Mika dan Rehan adalah saudara sepupu.
mereka harus menjalani sebuah pernikahan karena desakan Kakek yang mana kondisinya semakin memburuk setiap hari.
penuh dengan konflik dan perselisihan.
Apakah mereka setuju dengan pernikahan itu? Akankah mereka kuat menghadapi pernikahan tanpa dasar cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pe_na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Mika dan Sahabatnya.
HAPPY READING...
***
Sebuah mobil berhenti di depan pagar rumah Mika. pemiliknya masih duduk di bangku kemudi sedangkan Mika langsung turun untuk membuka pagar besi itu. mempersilakan Sasa untuk memarkirkan mobilnya di Carport rumah minimalis berlantai 2 tersebut.
Hal pertama yang Karin dan Sasa lihat adalah cantiknya rumah milik sahabatnya itu. berada di sebuah kawasan perumahan yang aman dan cukup nyaman.
Ketika langkah kaki mereka perlahan masuk, mulut Sasa dan Karin tak berhenti untuk memuji.
tata letak interiornya benar-benar terarah. "Kau hebat Mik, tinggal disini sendirian..." ucap Sasa.
bahkan ia juga ingin memiliki rumah yang seperti ini suatu hari nanti.
"Kalian mau minum apa?" tanya Mika bersuara. karena sejak tadi Karin dan Sasa hanya sibuk memperhatikan isi rumahnya.
"Dimana kamarmu?" Karin bersuara.
sambil mengamati sekitar, gadis itu semakin berjalan lebih dalam masuk ke rumah Mika.
"Itu," tunjuk Mika pada sebuah pintu berwarna putih dimana kamarnya berada.
"Bukankah rumah ini memiliki 2 lantai?" gerutu Sasa. heran karena Mika justru menempatkan kamarnya di bawah bukan di lantai atas yang tentu saja akan lebih nyaman.
"Aku malas untuk naik turun tangga..." Jawab Mika. membuat Karin dan Sasa keheranan dengan jawaban sahabatnya itu.
Karin dan Sasa segera masuk ke dalam kamar Mika. luas dan nyaman. apalagi tersedia karpet bulu di bawah, jadi bisa mereka gunakan untuk duduk.
"Akan aku ambilkan minuman..." ucap Mika pamit dari kamarnya meninggalkan Karin dan Sasa.
sambil berjalan keluar, Mika memastikan kalau tak ada sesuatu aneh yang akan membuat mereka curiga. karena bisa saja kan Rehan meninggalkan barangnya di sekitar sini.
Membuka lemari pendingin mengambil minuman bersoda dan beberapa makanan ringan untuk dibawanya ke kamar.
Untuk beberapa jam kedepan, Mika dan sahabatnya akan benar-benar menghabiskan waktu untuk mengobrol dan bercerita semua hal.
"Apa kau juga yang membersihkan rumah ini? sendirian?". Sasa hanya penasaran walaupun sebenar ia tak yakin kalau seorang seperti Mika bisa melakukan semua ini. karena lahir dan hidup dari latar belakang uang sama, Sasa dan Mika tentu sangat mirip dari segi apapun. yang melakukan apapun masih bergantung pada pelayan.
"Ada pelayan yang datang dan membersihkannya dua hari sekali..." jawab Mika.
"Sudah kuduga..." keluh Karin. membuat Sasa dan Mika tertawa.
----
Di tempat lain.
Beberapa saat yang lalu Rehan memutuskan menemui sahabatnya. dan di sinilah pria itu berada. Apartemen milik Sandi. bahkan pria tidak terlihat layaknya seorang tamu. tiduran di kasur milik Sandi seperti pemiliknya sambil memainkan game di ponsel.
"Apa yang membuatmu kesini?". Tentu Sandi penasaran dengan kedatangan Rehan yang tiba-tiba. karena biasanya mereka janjian untuk bertemu di luar. entah itu Cafe atau Klub Malam.
tapi sekarang, pria itu justru langsung datang dan mengakusisi tempat tidur Sandi.
"Kalian bertengkar lagi?" tuduhnya.
Entah kenapa hanya itu yang ada di pikiran Sandi saat ini. kedatangan Rehan yang mungkin karena alasan bertengkar dengan Mika. karena Sandi tau sangat sulit menjalani sebuah hubungan atas dasar paksaan. bahkan jika ia menjadi Rehan, mungkin Sandi juga akan melakukan hal yang sama.
"Sok tau..." cerca Rehan. masih fokus pada permainan Game yang ia mainkan.
"Lalu?".
Rehan tak menjawab. membuat Sandi sekali lagi mengendus kesal.
"Seharusnya kau bersikap baik pada istrimu itu..." ucapnya. melangkah dan duduk di tepian ranjang.
Kenapa Sandi sampai mengatakan demikian? karena pertama kali Sandi melihat Mika, entah kenapa pria itu merasa kasihan. Mika masih terlalu muda untuk menjalani pernikahan ini. bahkan Sandi juga memiliki adik perempuan, jadi melihat Mika justru mengingatkannya pada adik perempuannya.
Ya walaupun Sandi bukan pria yang bisa dibilang baik. bahkan ia kerap kali mempermainkan wanita di luaran sana, hanya saja tak membuat dirinya kehilangan hari nuraninya bukan?
Sandi tetap memiliki sisi baik dalam hidupnya.
"Memang apa yang aku lakukan?" gerutu Rehan. ia tak melakukan apapun. bahkan Rehan tak lagi bertengkar hebat seperti yang penah terjadi dulu.
