yang tetap berdiri di sebelah Su Yang.
“Apakah nona Ruoqing tidak ikut pergi juga?” selidik Su Yang penasaran.
“Sebenarnya aku baru sepuluh hari menjadi murid Sekte Kunlun, kurasa tidak perlu kembali ke Klan Li saat ini,” sahut Li Ruoqing berkilah. Padahal ia takut kembali ke Klan Li karena sudah menyebabkan Klan Li porak-poranda dan merasa semua orang di sana pasti membencinya.
“Wah, nona Ruoqing hebat sekali langsung menjadi murid langsung seorang Tetua pelataran dalam.” Su Yang terkejut mendengarnya.
Sepuluh murid yang ia pilih adalah murid-murid Pelataran dalam. Dia tidak menyangka salah satu yang ia pilih adalah murid baru.
Sistem Surgawi mengidentifikasi Li Ruoqing memiliki seni beladiri Assassin yang belum terasah dan memiliki senjata paling kuat dari semua murid yang ia rekrut. Senjata adalah Artefak kuno Belati Bayangan yang merupakan item rare legendaris, butuh jutaan poin agar Sistem Surgawi memberikan senjata spiritual seperti itu.
Karena Li Ruoqing berasal dari Klan besar, Su Yang menduga-duga artefak kuno itu mungkin sudah tersimpan lama di klan Li dan Li Ruoqing satu-satunya yang cocok menggunakannya atau dipilih langsung oleh artefak kuno itu.
“Aku hanya beruntung saja,” sahut Li Ruoqing sambil memaksakan diri untuk tersenyum.
Su Yang merasa Li Ruoqing sepertinya adalah wanita yang pemalu atau merasa risih berbicara dengan laki-laki. “Baiklah, ayo kita keluar dari sini. Aku akan memperkenalkan kamu pada rekan-rekan kita lainnya.”
Tak lama kemudian, keduanya sampai di halaman Sekte Kunlun.
Li Ruoqing sedikit tercengang melihat bukan hanya para Pendekar saja yang dibawa oleh Artefak kapal terbang Sekte Tianzun, saat ini banyak anak-anak yang sedang bermain menendang sesuatu yang bulat berwarna putih. Namun, saat ditendang akan memantul dan kaki anak-anak itu tidak cedera setelah benda itu ditendang.
“Kakak Su Yang, bolehkah kami meminta bola lainnya. Si Dong menendang bola yang satu lagi dengan sekuat tenaga sehingga bolanya meledak.” Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun mengadu pada Su Yang.
“Ah, bola saja yang terlalu lembek. Seharusnya bolanya terbuat dari besi saja,” sahut si botak Dong yang berusia sepuluh tahun.
Li Ruoqing tersenyum cerah mendengar jawaban si botak Dong itu.
“Sudah, jangan bertengkar!” seru Su Yang mengeluarkan puluhan bola yang ia beli dari Sistem Surgawi agar anak-anak itu bisa bermain-main.
Anak-anak itu langsung berebut menendang bola, Su Yang kemudian membawa Li Ruoqing ke arah Hua Yuerong yang sedang berbincang-bincang dengan Pendekar Ranah Kaisar Surgawi lainnya.
“Bagaimana hasilnya saudara Su Yang? Apakah Kunlun setuju dengan rencanamu itu?” Mu Xian langsung bertanya begitu melihat Su Yang.
Namun, tiba-tiba Xue Yao mendekati Li Ruoqing sambil mengendus-endus tubuhnya.
Li Ruoqing tentu bingung, kenapa gadis berusia belasan tahun itu mengendus-endus layaknya kucing saja. Apakah badannya bau terasi atau semacamnya.
“Yao‘er, sudah berapa kali kukatakan untuk bersikap elegan.” Mu Xian menegur Xue Yao. “Maaf nona, si bungsu bakpao satu ini terlalu dimanja dari kecil. Jadi, kebiasaan lamanya sulit diubah.”
