Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdebat
Seperti biasa keluarga Steven berkumpul di ruang makan, terlihat Grace sedikit murung.
"Nak, ayo makan." bu Maria mencoba membujuk Grace agar mau makan, tapi Grace hanya daim dan ngga mau membuka mulut nya.
"Sayang makan suapin sama papah ya?" Steven ikut membujuk nya, tapi Grace tetap dengan pendirian nya.
Dengan penuh kesabaran bu Maria dan pak Agam terus membujuk Grace agar mau makan.
Stev melihat jam yang melingkar di tangan nya, dan jam sudah menunjukan jam berangkat kerja.
"Mah, tolong bujuk terus Grace untuk makan, soalnya aku ada meeting jam sembilan." Steven merasa ngga enak dengan ibu nya, karena hampir setiap hari Steven meminta bantuan ibu nya untuk mengurus Grace.
"Makanya cepat cari calon ibu buat Grace, biar Grace nya ada yang ngurus, kamu nya ngga keteteran seperti sekarang." setiap membahas Grace, pasti selalu ada perdebatan.
"Kan Selena sudah mau menjadi ibu nya Grace, kalian saja yang ngga merestui hubungan kita." Steven kekeh dengan pendirian nya dan berpikir kalau Selena cocok untuk jadi ibu sambung nya Grace.
"Selena lagi, Selena lagi, memang nya di dunia ini wanita cuma ada Selena, buka lebar-lebar mata kamu, dia itu bukan calon ibu yang baik buat Grace." bu Maria sangat kesal sekali dengan Stev yang selalu mempertahankan Selena.
"Sudah, kalian ini setiap pagi selalu berdebat, dan perempuan itu lagi yang selalu jadi bahan perdebatan kalian berdua." pak Agam mencoba melerai nya,karena setiap ibu dan anak itu berdebat pak Agam lah yang selalu menjadi wasit untuk kedua nya.
"Ya sudah aku berangkat kerja dulu." Stev mengalah dan memilih untuk pergi ke kantor.
"Sayang, makan dan berangkat sekolah sama nenek ya? papah ada meeting soal nya." Garce hanya mengangguk pelan.
Steven pergi setelah pamit kepada kedua orang tua nya dan juga Grace.
"Kelakuan nya dari dulu ngga pernah bisa di bilangin, kejadian sama Brenda tidak di jadikan sebagai pembelajaran." bu Maria terus mengomel padahal Steven sudah berangkat ke kantor nya.
"Sudah lah bu, nanti darah tinggi ibu naik lagi, setiap pagi ngomel saja kerjaan nya."
"Bagaiaman tidak ngomel, kelakuan anak kamu seperti itu, dari dulu ngga pernah bisa mencari pasangan hidup."
Bu Maria terus saja menumpahkan kekesalan nya, hingga Grace menyentuh tangan nya.
"Nek, aku tidak berangkat sekolah ya? Aku pusing." ucap Grace dengan bahasa isyarat nya.
"Kamu pusing nak? kalau begitu kita pergi ke dokter." bu Maria khawatir dan langsung akan membawa Grace ke dokter, tapi Grace menolak nya dengan cara menggelengkan kepala nya.
"Kita ke dokter ya sayang? Kakek antar kamu, kakek ngga sibuk kok hari ini." pak Agam membantu bu Maria membujuk Grace, tapi Grace tetap menggelengkan kepala nya.
"Ya sudah kalau begitu Grace tidur saja, tapi Grace harus makan dulu ya sayang, ngga apa-apa sedikit juga, habis itu Grace minum obat bagaimana?" dengan lemah lembut bu Maria membujuk Grace.
Grace mengangguk tanda dia mau makan dan minum obat, tidak menunggu lama bu Maria langsung mengambil makanan dan menyuapi Grace.
Steven mengambil ponsel nya dan menghubungi Selena.
"Sayang, semalam kamu pulang tidak?" tanya Steven sambil duduk bersandar di jok belakang.
"Ya sudah kalau begitu aku kerja dulu, kalau bisa nanti siang kamu ke rumah ajak main Grace." Selena yang kesal hanya mengucapkan iya lalu memutuskan panggilan nya.
