Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
membuat Bima penasaran
"Tyas, ayo kita pulang sekarang"ucap Bima
"Maaf mas Bima, boleh nggak saya minta waktu sebentar buat ketemu sama mas Yuda"ucap Tyas
"Tyas, apa lagi yang kamu harapkan dari Yuda. Dia udah jelas-jelas menjual istrinya sendiri yaitu kamu. Bahkan dia nggak mikirin ada anak yang baru lahir dan itu darah daging dia sendiri"ucap Bima tak habis pikir.
"Saya hanya meminta waktu sama mas Bima untuk mengizinkan saya berbicara terakhir kalinya pada mas Yuda . Saya mohon mas Bima"ucap Tyas
"Terserah, saya tunggu di mobil. 15 menit "ucap Bima berjalan pergi.
Saat Tyas akan beranjak dari taman tangannya dicekal oleh Rheyno.
"Tuan, lepaskan tangan saya"ucap Tyas
"Enggak, kamu nggak bisa bersikap seperti ini Tyas. Saya sudah mengeluarkan uang banyak untuk kamu bisa hidup dengan saya"ucap Rheyno kehabisan akal.
"Baiklah tuan. Saya akan secepatnya mengganti uang tuan. Saya permisi ,lepaskan tangan saya"ucap Tyas
"Kamu nggak akan mampu Tyas. 500jt itu bukan uang yang sedikit. "Ucap Rheyno jumawa
"Saya akan usahakan secepatnya "ucap Tyas menarik paksa tangannya.
Rheyno mengacak-acak rambutnya frustasi. Usahanya mendapatkan mantan istri Yuda telah gagal. Semua rencananya tak ada yang berjalan mulus.
"Akkkkhhh...."emosi Rheyno meledak.
Tok..
Tok..
Tok..
"Iya masuk"ucap Yuda.
"Assalamualaikum mas Yuda"ucap Tyas
"Tyas, ini beneran kamu?"ucap Yuda kaget.
"Iya mas ,ini aku"ucap Tyas.
"Akhirnya kamu kesini Tyas. Apa kamu mau membatalkan perceraian kita?"ucap Yuda
"Tidak mas, justru keputusan aku cerai dari kamu sudah sangat tepat. Aku kesini mau nitip ucapan terimakasih pada mheyta karena ia memudahkan aku melepaskan suami yang tidak baik seperti kamu mas"ucap Tyas
"Maksud kamu apa Tyas"ucap Yuda
"500jt ,itukah harga yang pantas untuk menghargai diri aku mas?"tanya Tyas
Seketika wajah Yuda panik. Nominal itu membuatnya kaget karena dia sama sekali tak pernah memberitahukan kepada siapapun. Lalu bagaimana Tyas bisa tau.
"Kenapa mas? Kamu kaget aku tau tentang itu?"ucap Tyas
"Kamu tau dari mana Tyas "ucap Yuda panik
"Tidak perlu aku tau dari mana mas, aku benar-benar bahagia bisa terlepas dari laki-laki seperti kamu. Dan asal kamu ingat aku tidak akan pernah mengizinkan kamu mengenal anak kita"ucap Tyas
"Tapi Tyas .."ucapan Yuda terjeda.
"Stop mas, aku pamit. Terimakasih untuk perjuangan kamu atas pernikahan kita selama ini. Aku pamit. Assalamualaikum"ucap Tyas
"Tyas....Tyas .."panggil Yuda ,namun sama sekali tak dihiraukan
Tyas berjalan menuju mobil Bima yang masih terparkir di halaman rumah sakit itu
"Assalamualaikum mas "ucap Tyas
"Waalaikum salam, udah bicaranya sama laki-laki brengsek itu?"tanya Bima
Tyas tak menanggapi pertanyaan Bima. Kini Tyas hanya menunduk. Pikirannya entah kemana larinya
Bima menyadari sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengajak bicara Tyas. Akhirnya Bima pun memilih diam.
Mobil tancap gas meninggalkan rumah sakit itu. Sepanjang perjalanan tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut keduanya.
Derrtt...derrrtt...
Ponsel Bima berdering , ada nama Clarissa tertera di layar ponsel itu.
"Haloo sayang"ucap Bima
Tyas yang menyadari itu hanya menoleh sekilas dan kembali mengarahkan pandangan ke arah jendela.
