NovelToon NovelToon
JALAN SESAT

JALAN SESAT

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Spiritual / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:23.4k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

kisah seorang wanita yang ingin hidup kaya secara instan. suaminya yang pemalas membuatnya harus menempuh jalan sesat dengan melakukan persekutan bersama iblis yang menjanjikannya kekayaan.

Ia membuka sebuah warung nasi. namun dalam sekejap saja dapat menarik pembeli dan menjadikannya kaya raya. tetapi semua itu tak.mudah, karena akan ada konsekwensi yang harus ia terima. ikuti kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-26

Susi tercengang. Bahkan gadis itu baru menyadari jika Tini salah satu rekan mereka juga telah menghilang sejak malam tadi.

"Eh, iya, ya. Kok aku baru nyadar kalau Ratu gak ada? Apa karena terlalu capek bekerja sehingga tidak memperhatikannya," guman Susi sembari berfikir.

"Emangnya kamu tidak dengar kalau semalam dia pamitan mau pulang?" tanya Rindu pada Susi.

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Enggak, emangnya kapan dia ngomong begitu?" tanya Susi balik.

"Hah, kamu ini, udahlah," Rindu menyela, lalu melanjutkan pekerjaannya.

Tak berselang lama, Rama terbangun dari tidurnya. Ia tak melihat sang istri diranjang, entah kemana wanita itu, sehingga sudah menghilang dari kamar.

Ia beranjak dari ranjangnya, lalu menuju kamar mandi yang terdapat didalam kamarnya. Setelah selesai, ia mengenakan pakaiannya dan sebuah kaos oblong serta celana jeans dibawah lutut menjadi pilihannya hari ini. Ia merasa sangat tampan hari ini.

Ia menuju dapur, dan melihat pekerjanya yang sedang bekerja. "Kenapa tinggal bertiga? Kemana si Ratu?" tanya Jaka. Sebenarnya ia sedang mengincar gadis bertubuh semok itu, tetapi pagi ini sudah tidak terlihat.

"Oh, tidak tahu, Pak. Kami juga sedang mencarinya," Rindu menyahut.

Rama mengerutkan keningnya, ia terlihat berfikir, tetapi tersenyum kemudian, entah apa yang ada dibenaknya saat ini.

"Pak," Susi mencoba memberanikan dirinya.

"Ya," sahut Rama.

"Apakah bapak tidak berniat menambah pekerja? Kami sangat lelah bekerja hanya bertiga." gadis itu terlihat protes sembari mengaduk rendang yang hampir matang.

Rama tampak diam. "Nanti saya bicarakan dengan istri saya. Kalau begitu saya tinggal dulu," ucapnya dengan santai.

Ia keluar rumah, tetapi ia dikejutkan oleh sebuah mobil Alphard hitam yang terparkir didepan rumah. Ia tampak tercengang, lalu kembali masuk kerumah dengan langkah terburu-buru.

"Hei, kalian tau itu mobil siapa? Tanya Rama pada ketiga pekerjanya.

"Ya mobil ibulah, mobil siapa lagi emang? Gak mungkin mobil saya," jawab Rindu dengan cibiran.

"Kuncinya dimana?" tanya Rama tak sabar.

Ketiganya saling pandang. "Ya mana kami tau, tanya sama ibu," jawab Susi.

Rama sedikit manyun, lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Nadira.

"Hallo, Sayang. Kamu lagi dimana?" tanya Rama dengan nada seromantis mungkin saat panggilan teleponnya tersambung.

"Lagi ada urusan bisnis, emangnya ada apa?" tanya Nadira

"Itu mobil baru yang parkir didepan rumah, kuncinya ada dimana?" Rama semakin begitu lembut akan nada bicaranya.

"Oh, itu. Kuncinya dimeja rias, cari saja disana!" jawab Nadira, lalu mematikan ponselnya sepihak.

Rama tersentak kaget. Ia merasa jika Nadira tidak lagi menghargainya, tetapi masa bodoh, sebab ia ingin mencoba mobil baru tersebut. Pastinya ia akan terlihat gagah dengan mobil tersebut.

Pria itu bergegas menuju kamar, lalu ke meja rias dengan tak sabar. Ia mencari kunci mobil yang diinginkannya, benar saja, kunci itu ada disana dan terlihat sama dengan nama productnya.

Ia bergegas meraihnya, lalu menuju mobil dan mengendarainya.

Sepanjang perjalanan ia merasa sangat hebat dan juga angkuh. Ia tanpa sengaja melihat warung kopi milik Nila yang sedang ramai dikunjungi oleh para pria yang sukanya nongkrong tanpa bekerja.

Rama sengaja berhenti disana, lalu turun dengan sikap yang sombong.

Ia melangkah memasuki warung. "Wah Rama. Mobil baru terus," celoteh Budi, sembari memanikan caturnya.

"Iya, donk. Rama yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu ditendang, sekarang aku disayang," jawab pria itu sembari bernada.

"Ellleeeh, sombong banget lu. Kalau emang kaya beneran, coba bayarin kita-kita yang ada disini," Dono ikut menimbrung.

"Hello, gini ya Kang Dono. Kalau cuma bayarin kopi kalian yang ada disini mah gampang. Warung sekalian mbak Nila juga bisa saya bayarin sekarang!" Rama mengambil dompetnya, lalu memperlihatkan isi dompetnya yang penuh dengan uang lembaran berwarna merah.