"Selena cantik dan baik, kurang apa lagi sih mah, kenapa sampai detik ini mamah tidak merestui hubungan aku dan Selena." Steven memijit pelipis nya, dia dibuat pusing dengan masalah restu dari ibu dan anak nya tentang hubungan nya dengan Selena.
"Grace lagi, Grace lagi, terus saja yang di pikirkan dia, kamu tidak perduli dengan aku, yang kamu perduli kan hanya Grace dan Grace." gumam Selena dengan raut wajah kesal nya lalu melemparkan ponsel nya ke atas kasur.
"Kenapa? Masalah anak nya lagi?" Fajar memeluk Selena dari belakang lalu mencium tengkuk Selena membuat tubuh Selena kembali meremang.
"Siapa lagi kalau bukan anak nya."
"Sudahlah kalau lagi bersama aku kamu lupakan mereka, kamu lupakan semua nya, kita nikmati kebersamaan kita penuh dengan cinta." kembali Fajar mencium tengkuk dan leher Selena.
"Aku lapar, jam sarapan sudah lewat." sebenar nya hasrat untuk bercinta kembali di rasakan oleh Selena, tapi karena perut nya yang lapar, akhir nya Selena menahan hasrat nya itu.
"Ya sudah aku beli makanan di depan dulu, kamu tunggu di sini." Fajar memakai baju nya kembali lalu pergi ke luar untuk membeli sarapan.
Selena melihat-lihat sekitar apartemen nya, dia membuka kulkas tapi yang ada hanya buah-buahan saja, Selena hanya mengambil anggur dan menyantap nya.
"Rapih juga apartemen nya, oh iya aku sudah melakukan nya beberapa kali tapi kenapa sampai sekarang aku belum tahu nama nya." Selena duduk di sebuah sofa yang ada di ruang tengah.
Mata Selena menatap sebuah poto yang terpampang di dinding, terlihat seorang pria dan wanita sedang saling menatap.
"Pasti ini pacar nya dia, tapi kenapa di poto nya harus dari samping sih, kan jadi ngga jel;as wajah nya." gumam Selena sambil terus menatap poto tersebut.
"Lagi ngapain?" tanya Fajar yang baru masuk sambil menenteng makanan dan satu paper bag.
"Ini pacar kamu?" bukan nya menjawab, Selena malah balik bertanya kepada Fajar.
"Iya, sudah mau lima tahun kita pacaran." Fajar menyimpan makanan di atas meja.
"Kenapa pose nya kurang mesra?' Grace duduk dan membuka makanan yang di bawa Fajar.
"Dia memang seperti itu, makanya aku bosan sekarang pacaran sama dia,"
"Kalau bosan kenapa ngga di putusin saja? Buang-buang waktu saja." entah kenapa di hati Selena ada rasa cemburu menghinggapi.
"Karena aku sangat mencintai nya." ucap Fajar tersenyum sambil menatap poto dirinya dengan Raya.
"Apa itu?" Selena mengalihkan pembahasan karena hati nya merasa sedikit sakit ketika Fajar mengucapkan kalau dia sangat mencintai pacar nya itu.
"Ini baju beserta dalaman nya untuk kamu."
Selena tersenyum sambil membuka paper bag nya.
"Pintar juga cari model baju buat aku, aku suka, makasih ya." Selena mencium pipi Fajar sebagai tanda terima kasih nya.
"Oh iya aku sampai lupa, kita belum kenalan." ucap Selena sambil menikmati sarapan yang di belikan Fajar.
"Aku Fajar, panggil sayang juga boleh." ucap Fajar dengan bibir tersenyum.
Selena hanya tersneyum sambil menatap Fajar, "Aku Selena." mereka berdua menghabiskan sarapan nya seperti layak nya suami istri.
tapi kalau novel istri tidak percaya suami tetap juga suami yang salah karena tidak bisa menjaga kepercayaan istri (hilang tu asas kepercayaan antar pasangan yang dibanggakan wanita)