Vivian putri suksena, adalah mahasiswi universitas Pratama jurusan sastra bahasa Indonesia, dia bercita-cita menjadi seorang penuliss
Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang lelaki yang sedang tertidur bersandar di bawah pohon… ternyata lelaki itu bernama Damar Adinatha yudha, dia adalah mahasiswa favorit dan terkenal di kampusnyaa
Damar memiliki sebuah rahasia tentang kehidupan nya
Dan pria berambut pirang, Lorenzo Adya pratama. ayahnya adalah pemilik universitas pratama di mana vivian kuliah, ibunya pemilik yayasan di belanda dia adalah senior vivian, Lorenzo tertarik dengan Vivian yg polos dan sifat vivian yang tegas dan tidak mudah di tindass
Damar memiliki kisah keluarga sangat yang sangat tabu, Vivian memiliki sebuah trauma dalam keluarganya sehingga mengharuskan dirinya untuk pergi mengejar cita-cita dan mimpinya
Lorenzo penerus keluarga pratama, yang tidak luput dari kegelisahan masa kecilnya
Kisah Cinta setiga pun terjadi,,, penasaran?
ikuti kisah selanjutnya yaa!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PURO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Hari-hari pun berlalu…
Keadaan ayahnya sudah semakin membaik dan terlihat bugar, bahkan dia sudah bisa berjalan dan makan dengan lahap..
Dokter mengatakan bahwa Beberapa hari lagi ayahnya sudah bisa keluar dari rumah sakit, dan pulang ke kampung halamannya..
Namun Vania memikirkan hal yang lain, sejak hari itu tuan Adinatha tidak terlihat sama sekali, Vania sempat mencari nya dan bertanya kepada dokter namun dokter pun tidak tau kemana tuan Adinatha pergi.
Vania masih belum mengatakan rasa terimakasih nya karna dia telah membantu dan menyelamatkan nyawa ayahnya. Namun tuan Adinatha masih tidak terlihat sama sekali di rumah sakit ini.
Vania mulai merasa ada yang aneh dengan dirinya, perasaan nya seperti seseorang yang dihinggapi rasa bersalah, sehingga tidak seharipun dia tidak memikirkan adinatha.. Namun perasaan bersalah itu lama-lama seperti perasaan rindu, seperti seseorang yang sudah lama menanti kehadiran seorang kekasih yang tidak kunjung berjumpa..
Vania sudah menunggu lama pun, Adinatha masih tidak kunjung datang..
*********
Sampai akhirnya ayahnya sudah bisa keluar dari rumah sakit, tuan Adinatha masih tidak terlihat sama sekali.
Akhirnya Vania mulai menyerah, mungkin ini semua adalah takdir,, Sudah seharusnya seperti ini, walaupun dia memaksakan kehendaknya dia tidak bisa berbuat apapun..
Vania, ayah dan ibunya tinggal di desa yang cukup terpencil. Mereka ke kota hanya untuk mengobati penyakit ayahnya.
Saat Vania sudah sampai di desa nya nanti, mungkin saja dia tidak akan pernah bisa bertemu dengan tuan Adinatha lagi. Karna kecil kemungkinan mereka bisa bertemu di desa nya yang cukup terpencil..
Vania masih termenung sambil merapihkan baju-baju dan barang-barang ayahnya yang akan dia bawa untuk pulang kampung.
Ratih, ibu Vania yang melihat hal itupun sedikit bingung, apa yang terjadi dengan anaknya itu, tidak biasa-biasanya dia melamun seperti itu.
“Ada apa nak?, Apa yang kamu fikirkan sampai termenung seperti itu?”..
“Ah, aku tidak apa-apa ibu, hanya sedikit terfikir sesuatu saja..” Ujar Vania yang sontak saja kaget
Fikiran Vania menjadi kacau, yang sebelumnya sangat membenci Adinatha namun sekarang dia mulai memikirkannya, mungkin karna hutang budinya kepada Adinatha yang membuatnya memiliki perasaan bersalah..
“Kalau ada sesuatu yang membuat mu bingung atau apapun itu, katakan saja pada ibu, siapa tau ibu bisa membantu”
Vania memeluk tubuh ibunya dengan erat, dia seperti bermanja-manja dengan ibunya seperti seorang anak kecil.
“Anak ibu Sepertinya memang masih belum dewasa” Ujar ibunya yang mulai mengusap-usap kepala anaknya itu..
Vania melakukan hal itu agar ibunya tidak terlalu memikirkan nya,, beberapa hari ini ibunya baru bisa beristirahat dengan nyaman, dia tidak ingin menambah fikirannya..
***********
Sudah waktunya pulang dari rumah sakit, Vania yang sudah merapikan barang-barangnya akhirnya mulai berpamitan kepada para dokter dan perawat yang selama ini menjaga ayahnya dengan baik..
Namun sebelum Vania pergi, dia seperti menitipkan selembar surat kepada dokter bayu..
“Apa ini nona?..” ujar dokter bayu yang merasa bingung
“Dokter saya mohon tolong berikan surat ini kepada tuan Adinatha, saya mohon tolong sampaikan padanya.. sebelum saya pergi..”
Dokter bayu tampak tertegun, namun akhirnya dia tersenyum..
“Baiklah nona, akan saya sampaikan surat nona.. saya harap semuanya berjalan dengan lancar..”
“Baik, terimakasih banyak dokter …”
Vania menunduk dan mengucapkan rasa terimakasihnya,,, setelah itu Vania menunggu cukup lama di rumah sakit, namun tidak ada respon apapun dari suratnya..
