NovelToon NovelToon
Jangan Menangis Bunda

Jangan Menangis Bunda

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:3M
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

🏆🥈Juara 2 YAAW S 10
" Aku akan melakukan apapun untukmu. Meski harus kembali menemui pria itu. Hidupmu adalah hidupku. Bunda mohon bertahanlah sayang. Hanya kamu hidup bunda nak. "

Akibat kesalahan semalam yang dia perbuat Kaluna melahirkan seorang putra yang ia beri nama Taraka. Ia membesarkan Tara seorang diri, namun hancur hati Kaluna saat dokter memvonis putra nya yang berusia 5 tahun ini dengan penyakit yang mengancam nyawa.

Kesehatan Taraka semakin memburuk. Dengan berat hati ia pun Akhirnya pergi mencari pria tersebut agar putranya bisa hidup lebih lama.

Bagaimana reaksi si pria saat tahu dia ternyata memiliki putra dari wanita yang bahkan sama sekali tidak dikenalnya itu?
Akankah hidup Taraka terselamatkan?

Folow IG author @anns_indri
Kalau suka jangan lupa tinggalkan like setelah membaca. Terimakasih. Like Anda dukungan terbesar bagi penulis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JMB 05. Bukan Salah, Hanya Kurang Tepat

Wajah sendu dan tangis pilu terdengar dari kamar gadis yang make up nya sudah mulai luntur tersebut. Ia sungguh tidak menyangka, acara yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa tiba-tiba gagal dan bahkan bisa dibilang berantakan. Beruntung tamu yang datang hanyalah dari keluarga dekat jadi rasa malu dan kabar gagalnya pertunangan itu tidak sampai kemana-mana.

" Maaf sepertinya saya tidak bisa melanjutkan pertunangan ini, saya benar-bena minta maaf. Saya harus memastikan satu hal terlebih dulu, Beri saya waktu untuk itu."

Untaian kata yang diucapkan Yasa benar-benar mengejutkan semua pihak. Bukan hanya dari pihak perempuan, bahkan ayah dan ibu Yasa serta keluarga besar Dwilaga sangat terkejut. Hasna pun sampai pingsan dengan apa yang dikatakan putra nya secara tiba-tiba tersebut.

" Dasar! Jika belum siap mengapa meminta pertunangan. Jangan mentang-mentang keluarga kaya jadi seenaknya sendiri!"

Septian Prasojo, ayah dari Ciara itu mengerangg marah dengan ulah calon menantunya itu. Bagaiman tidak marah, jika semua yang sudah dipersiapkan tiba-tiba digagalkan begitu saja. Malu, pasti. Di tempatnya bekerja, Septian dengan bangga mengatakan bahwa anaknya akan segera menjadi menantu keluarga Dwilaga. Dan kini, Septian merasa semuanya seakan menguap. Dengan dibatalkan pertunangan ini Septian pun merasa kedepannya tidak akan menjadi bagus.

Septian terus saja mengomel. Laila Humaira, sang istri mendengus kesal kepada suaminya tersebut. Bukannya menenangkan putrinya, Septian malah sibuk sendiri dengan pemikirannya.

" Pah cukup, apa papa tidak lihat siapa yang disini paling merasa sakit? Ciara pa."

Septian langsung melihat ke arah sang putri, sedari tadi tangis gadis itu belum juga usai. Septian langsung menghampiri putrinya dan memeluk nya dengan erat.

" Putri papa, maafkan papa ya nak. Tapi sayang, apa sebelumnya kamu sudah memastikan bahwa Yasa benar-benar menginginkan pertunangan ini?"

Ciara seketika menghentikan tangisnya. Ia mengingat kembali beberapa waktu lalu tentang keputusan pertunangan ini. Yasa memang setuju untuk bertunangan, tapi pria itu tidak pernah mengatakan bahwa dirinya siap untuk menikah. Tidak ada kata-kata dari Yasa yang meminta Ciara untuk menikah.