"Kau tau, dia begitu khawatir saat kau sakit beberapa hari yang lalu..." ucap Sandi mengingat bagaimana pertemuannya dengan Mika secara tak sengaja itu.
Bahkan Sandi juga baru mengetahui kalau Mika adalah anak pemilik Perusahaan tempatnya bekerja.
Mendengar ucapan Sandi, kali ini Rehan sedikit terpengaruh. sejenak pria itu menghentikan aktivitasnya untuk menunggu kelanjutan ucapan dari sahabatnya itu.
"Aku bertemu dengannya di tempatku bekerja..." ucap Sandi. "Ternyata Mika adalah anak pemilik Perusahaan tempatku bekerja...".
Bukan itu yang ingin Rehan dengar. ia bahkan tau seluk beluk Perusahaan dan anak cabang yang dikelola oleh mertuanya. yang membuat Rehan penasaran adalah apa hubungannya Mika dengan saat dirinya sakit beberapa hari yang lalu.
"Kenapa dia kesana?" tanya Rehan.
"Kenapa? ya karena ingin bertemu dengan Ayahnya lah... Tuan Adam.. apa lagi?".
"Maksudku bagaimana dia tau kalau aku sakit?". Bahkan saat ini Rehan telah menghentikan game nya. ia ingin mendengar secara detail dari Sandi tentang kekhawatiran Mika saat itu.
"Aku yang mengatakannya..." jawab Sandi. "Aku tidak sengaja bertemu dengannya di Lift, dan heran kenapa Mika ada disana sedangkan dirimu sedang sakit.. dan aku juga bilang telah mengantarkanmu pulang.." lapor Sandi.
"Lalu?".
"Tatapannya langsung berubah khawatir... seperti takut sesuatu terjadi padamu... aku tidak melihat apakah dia jadi bertemu dengan Tuan Adam atau tidak, hanya saja tak berapa lama Mika keluar sambil berlari masuk ke Taxi... mungkin dia segera pulang menemuimu...".
"Iya... Dia pulang saat itu... dan menjagaku semalaman..." jawab Rehan.
Ia memang tak tau hal ini. ia tak pernah menanyakan pada Mika. dan dari Sandi lah Rehan baru mengetahui kalau Mika sampai sekhawatir itu dan segera pulang untuk melihatnya.
"Makanya jangan jahat-jahat padanya..." protes Sandi.
"Tidak... aku tidak melakukan apapun padanya... aku kesini juga bukan karena bertengkar dengannya... Mika kedatangan sahabatnya saat ini. dan mereka belum tau kalau Mika sudah menikah, jadi aku kesini..." ucap Rehan jujur.
Sandi yang mendengarnya sedikit terkejut. tapi setelahnya ia paham apa alasan Mika melakukan semua itu. terlebih gadis itu memang masih kuliah.
"Lalu apa kau akan datang malam minggu nanti?" tanya Sandi penasaran.
ada sebuah cara reunian yang diadakan malam minggu nanti. bukan hanya dirinya, ada banyak orang yang tentu saja datang. termasuk sahabat mereka, Rio juga. yang pasti datang dengan istri dan anaknya.
"Sepertinya begitu..." jawab Rehan enteng. karena ia sudah meminta Mika melakukannya sebagai bentuk bayaran untuk saat ini.
"Dengan Mika?" tanya Sandi.
"Kau pikir dengan siapa lagi, ha? aku tidak seplayboy dirimu..." cerca Rehan. karena dia tidak seperti Sandi yang sering gonta-ganti pasangan.
"Ck... buaya yang sudah insyaf..." ejek Sandi.
"Apa menurutmu dia akan datang?". Sandi penasaran. sedangkan Rehan seperti tak paham dengan pertanyaan sahabatnya itu.
"Dia? siapa?".
Sandi menonyor bahu Rehan. "Ck... Pura-pura hilang ingatan...".
Dan pada akhirnya Rehan mulai paham siapa yang Sandi maksud itu.
pria itu tak menjawab pertanyaan dari Sandi. tapi justru membayangkan bagaimana reaksinya nanti.
----
Sedangkan di rumah.
Mika Karin dan Sasa tengah menikmati makan malam mereka.
diantara ketiga gadis itu, Karin lah yang bisa memasak. jadi mereka tidak kelaparan malam ini.
"Kenapa kau menyimpan kopi? bukankah kau tidak meminum kopi, Mik?" celetuk Sasa setelah melihat wadah kopi berjajar rapi bersama gula dan lainnya.
Waduh... Mika panik.
ia lupa menyembunyikan hal sederhana itu.
"Oh.. itu... em... Biasanya Pelayanakan minum kopi setelah beberes rumah.. jadi aku menyiapkannya...".
Aggghhh.. untung saja otakku bekerja...
"Ohh...".
"Makan lagi... aku senang ada kalian disini.. rumah jadi terlihat hidup..." icap Mika.
"Kita akan sering-sering kesini, iya kan Rin?" Sasa menyenggol bahu sahabatnya. memastikan kalau mereka akan sering berkunjung di rumah Mika.
"Yupps...".
Apa? gawat! Mika kembali panik.
Mengijinkan Karin dan Sasa sering kesini, berarti Mika harus selalu siaga bukan? karena ia harus menyembunyikan Rehan lagi.
***
NB : Update Hari "SENIN - SABTU"
Terimakasih dan Semoga syukaaaa...