Setelah menunggu cukup lama..
Sehingga akhirnya dia dan orangtuanya, berpamitan dan mulai berjalan keluar dari rumah sakit, dia mencari kendaraan umum, tidak berapa lama bus berhenti tepat di depannya…
Dengan langkah pelan Vania memasuki bus, dan mulai mencari tempat duduk yang berada di belakang..
Sesekali dia melihat ke arah jendela, perasaannya tampak kosong, entah apa yang dia fikirkan sampai dia merasa sangat hampa dan tidak bergairah.
Ayah dan ibunya melihat anaknya yang termenung sendirian pun merasa aneh, apa yang terjadi dengan anak semata wayangnya itu, namun saat ibunya hendak bertanya ayahnya seperti mengentikannya, dan menggelengkan kepalanya..
Ayahnya seperti memberikan ruang agar Vania bisa menyendiri dahulu. Mungkin ada hal yang memang belum bisa dia katakan jujur kepada orang tuanya..
~~~Ckittttt… Bus berhenti
Sekarang mereka sedang berada di pelabuhan, untuk sampai ke desa, rute laut yang memiliki akses tercepat ke desa mereka, sehingga mereka pergi ke pelabuhan untuk pulang menggunakan kapal laut..
Mereka masih menunggu untuk jam pemberangkatan selanjutnya,,,
Vania mulai putus asa, Sepertinya memang mereka tidak di takdirkan untuk bertemu lagi, mungkin memang sudah takdirnya, dan sudah jalannya seperti ini..
Vania melihat jam, terlihat pukul 15.00 dini hari.. rute pemberangkatan adalah jam 16.00 sebentar lagi mereka akan pergi, ayah dan ibunya seperti sudah bersiap, dan hanya duduk-duduk sambil menunggu..
Namun tiba-tiba saja pelabuhan menjadi ramai, pria berbaju hitam rapih menggunakan setelan jas, tampak berlari seperti mencari seseorang..
Setelah di lihat-lihat jumlahnya lebih dari 10 orang, mereka seperti melihat satu persatu orang yang lewat di depannya dan mencocokannya dengan foto yang mereka pegang..
Vania yang melihatnya pun aneh dan mulai merasa takut..
“Sepertinya ada penyusup, atau ada orang ilegal yang mereka cari..” Ujar ibunya..
Namun,Tiba-tiba terdengar suara speker yang berada di pelabuhan seperti memanggil nama seseorang..
“TES, TES,,, VANIA.. VANIA, MOHON UNTUK SEORANG GADIS BERNAMA VANIA UNTUK TIDAK BERANJAK DARI TEMPAT NYA DULU..”
“UNTUK ATAS NAMA VANIA, KAMI HIMBAU UNTUK TIDAK MENINGGALKAN TEMPATNYA DULU”
“VANIA… GADIS BERNAMA VANIA, CIRI-CIRI RAMBUT HITAM PANJANG, KULIT PUTIH, HIDUNG MANCUNG, HALIS TEBAL, SEKITAR USIA 20 TAHUN UNTUK TIDAK MENINGGALKAN PELABUHAN TERLEBIH DAHULU..”
Namun Vania akhirnya tampak acuh, mana mungkin ada orang yang mencari nya, mungkin aja ada orang lain dengan nama dan ciri-ciri Fisik yang sama dengannya.. semua itu mungkin saja, nama dan fisik yang seperti itu sangat umum..
“ATAS NAMA VANIA, KAMI HIMBAU UNTUK DI TEMPAT DAN TIDAK MENINGGALKAN AREA PELABUHAN..”
“Vania??..” ujar ibunya yang merasa kaget.
“Itu Bukan Vania anak kita kan?..” Ujar ayahnya yang mulai merasa khawatir
“Vania? Ada apa sebenarnya, kenapa mereka mencarimu?..”
“Aku juga tidak tau ibu, sepertinya bukan aku, nama Vania kan banyak bukan aku saja..”ujar Vania
“Iyaa rasanya tidak mungkin kalau ada yang mencari anak kita, mungkin orang yang mereka cari namanya mirip seperti anak kita..” Ujar ayahnyaa..
Namun tidak berapa lama, seorang pria berbaju hitam itu tampak menyadari Vania dari kejauhan.. dia tampak mencocokan foto yang dia pegang, dengan Vania yang saat ini tidak jauh berada di dekatnya..
Setelah itu dia mulai mengangkat telpon genggam yang ada di saku bajunya, seperti sedang menghubungi seseorang, dan mulai mengatakan sesuatu..
“Aku menemukan nya…” Gumamnya pria berjas hitam itu..
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Tidak berapa lama, segerombolan Pria berjas hitam itu datang menghampiri Vania dan orang tuanya..
Ayah Vania yang merasa kaget tampak berdiri dan mulai bertanya kepada salah seorang dari mereka..
“Ada apa ini sebenarnya?..”
“Maaf tuan telah menggaggu waktu anda, Bos kami tuan Adinatha memerintahkan kepada kami untuk mencari nona Vania, Saya berharap tuan mengerti, kami tidak akan menyakiti tuan dan keluarga. Kami sedang menunggu tuan kami yang sedang dalam perjalanan menuju ke sini..”
~~~Degggg…
Mendengar Nama Adinatha membuat jantung Vania berdegup kencang.. dia tidak mengangka tuan Adinatha datang dan bahkan mencarinya sampai ke sini..
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*