NovelToon NovelToon
Rahasia Pesugihan Pamanku

Rahasia Pesugihan Pamanku

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:59.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: ummiqu

Ruci tak percaya mendapati kenyataan paman kesayangannya menempuh jalan yang salah.

Hanya karena jenuh menjalani hidup miskin dan susah, Dirga pun memilih mengambil jalan pintas untuk meraih kekayaan. Meski jauh di lubuk hatinya Dirga sadar jalan yang dia pilih akan membawa kesengsaraan untuknya kelak, tapi nampaknya Dirga tak peduli.

Dirga hanya ingin membungkam mulut orang-orang yang selalu menghina kemiskinan dan ketidak berdayaannya. Dia ingin membuat orang-orang yang menghinanya itu bertekuk lutut dan memohon di hadapannya seperti yang pernah dia lakukan dulu.

Apakah setelah membalas dendamnya Dirga merasa cukup dan berhenti bersekutu dengan iblis ?.

Haruskah Ruci menyingkap tabir rahasia kelam sang paman untuk mengakhiri penderitaannya ?.

Jawabannya hanya ada di dalam novel ini.

Penasaran ... ?

Simak kisah selengkapnya yuuk ....

( Kisah ini hanya fiktif dan buah pemikiran Author. Mohon bijak membaca dan berkomentar. Terimakasih ... 🙏😊)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummiqu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Tangan Zombie ?

Di saat Kenzi melihat bayangan hitam berkelebat di langit, di saat yang sama Dirga pun mengalami sesuatu yang aneh.

Dirga yang sedang menghitung uang di ruang kerjanya tiba-tiba terkejut melihat sesuatu melintas di luar jendela. Mengira ada pencuri, Dirga pun bergegas mengambil pistol rakitan yang disimpan di dalam laci meja kerjanya.

Setelahnya Dirga mengendap-endap mendekati jendela untuk melihat siapa yang tadi melintas di depan jendela ruang kerjanya itu.

Dirga mengintai dari balik gorden sambil mengarahkan moncong pistolnya kearah depan. Saat itu Dirga dalam posisi siap menembak. Seandainya sesuatu yang mencurigakan itu berbalik menyerang, Dirga pun sudah siap menarik pelatuk. Namun sayang, Dirga tak menemukan apa pun di luar sana setelah sekian lama mengintai.

"Ck, ga ada apa-apa kok. Terus apaan dong tadi," gumam Dirga sambil membalikkan tubuhnya dan bersiap kembali ke meja kerjanya.

Sesaat kemudian Dirga menoleh karena merasa ada angin kuat berhembus di belakang tubuhnya. Saking kuatnya angin itu mampu menghempas tubuh Dirga hingga jatuh tersungkur di lantai. Bahkan angin itu juga mampu memporak porandakan tumpukan uang kertas yang sedang dihitung Dirga tadi.

Melihat uang-uangnya beterbangan membuat Dirga panik. Dia bangkit lalu berlarian ke sana kemari sambil berusaha menggapai uang-uang yang melayang itu dengan kedua tangannya.

"Uangku. Jangan pergi, jangan pergi ... !" kata Dirga berulang kali sambil meraih uangnya lalu memeluknya erat.

Dan Dirga tetap dalam keadaan seperti itu hingga dua menit ke depan.

Seperti datangnya, angin kencang itu juga hilang tiba-tiba, lenyap tanpa bekas. Hanya menyisakan kesunyian dan ruangan yang berantakan.

Dirga berdiri mematung dengan nafas memburu sambil memeluk uang-uangnya. Kondisi Dirga sangat kacau seolah baru saja mengalami sesuatu yang menakutkan. Dirga tak menyadari bahwa angin kencang tadi adalah pertanda akan datangnya sesuatu yang besar yang akan menjungkir balikkan hidupnya.

Dirga menghela nafas panjang setelah yakin angin kencang itu telah pergi. Setelahnya dia bergegas meraih uangnya yang berserakan di lantai itu dengan cepat. Saking banyaknya uang yang berserakan, Dirga terpaksa menggunakan sapu untuk mengumpulkannya.

Lima belas menit kemudian Dirga nampak terduduk di lantai sambil bersandar ke dinding. Rupanya Dirga kelelahan setelah berhasil mengumpulkan uangnya di sudut ruangan dalam keadaan menggunung.

Saat sedang meresapi rasa lelahnya, tiba-tiba Dirga terusik dengan rasa ngilu di telapak tangan kirinya. Awalnya Dirga menduga tangannya kesemutan usai menyapu dengan gerakan ekstrim tadi. Tapi rasa sakit yang merambati tangannya semakin menguat hingga membuat Dirga meringis. Dirga pun memijit ringan telapak tangannya berharap rasa sakit itu segera pergi.

"Sia*an, apalagi sih ini," gerutu Dirga.

