Setelah akadnya bersama sang suami, Aleta mengetahui fakta yang menyakitkan. Laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suaminya ternyata selama ini mengkhianatinya. Lebih menyakitkan lagi selingkuhan dari sang suami yakni orang terdekatnya. Aleta hancur, hidupnya tak berati lagi, namun ia tak ingin hidupnya sia-sia untuk laki-laki yang telah mengkhianatinya. Ia bersumpah akan membalas rasa sakitnya kepada kedua orang yang sekarang menjadi incaran atas rasa sakit hatinya.
Namun siapa sangka? setelah mendapatkan kehancuran dalam hidupnya, Aleta justru dipertemukan dengan seorang laki-laki yang akan merubah hidupnya, ia juga yang membantu Aleta membalaskan dendam.
Arfandra Nanggala, laki-laki mapan,tampan, juga sangat pintar dalam bersandiwara, menyembunyikan setatus dirinya juga termasuk bagian dalam sandiwara Arfandra.
"Kamu tidak ingat perjanjian kita diawal?"
"Untuk sekarang aku masih ingat, tapi tidak tahu ke depannya."
Damn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 11
Sepertinya dewi fortuna memang sedang berpihak kepada Aleta. Buktinya ia bisa menghindar dari Dipta sekarang, bahkan gadis itu tanpa tahu malunya tadi naik ke atas motor orang yang tidak dikenalinya.
Jika itu orang jahat, maka habislah Aleta, dan mungkin itu azab Aleta yang sudah berbohong kepada suami, atau karena selama ini Aleta menolak dan malah sengaja menghindar dari ajakan Dipta.
Sssttt
Tiba-tiba motor yang dikendarainya berhenti mendadak, Aleta terdiam dengan perasaan bingung.
Bodoh. Kalua Aleta masih bingung, sudah pasti orang yang ditumpanginya sengaja menghentikan laju motornya, apa lagi penumpangnya tidak dikenali.
"Bisa turun dari motor saya?" suara itu akhirnya terdengar.
Aleta menurut dengan turun dari atas motor. "Maaf, tadi itu saya darurat," ujarnya merasa tidak enak.
Laki-laki si pengendara motor menoleh. Ia mengamati Aleta yang kini sedang memasang wajah bengongnya. Bagaimana bisa Aleta tidak terkejut sementara laki-laki yang dimintai tolong olehnya ternyata OB baru yang mempunyai 2 kejadian dengannya.
"Mata itu," ujar Aleta dalam hatinya.
Mata hitam legam itu kembali menatap manik mata Aleta, entah kenapa Aleta tidak merasa takut sama sekali, justru Aleta mempunyai rasa ketertarikan sendiri setiap kali menatap mata hitam di depannya.
Pantas saja sepanjang perjalanan tadi bau harum khas seorang pria dewasa tercium di hidungnya. Rupanya memang laki-laki yang diidamkan oleh Milo temannya.
"Kenapa bisa?" ujarnya lagi semakin lekat menatapnya.
Bagaimana bisa seorang laki-laki biasa mempunyai mata hitam legam nan tajam seperti sosok pria yang sering Aleta lihat difilm-film. Aleta benar-benar menemukannya, namun bedanya ia merupakan seorang OB di kantornya yang memiliki postur tubuh tegap dan tinggi sama persis seperti seorang pengusaha sukses di film yang dilihatnya.
"Enggak-enggak," tanpa disadari Aleta menggelengkan kepalanya karena pikirannya yang terlampau jauh.
"Kamu sehat kan?" tanya laki-laki di depannya.
Seketika Aleta terhenyak. "Makasih untuk tumpangannya," ujar Aleta tersenyum tipis, sebelum akhirnya ia berbalik badan berniat untuk pergi.
Bahaya kalau Aleta masih dekat dengan laki-laki itu. Aleta merasa menjadi bukan dirinya, gila, Aleta memang gila jika merasa demikian, atau karena tekanan masalahnya sampai membuat gadis itu demikian.
Sial, baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba hujan turun, belum terlalu deras memang, tetapi Aleta merasa sial karena ia kini berada di tengah jalan Aleta mendongak kesal ke arah langit yang jauh di atas sana. Tadi ia sangat yakin jika langit tidak akan menurunkan air hujan, tetapi tiba-tiba air itu turun disaat yang tidak tepat, mau tidak mau Aleta harus kembali meminta bantuan dengan OB tadi.
Tubuhnya kembali berbalik, Aleta dibuat terkejut karena motor milik OB tadi masih berada di tempatnya, tetapi dimana yang punya?
"Kemana tuh orang?" Aleta melihat ke sekeliling. Barulah matanya melotot saat melihat OB tadi sedang mendekat ke arah seorang kakek yang berada di pinggir jalan.
Kakek tersebut terlihat berjualan buah, yang jika dilihat pun buahnya seperti sudah tidak layak, mungkin karena jarang ada yang membeli dan sudah dijual berhari-hari membuat buah tersebut tidak segar lagi. Biasanya orang-orang akan lebih memilih beli di pasar atau dari orang yang lebih muda, setahu Aleta seperti itu.
Lagi-lagi tindakan dari OB itu membuatnya melotot saat tiba-tiba OB tersebut memberi uang berwarna merah cukup banyak, dari tebalnya uang tersebut yang Aleta lihat, kisaran satu juta atau bahkan bisa lebih.