Seketika mereka tercengang dan merasa jika baru kali ini melihat uang sebanyak itu.

"Wuuuuuiiih... Banyak bener uang lu, Ram. Kamu jual narkoba ya?" sindir Budi lagi.

Rama menutup dompetnya, lalu menatap pria itu dengan tajam. "Eh, Kang. Saya jualan sate dan juga rendang, bukan jualan narkoba!" ucapnya menegaskan.

"Mbak Lina, ini saya bayarin semua kopi dan saya tambahi buat camilannya, kasihan lama nongkrong disini, tapi cuma pesen kopi doank tanpa camilan, kasihan kan gorengan mbak Lina nganggur." Dua lembar uang ratusan ribu ia lemparkan ke atas meja, lalu meninggalkan warung dengan cepat.

Ia kembali ke mobilnya dan mengemudi dengan bangga.

Saat bersamaan, ia melihat seorang janda muda tanpa anak sedang berjalan membawa payung karena cuaca yang sangat panas.

"Raisa," gumannya dengan lirih.

Ia masih mengingat bagaimana Janda itu pernah ia rayu saat Nadira pergi selama sebulan dikota, tetapi ia ditolak karena tak memiliki uang.

Ia tersenyum licik. Lalu mobilnya menepi dan berhenti tepat disisi wanita muda yang mini menjanda karena suaminya pergi bersama wanita lainnya.

Wanita muda itu tampak bingung melihat siapa yang turun dari mobil. "Kang Rama?" tanyanya dengan tercengang. Ia sudah mendengar jika pria itu menjadi kaya raya dengan mendadak, tetapi baru kali ini ia benar-benar bertemu.

"Ehemm... Kamu mau kemana?" tanyanya dengan nada yang selembut mungkin.

"Mau le warung, Kang. Beli beras," jawabnya dengan lirih.

"Kasihan sekali kamu berjalan panas-panasan. Kalau kamu tidak menolak, saya ingin mengajakmu berbelanja ke toko sembako yang ada dipinggiran kota, kamu boleh berbelanja apa saja," ucap Rama dengan taktik rayuan buaya daratnya.

"Saya takut nanti mbak Nadira marah," jawab Raisa malu-malu.

Rama terkekeh. "Gak perlu takut. Karena jima diam-diam saja, maka itu lebih baik," bisik Rama ditelinga sang janda.

Seketika wanita itu merasakan desiran hangat ditelinganya. "Beneran ini?" tanya sang janda dengan rasa berbunga. Bagaimana tidak, ia baru pertama kalinya menaiki mobil mewah. Kehidupan dikampung tidaklah sama seperti dikota, dimana memiliki mobil adalah barang mewah.

Raisa bergegas naik kedalam mobil, lalu disusul oleh Rama yang tampak berlonjak girang. Ia mengemudi dengan perasaan yang tak terkira.

Sudah terbilang lama ia tak bercocok tanam, sebab sawah milik Nadira sangat bau, sehingga ia merasa sangat mual saat berdekatan dengan sang istri.

"Kang Jaka sekarang sudah kaya raya, ya?" ucapnya dengan malu-malu dan debaran didadanya begitu kencang, sebab ia bisa merasakan naik mobil.

"Tentu donk. Akang bisa belikan apa saja yang kamu mau," jawabnya dengan begitu sumringah.

"Bener, Kang?" Raisa terlihat sangat berbinar.

"Tentu saja. Apa sih yang enggak buat kamu, Rai." Rama mengedipkan mata kanannya.

Hati Raisa sang janda muda semakin berbunga-bunga. Ternyata begitu mudahnya menaklukkan hati wanita.

"Tapi ada syaratnya" Rama melirik sang janda.

"Apa, Kang?"

"Biasalah, masa gak tau. Akang mau apem kamu, kita ke hotel, ya," jawab Rama.

1
Ajeng Sripungga
Luar biasa
V3
Like + Hadiah Bunga + Vote sdh meluncur di akhir Bab 😘😘
V3
laach ... dh HBS ja cerita nya ,,,, akhirnya Nadira mati jg di tangan peliharaan nya sndri.
mati dalam keadaan Kusnul Khotimah.
semoga kita semua nya di jauhi dr perbuatan syirik , keji dan mungkar 🤲 Aamiin Yaa Rabbal Allamiin 🤲
❤Lembayung Jingga❤: aamiin...
total 1 replies
V3
duuuh .... aku ikut deg degan nih ,,, berharap Silvi dkk dpt selamat dr Iblis Nadira 😱😱😱
naas bgt nasib nya Rama , akhirnya mati di tangan bini nya dh keji bersama selingkuhan nya 🤦
mayat orang di bilang barang , jd barang dagangan 🤣🤣🤣
Leona Night
ih ngeri
Leona Night
kayak kena penyakit kelamin
Leona Night
Mau aja sama rama yang mata keranjang
Leona Night
ngeri
Leona Night
kasihan Ratu
Leona Night
mereka apes kerja di sana
Leona Night
daging siapa lagi itu
Leona Night
semoga selamat gak jadi tumbal
Leona Night
jadi rendang
Leona Night
semoga silvi selamat
Leona Night
kasihan lia
Leona Night
kasihan ayah ibu ranti
Leona Night
bau anyir pelaku tumbal...ih ngeri
Leona Night
tumbal tersamar seperti serangan macan
Leona Night
Semoga kekepoan Silvi tidak menjebaknya jadi korban berikutnya
Leona Night
nadira jadi lupa daratan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!