Setelahnya Dirga mengibaskan telapak tangannya beberapa kali untuk mengurangi rasa sakit dan berhasil.

"Ada-ada aja. Masa gara-gara nyapu uang tanganku mendadak jadi rematik. Mustahil kan. Eh, tapi harusnya Aku bangga ya. Di saat orang di luar sana sibuk menyapu kotoran dan debu, di sini Aku justru sibuk menyapu uang ... " gumam Dirga sambil tersenyum.

Setelahnya Dirga bangkit lalu berjalan menuju pintu. Nampaknya Dirga berniat istirahat setelah lelah menyapu uang tadi.

\=\=\=\=\=

Pagi harinya Dirga beraktifitas seperti biasa.

Dirga keluar dari kamar lalu pergi ke teras rumah. Di sana dia duduk sambil menikmati kopi dan makanan ringan. Sesekali dia berjalan mondar-mandir sambil menggerakkan tangan dan kakinya untuk sekedar meluruskan otot-otot yang kaku setelah berbaring semalaman.

Dirga menoleh saat suara anak-anaknya terdengar. Erman dan Diki nampak telah siap dengan seragam sekolah masing-masing. Desi sedang menemani Eza bermain di karpet.

Setelah Erman dan Diki ikut bergabung, tawa riang pun terdengar memenuhi ruangan. Eva yang berada di ruang makan pun ikut tertawa mendengar celoteh keempat anaknya.

Melihat aksi istri dan keempat anaknya membuat Dirga tersenyum. Dia merasa hidupnya telah sempurna.

"Semua berjalan seperti keinginanku. Punya istri yang cantik dan sabar, empat anak yang sehat, tinggal di rumah besar dengan fasilitas lengkap, punya banyak uang dan pekerjaan yang bagus. Ini semua ga akan pernah aku nikmati kalo aku ga melakukan ritual itu. Dan aku bersyukur bisa membahagiakan mereka meski pun dengan cara yang salah. Biar lah resiko dan dosa aku yang menanggung nanti. Karena memang begitu kan tugas seorang kepala keluarga?" batin Dirga sambil tersenyum.

Lamunan Dirga buyar saat rasa nyeri kembali menyapa telapak tangan kirinya. Dirga pun mengangkat tangannya lalu mengamati telapak tangan kirinya itu sejenak.

Dirga mengerutkan keningnya mendapati telapak tangan kirinya hingga pergelangan tangan berwarna lebih terang dari seharusnya, bukan putih tapi cenderung pucat. Selain itu kelima kuku jari tangannya berwarna putih kebiruan seolah tak dialiri darah sama sekali.

Dirga menyentuh telapak tangan kirinya itu dan terkejut karena tak merasakan apa pun di sana. Telapak tangannya terasa kebas dan kaku saat disentuh. Tapi kemudian Dirga mengabaikan apa yang dia lihat dan rasakan karena mengira itu sebagai tanda rheumatik yang memang lazim terjadi pada pria seusianya.

Saat Eva memanggil untuk sarapan bersama, Dirga dan keempat anaknya antusias menyambut. Mereka pun menikmati sarapan dengan semangat. Eva juga ikut makan sambil menyuapi si bungsu.

Saat Dirga mengulurkan tangannya untuk mengambil ayam goreng dari piring yang terletak di depan Diki, bocah itu pun terkejut.

"Bapak. Tangan Bapak kenapa?. Kok kaya tangan zombie?!" jerit Diki.

Semua orang menoleh kearah Dirga dan mengamati tangannya. Dirga sendiri terlihat santai dan tertawa-tawa.

"Tangan zombie. Emangnya kamu pernah ketemu zombie Dik?" tanya Dirga di sela tawanya.

"Tapi Diki bener Pak. Tangan Bapak kok gitu sih," sela Erman sambil menatap ngeri kearah tangan sang ayah.

"Jangan-jangan Bapak sakit tapi ga mau ngomong ya," kata Eva dengan tatapan menyelidik.

"Ga kok. Bapak sehat dan baik-baik aja. Malah sekarang Bapak lagi seneng karena ngeliat kalian semua sehat dan bahagia," sahut Dirga sambil tersenyum.

"Tapi kenapa tangan Bapak kaya gitu ?. Jangan-jangan ... " ucapan Eva terputus karena Dirga memotong cepat.

"Iya iya. Siang nanti Bapak mampir ke Rumah Sakit buat periksa deh. Sekarang ayo makan dulu, kasian anak-anak nanti terlambat," kata Dirga.

Eva dan anak-anaknya pun mengangguk lalu melanjutkan sarapan mereka yang sempat tertunda.

\=\=\=\=\=

Sore harinya Dirga pergi ke Rumah Sakit. Rupanya dia menepati janjinya pada sang istri untuk memeriksakan dirinya. