Apel : Sebuah Kecantikan Dari Kesederhanaan

Tahun 2016 datang dengan suasana yang berbeda. Kehilangan Laura masih sangat terasa, dan aku menjalani hari-hariku dalam kehampaan. Setiap pagi aku bangun dengan perasaan kosong, mencoba menemukan cara untuk melanjutkan hidup tanpa dirinya. Meski demikian, aku tahu hidup harus terus berjalan.

Ringa juga semakin jauh, setelah pemakaman Laura, aku tidak pernah tahu kabar tentang Ringa, begitu juga tentang Hana. Seakan-akan semuanya tidak pernah ada di hidupku.

Tahun 2016, aku masuk semester 5 dan PKL di salah satu perusahaan perkebunan. Aku berharap pekerjaan baru ini dapat memberikan distraksi dan membantu mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Laura. Pekerjaan di lapangan memberikan tantangan tersendiri, dan aku berusaha fokus pada tugas-tugas yang ada.

Setiap hari aku bekerja keras, mencoba memahami segala seluk-beluk tentang perkebunan dan manajemen lahan. Pekerjaan ini tidak mudah, tetapi juga tidak sulit, karena pengalamanku di kebun apel milikku.

Kehidupan di perkebunan membawa ritme yang berbeda. Bangun pagi-pagi sekali untuk memeriksa tanaman, memastikan semuanya berjalan lancar. Kesibukan ini membantu mengalihkan pikiranku dari kesedihan yang mendalam. Namun, di setiap jeda, bayangan Laura selalu kembali menghantuiku.

Suatu pagi, ketika aku sedang memeriksa ladang, aku melihat sekelompok burung terbang melintasi langit. Pemandangan ini mengingatkanku pada saat-saat indah bersama Laura. Kenangan tentang senyumannya, tawanya, dan kata-kata penuh kasihnya kembali membanjiri pikiranku. Aku terdiam sejenak, merasakan kesedihan

yang mendalam, bahkan PKL hanya berlalu dengan sekejap dan aku kembali ke rutinitas kampusku.

Hari-hari berlalu, dan aku terus menjalani rutinitas yang ada. Setiap malam, aku duduk di beranda rumahku, menatap bintang-bintang di langit. Dalam keheningan malam, aku sering berbicara pada Laura, meskipun tahu dia tidak bisa menjawab.

"Laura, aku merindukanmu. Kehilanganmu membuat hidupku begitu kosong. Aku tidak tahu bagaimana harus melanjutkan hidup tanpa dirimu," bisikku pelan, air mata mengalir di pipiku.

Setiap kali aku membuka halaman novel itu, aku merasa seperti bisa mendengar suara Laura, merasakan kehadirannya. Novel itu, meski fiksi, begitu penuh dengan perasaan dan pengalaman hidup Laura. Setiap kali Seojin menghadapi tantangan, aku merasa itu adalah Laura yang berbicara padaku, memberikan kekuatan untuk terus maju. Aku membaca tentang Seojin yang kuat dan gigih, dan itu mengingatkan aku pada semangat Laura.

"Laura, aku ingin kau tahu bahwa aku merindukanmu setiap hari. Aku berharap kita bisa bertemu lagi, meskipun hanya dalam mimpi," bisikku saat memegang novel itu erat di dadaku.

Selain novel yang ditulisnya sendiri, Laura memiliki novel kesukaan lainnya yang sering dia ceritakan padaku: Demi-Gods and Semi-Devils karya Jin Yong. Dia selalu terpesona oleh dunia wuxia yang penuh petualangan dan intrik, dan sering kali menghabiskan malam-malamnya dengan tenggelam dalam cerita-cerita epik tersebut.

Kami sering duduk bersama di beranda rumah, di bawah cahaya lampu redup, membaca petualangan Qiao Feng, Duan Yu, dan Xu Zhu. Laura akan menceritakan bagian-bagian favoritnya, dan aku bisa melihat betapa dia terinspirasi oleh keberanian dan tekad para tokoh utama.

"Ryu, lihat ini," katanya suatu malam. "Ada kutipan yang sangat menyentuh dari novel ini: 'Dalam hidup, kadang-kadang kita harus membuat pilihan yang sulit, bahkan jika itu berarti berkorban demi orang lain.'"

