Tian Guo, ahli bela diri terkuat di Daratan Zhuyun yang dihormati sebagai pemimpin Istana Surgawi, menghadapi penderitaan terbesar dalam hidupnya ketika kekasihnya, Xie Mei, dan Ketua Sekte Naga Suci mengkhianatinya saat dia berusaha naik ke Alam Immortal. Dihancurkan oleh pengkhianatan yang tak terduga, Tian Guo hampir lenyap dalam petir kesengsaraan.
Namun, takdir berkehendak lain. Seratus tahun kemudian, jiwa Tian Guo reinkarnasi ke dalam tubuh seorang bocah bernama Tang Wuying. Dengan kesempatan kedua ini dari surga, Tian Guo bersumpah untuk membalaskan dendamnya. Memanfaatkan pengetahuan dan kekuatannya yang luar biasa, dia kembali menapaki jalan bela diri yang terjal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van_Liev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26 - Provokasi
Di tempat seleksi, keramaian yang luar biasa menyambut Wuying dan Tetua Ketiga. Semua kalangan berkumpul disana, mulai dari keluarga-keluarga terkenal, murid-murid sekte, dan rakyat biasa yang menempuh jalan bela diri. Semua berharap mendapatkan kesempatan emas untuk bergabung dengan Sekte Pedang Surgawi. Tempat itu dipenuhi oleh antusiasme dan semangat para peserta yang siap menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Ketika Wuying dan Tetua Ketiga melangkah ke tengah keramaian, beberapa tetua dari keluarga terkenal di Kota Qinghe segera menghampiri mereka. Mereka adalah para pemimpin keluarga yang memiliki pengaruh besar di kota ini. Senyum mereka tampak ramah, tetapi ada kilatan niat tersembunyi di mata mereka.
"Ah, ini dia Tang Wuying. putra kebanggaan keluarga Tang," sapa tetua Keluarga Li dengan nada yang sedikit menyindir.
"Kudengar kau yang akan mewakili keluargamu kali ini. Bukankah biasanya Tang Wei yang lebih unggul dalam hal seperti ini?" lanjutnya.
Wuying tetap tenang dan tersenyum tipis. Orang-orang seperti mereka sudah tua, namun seringkali menganggu yang masih muda.
"Terima kasih atas perhatiannya. Ayah saya merasa bahwa ini adalah kesempatan yang baik bagi saya untuk menunjukkan kemampuan," ucap Wuying.
"Memang benar, kadang perlu memberikan kesempatan kepada yang muda dan kurang berpengalaman untuk belajar dari kesalahan mereka, bukan begitu?" tambah tetua dari Keluarga Zhang.
Tetua Ketiga yang berdiri di samping Wuying menyela dengan suara tenang.
"Tang Wuying telah mempersiapkan diri dengan baik untuk seleksi ini. Saya yakin dia akan memberikan yang terbaik," ucap Tetua Ketiga dengan memandang tajam mereka. Orang-orang ini selalu saja mencari masalah dengan Keluarga Tang.
"Tentu saja, kita lihat saja nanti saat seleksi. Kami semua akan menunggu dengan penuh antusias."
Mereka akhirnya pergi dengan tawa kecil. Percakapan itu jelas bertujuan untuk memprovokasi dan merendahkan Wuying, tetapi dia tetap tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda terpengaruh. Dia tahu bahwa menjaga ketenangan adalah kunci untuk menghadapi situasi seperti ini.
Tetua Ketiga menepuk bahu Wuying dengan bangga. "Kau telah menunjukkan sikap yang tepat. Jangan biarkan provokasi mereka mengganggumu. Fokus pada tujuanmu."
Wuying mengangguk menanggapi nasihat dari Tetua Ketiga. Setelah itu, Tetua Ketiga meninggalkan Wuying dan bergabung bersama tetua keluarga lain di tempat yang sudah disediakan. Wuying lalu bergabung dengan keramaian yang sedang menunggu seleksi dimulai.
Tak lama kemudian, anak-anak dari keluarga Li, Keluarga Zhang, Keluarga Ao, dan Keluarga Zhu menghampirinya. Mereka tertawa dengan remeh sambil menuju kearahnya.
"Tadi tetuanya, sekarang mereka. Benar-benar, buah jatuh tak jauh dari pohonnya," batin Wuying.
"Apa kabar, Wuying? Kudengar kau yang mewakili keluarga Tang kali ini," kata Li Jun– anak tertua dari keluarga Li dengan nada mengejek.
"Kalau kau gagal, pasti akan menjadi aib besar bagi keluarga Tang. Tapi mungkin mereka sudah terbiasa dengan kekecewaan," tambah Ao Feng yang bertubuh gempal.