"Gue nggak sala lihat kan?" gumamnya mengucek matanya.
OB tersebut melangkah ke arahnya, seakan terhipnotis dengan keadaan, Aleta masih berdiri di tempatnya, matanya mengikuti gerak-gerik OB tadi sampai naik ke atas motornya.
Merasa diperhatikan oleh gadis di sebelahnya. OB tersebut menghela napas sebelum bersuara.
"Naik kalau masih darurat," ujarnya.
Aleta mengerjap, kenapa OB tadi tiba-tiba bersikap beda, masih ingat Aleta saat OB itu mengguyurnya dengan air, ketika meminta maaf OB tadi mengatakannya dengan embel-embel 'mba'.
"Jalan kenanga indah nomor 35." Aleta menyebutkan tempat tinggalnya.
Bukan rumahnya sekarang dengan Dipta, tetapi rumah kedua orang tuanya. Tidak ada jawaban dari OB tersebut, tetapi dari laju motornya jelas jika mereka menuju ke alamat yang disebutkan oleh Aleta.
Sampai akhirnya keduanya sampai di depan rumah kedua orang tua Aleta. Gadis itu turun dan kembali mengucapkan terimakasih.
"Lain kali bawa helm untuk berjaga-jaga," ujar OB tersebut seketika membuat Aleta melongo, sebelum akhirnya mengangguk dan kembali mengucapkan terimakasih.
Benar kata Mili, meskipun hanya seorang OB tetapi laki-laki di depannya ini terlihat sangat menarik, bahkan terbilang cukup misterius. Irit bicara namun ketika bicara penuh akan makna, sejauh ini Aleta menilanya seperti itu.
"Hati-hati," ujar Aleta yang tidak mendapat jawaban dari OB tersebut.
Tepat ketika Aleta membalikan tubuhnya. Ia dikejutkan dengan adanya Alesa yang sedang berdiri seraya menatap ke arahnya dari depan pintu.
"Tata, kamu pulang sama siapa?" tanya Alesa saat Aleta melewatinya.
"Kakak sendiri liatnya gimana?" tanya Aleta berbalik. Ia malas sebenarnya untuk menjawab pertanyaan Alesa padanya.
"Kaya seragam OB, itu OB di kantor kerja kamu? Serius kamu pulang bareng Ob?" tanya Alesa bertubi-tubi.
Bahkan gadis itu mengikuti Aleta yang sudah mulai masuk ke dalal rumah.
"Nggak ada salahnya aku pulang sama OB, yang penting tuh OB bukan suami dari seorang istri kan?" celetuknya seketika membuat Alesa sempat terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya mengangguk.
"Oh ya? Bukannya tadi Dipta bilang mau jemput kamu?" tanya Alesa lagi.
Kali ini Aleta berhenti, ia menatap ke arah Alesa yang berdiri tidak jauh darinya.
"Kok kak Sasa tau?" tanyanya menyelidik.
"Ya tau lah, Dipta kan cerita sama aku, ya kali kita itu se kantor Tata," balas Alesa disertai tawanya.
"Sedekat itu sampai mau jemput aku aja harus lapor sama kaka?"
"Apa sih maksud kamu? jangan berpikir aneh ya Ta? Dipta cuma kasih tahu kakak bukan lapor," jelas Alesa tidak terima dengan apa yang Aleta katakan tadi.
"Ya bagus kalau gitu, setidaknya kakak tahu batasan sama suami dari adik sendiri," ujarnya berlalu.
Terlihat sudut bibir Aleta yang tertarik ke atas, dengan Alesa tahu jika ia sudah bekerja saja itu sudah menjadi bukti, Aleta belum memberitahu siapa-siapa tentany pekerjaannya termasuk kedua orang tuanya, tetapi Alesa seakan sudah tahu lebih tentangnya.
"Lho, Tata kamu sama siapa?" tanya mamanya ketika melihat kedatangan Aleta.
"Sendiri ma, kangen," ujarnya.
"Kamu ini, mama juga baru kemarin kan ke rumah kamu? Kenapa nggak sama Dipta?" tanya mamanya lagi.
Melihat kedatangan Alesa seketika membuat Aleta menghela napas dalam. "Kak Dipta sama cewek lain kali," celetuknya.
"Husss kamu ini, jangan sembarangan kalau ngomong." Mama Aleta mencubit dagu gadis itu lalu mencium pipinya.
"Telpon suami kamu sayang, nanti malam kita makan bareng di sini," titahnya diangguki oleh Aleta.
Menelpon Dipta? Yang benar saja. Aleta sesungguhnya sangat malas, tetapi melihat ada kesempatan emas di depannya untuk mengerjai dua-duanya, seketika Aleta lakukan.
mau tau Fandra berapa lama redmoon nya😁😁🤭🤭🤭
cm seminggu paling kl ga 9 harian laaah.
tp kan hbs itu lgsg bs unboxing kq😁😁
sabar ya mas Fandra😉
nanti bakal ada masa masa indah pernikahan sm Tata🥰🥰
kenapa ketahuan nya setelah menikah.....
Dasar Dipta buaya kadal buntung. udah punya istri hamil masing aja jajan sana sini. awas aja Alesa bakal kena penyakit nya ntr😌😌😌
di dukung kq mas Fandra biar Arfanda Junior nya segera rilis dan mba Tata jg jd lupa sama dendamnya. biar fokus aja sm dede emes nya🤭🤭