Bagaimana perasaanmu selalu dituduh mandul dan selalu diselingkuhi bahkan sang suami terus membawa pulang wanita yang berbeda-beda setiap harinya.
Hingga saat sudah tidak kuat lagi akhirnya Rialina menggugat cerai suaminya, sang suami yang mendengar itu tentu senang bukan main dan tanpa pikir panjang langsung menandatangani surat cerai itu.
Ayo simak kelanjutan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Sedangkan Farel diseberang telepon hanya bisa mengulum senyum mendengar ucapan Realina yang panjang itu. Setelah Realina berhenti baru Farel menyambunginya.
"Kalau aku memberitahu kamu pasti kamu tidak akan mau pindah ke mansion, aku juga membawa kamu tinggal ke mansion karena memang ada alasannya."
"Memang alasannya apa kamu membawaku ke sini mas?"
"Sudah kamu tidak perlu tahu yang terpenting kamu nyaman kan tinggal di sana?"
"Aku nyaman-nyaman saja mas, orang-orang disini pun ramah apalagi disini ada banyak snack dan tempat spa yang membuatku bertambah nyaman."
"Syukurlah kalau kamu nyaman dan suka dengan semua fasilitas yang aku buat untuk kamu."
"Benarkah kamu yang menyiapkan semua itu mas?"
"Iya siapa lagi memangnya."
Telepon hening, Realina tidak membalas perkataan Farel. "Rea kamu masih mendengar aku bicara kan?"
"Iya aku dengar kok mas."
"Rea kamu tahu aku saat ini rindu sekali denganmu."
"Kamu ngelindur mas?"
"Aku berkata jujur, aku sungguh sangat merindukan kamu coba saja pekerjaan ini selesai dalam satu hari mungkin aku akan segera pulang dan menemui kamu."
Realina yang mendengar itu pun senyum-senyum sendiri serta pipinya pun juga ikut memerah malu. Sungguh rasanya Realina juga rindu dengan kehadiran Farel tapi dia malu untuk mengatakannya.
"Kalau kamu rindu aku berarti kamu harus segera menyelesaikan pekerjaanmu agar bisa segera bertemu denganku."
"Apakah kamu merindukanku juga Rea?"
"Aku juga merindukanmu mas" ucap Realina pelan tapi masih mampu didengar oleh Farel, setelah itu Realina segera mematikan sambungan telepon karena malu.
"Haduh Rea kenapa kamu bisa berkata seperti itu kepada mas Farel sih nanti kalau dia pulang aku harus bagaimana? sungguh aku malu sekali" Realina menghempaskan tubuhnya ke kasur lalu menutupi wajahnya dengan bantal karena malu.
Realina terus menutupi wajahnya dengan bantal sampai-sampai dia tertidur. Realina kembali bangun saat sore hari, dia bangun karena kaget mendengar suara dering teleponnya sendiri. Setelah dilihat ternyata yang menelponnya adalah Rinta.
"Ada apa Rinta menelpon ku saat ini? mending tidak aku jawab saja mungkin dia cuman mengoceh tidak jelas."
Realina langsung mereject telepon dari Rinta, saat Realina akan pergi ke kamar mandi teleponnya kembali berdering yang menelponnya Rinta kembali, Realina pun berbalik kembali ke ranjang. Dengan malas Realina menjawab telepon Rinta.
"Hallo, kenapa Rinta?"
"Aku hanya mengingatkanmu saja untuk datang ke resepsi pernikahanku malam ini."
"Iya aku tidak lupa" jawab Realina malas.
"Dan jangan lupa untuk memakai baju yang bagus dan jangan malu-maluin, kalau kamu tidak bisa untuk membeli baju aku akan mengirimkan baju khusus untukmu" ucap Rinta sarat akan hinaan.
"Kamu tidak perlu repot-repot mengirimkan aku baju karena aku masih mampu membeli baju sendiri."
"Kamu jangan memakai baju yang sederhana ya karena resepsi pernikahanku malam nanti adalah pernikahan mewah kalau kamu pakai pakaian yang biasa saja pasti nanti kamu dikira pelayan."
"Kamu sudah selesai berbicara?" tanya Realina malas.
"Sudah, memang kenapa?"