Wuying menatap mereka dengan tenang, tetapi senyum sinis terukir di wajahnya.
"Ah, apa kalian semua datang hanya untuk menghibur diri dengan kata-kata kosong? Kurasa kalian tidak punya hal lain yang lebih baik untuk dilakukan," ucap Wuying dengan seringain di wajahnya.
Li Jun mendekat dengan marah. "Apa maksudmu, Wuying?"
"Maksudku, jika kalian menghabiskan lebih banyak waktu untuk berlatih daripada berbicara, mungkin kalian akan lebih kompeten. Tapi, tentu saja, provokasi adalah cara kalian untuk menutupi ketidakmampuan kalian," tambah Wuying lagi.
Provokasi itu berhasil memancing amarah mereka. Mereka mengepalkan tinjunya dan mukanya memerah karena amarah.
"Kau pikir kau bisa bicara seperti itu kepada kami?" seru Zhang Wei.
Saat situasi semakin memanas, suara keras dari walikota Kota Qinghe terdengar, menandakan bahwa seleksi akan segera dimulai.
"Para peserta, harap berkumpul di arena utama. Seleksi akan dimulai dalam beberapa saat."
Anak-anak dari keluarga Li, Zhang, Ao, dan Zhu terpaksa menahan amarah mereka dan pergi dengan wajah kesal.
"Kita belum selesai, Wuying," kata Li Jun dengan nada mengancam sebelum mereka beranjak pergi.
"Hmph, hanya sekumpulan anak manja beraninya mengancamku," bisik Wuying sebelum beranjak pergi ke arena utama.
.
Di arena utama, para tetua keluarga sudah duduk di tempat masing-masing bersama dengan walikota Kota Qinghe. Setelah semua peserta berkumpul, walikota bangkit dari tempat duduknya dan memberikan beberapa kata pembuka.
"Selamat datang di seleksi Kota Qinghe!" suaranya menggema di seluruh arena. "Hari ini, kita berkumpul untuk memilih kandidat yang akan mewakili kota kita dalam seleksi besar Sekte Pedang Surgawi di Kota Yan. Seleksi ini adalah kesempatan besar bagi para pemuda berbakat kita untuk membuktikan diri mereka."
Para peserta mendengarkan dengan seksama, sementara penonton memberikan tepuk tangan semangat.
"Seleksi di Kota Qinghe akan dilakukan dengan cara perburuan binatang buas," lanjut walikota. "Masing-masing peserta akan diberikan sebuah batu poin yang akan mencatat setiap kali kalian mengalahkan binatang buas. Sistem penilaiannya adalah sebagai berikut: satu poin untuk binatang buas tingkat satu, tiga poin untuk tingkat dua, dan lima poin untuk tingkat tiga. Kalian juga diperbolehkan untuk merebut batu poin milik peserta lain. Namun, ingatlah, pembunuhan antar peserta dilarang keras!"
Beberapa peserta saling bertukar pandang dengan wajah serius, menyadari bahwa mereka tidak hanya harus bertarung melawan binatang buas, tetapi juga menjaga batu poin mereka dari peserta lain.
"Kalian hanya diperbolehkan berada di area tengah dan pinggir hutan. Memasuki area dalam hutan adalah pelanggaran serius dan akan berakibat pada diskualifikasi," tambah walikota dengan tegas. "Keselamatan kalian adalah prioritas kami, namun kemampuan bertahan hidup dan kecerdikan kalian juga akan diuji."
Setelah memastikan semua peserta memahami aturan seleksi, walikota melanjutkan.
"Waktu seleksi adalah tiga hari. Kalian harus kembali ke titik awal ini sebelum batas waktu habis dengan batu poin kalian. Setelah tiga hari, kami akan menghitung poin dari setiap peserta dan menentukan siapa yang akan mewakili Kota Qinghe di seleksi besar."
"Dengan ini, saya resmikan seleksi Kota Qinghe dimulai! Semoga kalian semua beruntung dan menunjukkan kemampuan terbaik kalian!" tutup Walikota.
Para peserta segera bergerak menuju hutan dengan membawa batu poin mereka masing-masing. Sorak-sorai penonton mengiringi langkah mereka, memberikan semangat dan harapan kepada para pemuda yang akan bertarung demi kehormatan Kota Qinghe.
Di tepi arena, Tetua Ketiga mengamati Wuying dengan penuh harap. Ia percaya bahwa Wuying memiliki potensi besar untuk membawa kehormatan bagi keluarga Tang. Kini, semua tergantung pada Wuying untuk membuktikan dirinya dalam perburuan ini.