Li Ruoqing, Su Yang, Hua Yuerong, Mu Qingqing langsung tertawa mendengar perkataan Mu Xian tersebut.
Xue Yao menggembungkan pipinya sambil melipat kedua tangan di dada. “Cih, kakak kedua menyebalkan sekali. Aku hanya mencium bau master Ji dari kakak senior ini. Mungkin dia pernah berinteraksi dengan Master.”
“Itu tak mungkin. Guru kita gagal saat menggunakan ....” Mu Xian berhenti berbicara dan hampir membocorkan rahasia kalau mereka datang dari balik pegunungan benteng besar.
“Apakah kalian keturunan dari Klan Mu?” sahut Li Ruoqing dengan raut wajah cerah.
Su Yang tiba-tiba bingung melihat reaksi Li Ruoqing dan menduga apakah semua wanita cantik akan menempel pada Mu Xian? Seharusnya hal itu terjadi padanya sebagai seorang reinkarnasi dari bumi dan ditakdirkan menjadi pahlawan dunia ini.
“Ya, aku dan adikku berasal dari Klan Mu,” sahut Mu Xian sambil menduga-duga mungkinkah Li Ruoqing bertemu dengan anggota Klan Mu yang berhasil kabur dari pemusnahan Klan Mu saat itu.
“Wah, Anda pasti senior Mu Xian dan yang mana Mu Qingqing dan Xue Yao?” Li Ruoqing berkata dengan antusias dan tidak menyangka akan bertemu dengan murid gurunya dengan cepat. “Leluhur Mu Ji sudah menceritakan tentang kalian padaku dan ... aku adalah murid tak langsungnya he-he-he.”
“Mu Ji?”
Mu Xian, Mu Qingqing, dan Xue Yao malah kebingungan selama beberapa tarikan nafas. Namun, mereka akhirnya menyadari kalau Xuan Ji kemungkinan menggunakan nama samaran.
“Pantas saja si bakpao mencium bau Tetua Ji darimu ha-ha-ha ....” Mu Xian tertawa terkekeh-kekeh, sementara Xue Yao tampak kesal karena dipanggil bakpao. “Kami sangat senang ternyata guru ada di sini, di mana beliau sekarang?”
“Ya, di mana Master Ji? Aku ingin mengadu padanya karena senior Xian selalu menyuruh aku dan senior Qingqing bertarung di garis depan, sementara dia hanya berdiri saja,” keluh Xue Yao.
“Ah, itu ... leluhur Mu Ji sudah pergi ke Kota Phoenix. Katanya ia akan memburu pengikut Kultus Iblis dan Assassin Paviliun Serigala Iblis,” sahut Li Ruoqing.
“Yah, sepertinya pertemuan kita dengan Master Ji harus tertunda dulu.” Xue Yao langsung lesu.
Su Yang hanya tersenyum mendengar perbincangan mereka dan merasa guru yang mereka sebutkan itu mirip dengan sosok yang keluar dari makam Raja Siluman Naga. Saat itu sosok tersebut mengaku bernama Xuan Ji, sementara guru yang mereka sebutkan bernama Mu Ji.
“Su Yang, ayo kita ke rumah bordil bunga malam. Belasan Tetua Sekte Kunlun akan membantu kita menangkap pengikut Kultus Iblis itu!” seru Tetua Tang San keluar dari dalam aula bersama belasan Pendekar Ranah Keabadian.
“Baik, Tetua!” sahut Su Yang sambil menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat.
Mu Xian, Hua Yuerong dan yang lainnya juga menangkupkan tinju.
Mereka langsung menggunakan Pedang terbang melesat ke arah rumah bordil bunga malam dan mengepung tempat itu. Namun, anehnya rumah bordil itu sepertinya sedang tutup, padahal penyelidikan yang dilakukan oleh tuan kota sudah selesai lima hari yang lalu.
“Ada yang aneh, apakah tempat ini tidak beroperasi lagi?” Tetua Tang San bertanya pada Tetua Sekte Kunlun.
kakek legend dilawan /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
luar biasa