"Kalau kamu sudah selesai berbicara aku matikan sambungan teleponnya" tanpa ba-bi-bu lagi Realina mematikan sambungan telepon.
Sesudah itu Realina kembali melanjutkan ke kamar mandi, Realina segera mandi dan bersiap-siap untuk ke resepsi Rinta dan Keanu. Baru selesai ganti baju pintu kamarnya diketuk beberapa kali. Setelah dibuka ternyata ada banyak pelayan yang berjejer di luar kamarnya.
"Kenapa ramai-ramai seperti ini?" tanya Realina bingung.
Meeya yang ada di sana pun maju, "nyonya kita akan membantu anda bersiap-siap."
"Tidak usah aku bisa siap-siap sendiri" tolak Realina halus.
"Ini semua atas perintah tuan Farel nyonya kalau anda menolak saya takut para pelayan akan terkena marah."
"Huft...ya sudah kalau begitu, ayo semua masuk ke dalam."
Para pelayan yang berjejer itu pun masuk dan membawa beberapa barang juga yang dibawa masuk ke dalam. Seketika kamar Realina yang bersih menjadi dipenuhi barang-barang mulai dari tas, sepatu hingga satu set alat makeup.
"Silahkan anda duduk tenang di meja rias nyonya" ucap seorang MUA yang akan merias Realina.
Realina pun menurut, dia mulai dirias oleh MUA itu hingga setengah jam. Setelah selesai dirias sekarang rambut Realina gantian yang ditata oleh hairstylist profesional. Selesai rambut sekarang kuku-kuku Realina yang dihias secantik mungkin. Sungguh Realina merasa sangat spesial hari ini, mulai dari spa dan pelayanan yang dia terima kali ini.
"Apakah sudah selesai semuanya?"
"Sudah selesai nyonya" ucap MUA.
"Astaga nyonya anda cantik sekali seperti malaikat yang baru saja turun dari langit, saya sampai pangling melihat nyonya yang seperti ini" ucap bi Meeya yang baru saja masuk karena saat Realina dirias tadi bi Meeya sedang di dapur mengurusi bahan-bahan makanan yang baru saja sampai.
"Kamu bisa aja memujiku seperti itu, aku menjadi malu" Realina tersenyum malu-malu.
"Oh iya nyonya silahkan anda memilih tas dan sepatu yang anda kenakan malam ini" bi Meeya menunjuk sepatu dan tas yang sudah terjejer rapi di atas ranjang Realina.
"Banyak sekali pilihannya."
"Tentu harus banyak nyonya agar anda bisa memilih dengan leluasa, barang-barang ini juga baru dibawa dari tokonya bisa saya jamin ini barang terbaru semua."
Realina melihat tas dan sepatu yang terjejer rapi yang masih ada di dalam kotak. Semua barang yang terjejer itu semua dari brand terkenal yang harganya sudah dapat dipastikan puluhan, ratusan hingga miliaran rupiah.
"Apakah aku pantas memakai barang ini?" gumam Realina.
"Nyonya berkata apa? saya kurang jelas mendengarnya? bisa anda ulangi nyonya?" tanya bi Meeya yang tidak mendengar jelas ucapan Realina.
"Bukan apa-apa bi" Realina tersenyum.
"Silahkan anda memilih nyonya karena sebentar lagi anda juga akan berangkat."
Realina mulai meneliti satu persatu tas dan sepatu berhak ada yang lumayan tinggi dan sedang. Akhirnya pilihan Realina jatuh ke tas Hermes Birkin Himalaya dan sepatu yang dipilihnya adalah sepatu berhak sedang berwarna hitam. Malam ini Realina tampil dengan anggun dan glamor.
"Nah sekarang penampilan anda sangat sempurna, sekarang anda tinggal berangkat saja. Bisa saya pastikan saat nyonya sampai di sana anda akan menjadi sorotan semua orang."
"Aku baru ingat saat ini aku belum memesan taksi online, haduh bagaimana ini?" Realina panik sendiri, mana disaat jam segini jalanan masih mancet pasti taksi akan lama datangnya.
"Kenapa anda repot-repot memesan taksi online? anda tidak perlu memesan taksi karena supir sudah menunggu anda di bawah."
"Ah..syukurlah" Realina bisa bernafas lega.
"Ayo nyonya anda segera berangkat takutnya nanti anda telat datang ke sana."