"Sayang. Aku kangen. "Ucap Clarissa
"Iya , nanti aku udah balik jakarta lagi kok"ucap Bima
"Serius ya, aku tunggu di apartemen aku ya."ucap Clarissa
"Okey, bye sayang"ucap Bima
"Bye"jawab Clarissa
Setelah panggilan itu di akhiri ,Bima menoleh sekilas ke arah Tyas. Namun sepertinya Tyas tak memperdulikan obrolannya dengan sang pacar.
(Syukur deh , semoga aja dia nggak ember ngomong sama nyokap bokap),batin Bima.
Sesampainya di rumah, Tyas langsung turun dari mobil. Ia melangkahkan kakinya langsung menuju kamar Bu Mika.
(Lah kok dia langsung ke kamar nyokap ,mau ngapain ?),gumam Bima
Tok .
Tok.
Tok.
Ceklek
Melihat kondisi Bu Mika yang terlihat baik-baik saja membuat hati Tyas menjadi lega.
Tyas bersyukur bu mika dalam keadaan baik-baik saja, lalu Tyas beranjak untuk segera mempersiapkan makan siang.
"Kamu ngapain ke kamar mama?"tanya Bima
"Astaghfirullah, mas Bima . Enggak tadi cuma mastikan aja kalau ibu baik-baik saja. Soalnya saya tadi sedikit kepikiran karena tadi di rumah sakit menyita banyak waktu. Ya sudah mas saya permisi mau masak dulu. Untuk makan siang"ucap Tyas berlalu.
"Udah di sakitin kayak gitu masih aja bisa mikirin orang lain. Tyas. .Tyas . " Gumam Bima geleng-geleng.
Setelah memastikan Ayuning bisa ditinggal. Tyas segera melakukan pekerjaannya berkutat di dunia perdapuran.
Aroma wangi masakan menguar dari arah dapur. Bima yang sudah siap dengan packingannya berangkat ke Jakarta seketika mengurungkan niatnya sebentar. Ia tergugah untuk menikmati makanan yang aromanya menusuk indra penciumannya.
Tyas yang akan menata makanan di meja tiba-tiba dikejutkan adanya Bima di meja makan itu.
"Loh mas Bima belum berangkat"ucap Tyas
"Memang kenapa, kamu nggak suka saya di sini berharap saya cepet pergi "ucap Bima
"Enggak gitu, ya udah saya ambilkan piring dulu. Mas Bima makan dulu biar nanti di jalan nggak masuk angin"ucap Tyas kembali ke arah dapur.
( Bisa gitu ya ,wajahnya seperti nggak memperlihatkan banyak beban. Kok ada ya orang kayak Tyas )Ucap Bima dalam hatinya
"Nih mas Bima piringnya saya mau ke kamar ibu dulu."ucap Tyas
"Kamu nggak makan?"tanya Bima
"Makan mas, nanti aja terakhir. "Ucap Tyas memaksa dirinya tersenyum
"Ya udah makan dulu sini temenin saya"ucap Bima
"Tapi ibu Mika gimana?"ucap Tyas
"Abis kamu makan baru siapin ibu. Kamu harus pasok dulu tenaga buat ngerawat ibu. Kalau kamu sakit , ibu gimana?"tanya Bima
"Ya sudah"jawab Tyas menarik kursi .
Tyas menyendokkan makanan ke piring di depannya. Ia tak mengambil banyak jadi hanya menaruh dari setengah porsi biasa dia makan.
"Tyas, emang makan kamu cuma seuprit gitu?"tanya Bima heran.
"Ini udah cukup kok mas"ucap Tyas
"Nggak nyaman ya kamu makan bareng saya?"selidik Bima
"Ngapain saya malu mas, bukannya kemaren saya juga makan bareng mas Bima ya, Sampek disuapin malah gara-gara sumpit. Untung pacarnya mas Bima jauh"ucap Tyas
"Kenapa wajah kamu gitu. Hahaha.. nggak terima ya saya udah punya pacar "tanya Bima
"Bukan hak saya mas. Masalah saya sudah banyak jadi tak ada gunanya saya mengurus kehidupan mas Bima yang membuat saya semakin pusing"ucap Tyas
"Oiya , tadi kamu ngomong apa sama laki-laki brengsek mantan suami kamu itu?