Dalam hidup ini, kita mungkin tidak memiliki kekuatan super atau kemampuan luar biasa seperti karakter dalam novel, tetapi kita memiliki hati yang penuh cinta dan keberanian yang tulus. Dan itu adalah kekuatan terbesar yang bisa kita miliki. Dengan hati yang kuat dan penuh cinta, kita bisa menghadapi segala tantangan dan membuat pilihan yang benar, meskipun itu sulit.

Laura telah mengajarkan aku banyak hal melalui kisah-kisah yang dia ceritakan. Dia adalah contoh nyata dari keberanian, cinta, dan pengorbanan. Dan aku sangat bersyukur bisa berbagi hidupku dengan seseorang yang begitu luar biasa.

Aku teringat saat Laura mengajakku untuk berjalan-jalan di taman, di mana dia berbicara tentang impiannya dan harapannya untuk masa depan. "Ryu, aku ingin hidup dengan keberanian seperti Qiao Feng. Aku ingin membuat pilihan yang sulit jika itu berarti bisa membantu orang lain," katanya dengan tekad yang kuat.

Hari-hari itu penuh dengan kebahagiaan dan cinta. Kami berbagi tawa, air mata, dan mimpi-mimpi besar. Laura selalu mampu melihat kebaikan dalam segala hal, bahkan di saat-saat sulit. Dia adalah cahaya dalam hidupku, yang selalu mengingatkanku untuk tetap tegar dan penuh kasih.

Ketika Laura jatuh sakit, dunia terasa runtuh. Tetapi meskipun dalam kesakitan, dia tetap menunjukkan keberanian yang luar biasa. Dia masih membaca dan mencari kekuatan dari kisah-kisah yang dia cintai. Bahkan di saat-saat terakhirnya, dia tetap berusaha memberikan kekuatan kepada orang-orang di sekitarnya.

Kini, setiap kali aku duduk dengan novel di tanganku, aku merasa Laura masih ada di sampingku, membisikkan kata-kata keberanian dan cinta. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk hidup dengan nilai-nilai yang dia ajarkan, untuk membuat pilihan yang sulit demi kebaikan orang lain, dan untuk selalu menemukan kekuatan dalam cinta yang tulus.

Melihat ke depan, aku tahu bahwa hidup akan selalu penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Tetapi dengan semangat Laura yang selalu membimbingku, aku yakin bisa menghadapi apapun yang datang. Aku akan terus berjuang, berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, dan membagikan cinta serta keberanian yang Laura wariskan.

Masa depan mungkin tidak pasti, tetapi dengan hati yang penuh cinta dan kenangan tentang Laura yang menguatkan, aku siap melangkah maju. Setiap langkah yang kuambil adalah langkah menuju masa depan yang penuh harapan, membawa semangat Laura dalam setiap tindakan dan keputusan yang kuambil.

Aku berjanji, Laura, aku akan hidup dengan nilai-nilai yang kau ajarkan. Aku akan membuat pilihan yang sulit demi kebaikan orang lain, aku akan mencari kekuatan dalam cinta yang tulus, dan aku akan selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Aku tersenyum tipis, merasakan ketenangan yang lama hilang mulai kembali. Aku tahu bahwa langkah kecil menuju masa depan adalah langkah menuju penyembuhan.

Aku selalu mencintaimu Laura.

...****************...

...Novel dan Apel...

...Di taman sepi, rintik hujan mengusap luka,...

...Aku termangu di bawah pohon apel,...

...Kenangan manis kamu kini tiada,...

...Air mata membasahi tanah yang rapuh, memeluk hati yang terbelah belah....

...Novel di pangkuan, halaman terlipat,...

...Kisah cinta kita yang tak selesai,...

...Di antara kata-kata, rasa yang terperangkap,...

...Rindu yang mendalam, mengalun tanpa jeda....

...Di bawah langit kelabu, harapanku hancur,...

...Kamu, senyum indahmu kini memudar,...

...Hidup terasa hampa, sepi dan terkapar,...

...Tanpa dirimu, hidupku bagai mimpi yang pudar....

...Apel merah, simbol cinta kita,...

...Kini jatuh dari tangkainya, kehilangan makna,...

...Kisah kita tertulis, namun berakhir tanpa tanda,...

...Kamu, di hatiku, kau selalu ada, meski hanya dalam duka....

...Aku terpana, mengenang masa,...

...Novel dan apel, saksi bisu cinta kita,...

...Di setiap halaman, aku merindukan senyuman,...

...Kamu, meski tak lagi di sini, cintaku abadi, takkan hilang....