" Kak Yasa memang tidak pernah meminta ku untuk menikah, tapi dia setuju saat Om Radi mengatakan untuk kita bertunangan."

Septian dan Laila saling pandang lalu sama-sama membuang nafasnya dengan kasar. Jika ditelaah sepertinya Yasa belum siap untuk ini.

" Jikalau begitu, Yasa mungkin belum siap untuk ini. Apa kamu mencintai nya?"

Pertanyaan Laila dijawab dengan anggukan kepala oleh Ciara. Cinta? sangat, bahkan semasa kuliah gadis itu sudah jatuh hati terhadap Yasa. Dosen muda nan cerdas yang menjadi profesor di usia nya yang muda itu selalu tersenyum terhadap siapapun. Ramah dan supel, setiap senyum nya mampu menggetarkan hati Ciara. Mungkin bukan hanya Ciara tapi hati setiap gadis yang melihat senyumnya.

" Jika begitu maka tunjukkan ketulusanmu kepadanya. Mungkin benar apa yang dia katakan bahwa masih ada hal yang harus diurus. Jika cinta, maka bersabarlah untuk menunggu sambil terus memperlihatkan cinta mu kepada nya."

Ciara mengangguk, setiap kata yang keluar dari bibir mama nya membuat gadis itu merasa tenang. Ciara bertekad untuk terus memberikan cinta nya kepada Yasa. Ia sebenarnya sadar jika Yasa belum memiliki hati kepadanya, maka dari itu tugas nya kini meraih hati pria itu. Pria yang sopan, ramah, dan supel itu ternyata hatinya tak semudah sikapnya.

" Bagaimana Sep? Apa Ciara baik-baik saja?"

" Dia sudah tenang. Mas Raf, Mbak Van, terimakasih untuk semua bantuannya. Mas dan mbak pulang aja untuk istirahat. Aku mohon jangan sampai cerita ini sampai kemana-mana."

" Jangan mengkhawatirkan itu, tenang saja. Salam buat Ciara dan istrimu. Kami pamit dulu."

*

*

*

Di kediaman Radian Nareen Dwilaga suasana masih sedikit memanas. Radi jelas marah dengan kelakuan sang putra. Pria paruh baya itu tak habis fikri eh pikir dengan apa yang diperbuat sang putra.

Sedangkan Yasa, ia tentu terima saja dengan semua kemarahan sang ayah. Ia sadar bahwa ini semua adalah kesalahannya.

" Ya Allaah Yas, bagaimana kamu bisa berbuat sepeti itu hah! Ayah tanya, apa ayah memaksamu untuk melakukan pertunangan itu? Memang ayah yang memintanya, tapi bukankah ayah sudah menawarkan kepadamu? Jika kamu tidak siap, maka ayah pun juga tidak memaksa. Tapi kamu mengatakan kamu siap. Tapi ini apa! Ayah tidak pernah mengajarimu untuk menyakiti hati perempuan Yas."

Radi benar-benar dibuat frustasi. Pria itu jika marah benar-benar sangat menakutkan. Andra sang adik pun mendekat ke arah kakaknya dan mencoba untuk menenangkan.

" Kak, sudah. Ayo bicara dengan kepala dingin. Inget, kolesterol dan gula darah."

" Andraaaa!!!"

Andra terkekeh pelan. Hanya Andra yang berani melakukan itu kepada sang kakak. Mereka yang lain ingin tertawa tapi tak berani sehingga hanya menahannya saja.

" Paman!"

" Kak!'

Suara Dika dan Nataya terdengar berteriak bersama. Semua mata langsung menuju kepada dua ayah dan anak itu.

" Kak, kita harus bawa Kak Hasna ke rumah sakit. Dia mengalami sesak napas."

Radi tentu terkejut, tadi istrinya itu memang pingsan tapi sudah siuman. Tapi mengapa tiba-tiba sesak napas, padahal sang istri tidak memiliki riwayat penyakit ISPA. Tidak ingin banyak berprasangka Radi langsung menggendong sang istri diikuti oleh Dika dan Nataya untuk menuju ke rumah sakit.

Wajah Yasa tentu saja langsung pias mengetahui keadaan sang ibu. Ia hendak berlari masuk ke mobil namun ditahan oleh Silvya. Bibinya itu meminta kunci mobil dari tangan Yasa.

" Biar bibi saja yang mengemudi. Kau duduklah di samping. Nai, bawa Neha dan Nayaka pulang dulu. Andra bawa Zanita dan Zara pulang dulu. nanti jika sudah kembali. Jani, kamu juga ya."

" Baik Kak."

" Baik Ma."

Andra, Rinjani, dan Naisha mengangguk patuh dengan instruksi Silvya. Mereka kemudian menaiki mobil masing-masing dan menuju rumah mereka.

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Yasa tidak henti-hentinya berdoa agar ibu nya baik-baik saja. Silvya bisa melihat ketakutan dan kekhawatiran dalam wajah sang keponakan. Ia lalu menggenggam tangan Yasa dan mengangguk kecil. Mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.

" Bibi, apakah apa yang kulakukan adalah salah?"

Silvya tersenyum, ia tentu tidak tahu alasan pasti keponakannya melakukan hal tersebut. Tapi ia yakin, Yasa pasti memiliki alasan tersendiri mengapa melakukan sesuatu yang membuat semua orang terkejut itu.

" Bukan salah, hanya kurang tepat nak. Bibi tahu kamu pasti punya alasan tersendiri. Akan tetapi seharusnya kamu mempertimbangkan sebuah keputusan itu matang-matang. Kamu seorang profesor muda yang cerdas. Seharusnya kamu bisa berpikir secara rasional. Jika Yasa bertanya apa hubungannya profesor dengan kondisi mu saat ini, jelas berhubungan. Kamu sering melakukan studi kasus untuk penelitian mu, jika kamu tidak bisa menggunakan seluruh hatimu setidaknya kamu bisa menggunakan otak dan pikiranmu untuk mempertimbangkan setiap keputusan termasuk mengenai kehidupanmu kedepannya."

TBC

1
komalia komalia
ternyata bulak balik bek ketemu nya masih tetalin keluarga juga
komalia komalia
dasar wanita modusa
komalia komalia
udah cembuker aja tuh
komalia komalia
terima aja kalau engga mau kadih aja buat kucing
komalia komalia
yang nsnggung dosa Yang sudsh ngejebak kalian berdua
Sella Darwin
Lumayan
komalia komalia
kenapa ko bisa hamil dan yasa bisa enga tau apa di jebak di kasih obat tidur
komalia komalia
aku lanjut kesini kisah nya dira anak nya mas dika aku lewat soal nya kalau masalah peperangan aku kurang suka,dan sama kisah kolosal aku kurang srek baca nya ma,af yah thor
Ria Lita
moga2 cepet terbongkar biang kerok nya
Ria Lita
ih jahat juga ya Clara semoga Clara cepat dapet karma nya orang jahat pasti akhir nya dinjahayin juga
Ria Lita
yaaa Klara kok gak puas ya gangguin kaluna awas Lo kena batu nya baru nyahoooo lu
Ria Lita
semoga saja Zion gak mau lagi Ama Klara gak cocok lah Klara nya julid sih
🌺Ulie
Luar biasa
Ria Lita
oke Tara Memang pintar buat ayah sama bunda mu bersatu
Ria Lita
ya sudah Yasa kan SDH mutusin mau dgn kaluna Ciara tinggal dong masaau dua duanya
Ria Lita
jadi sedih
Ria Lita
Alhamdulillah semoga cepat ketemu ya Tara dgn Yasa biar Tara bisa sembuhkan
Jasmin Melor
Luar biasa
Danny Muliawati
beli hp d no baru
Danny Muliawati
jangan2 kaluna hamil ya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!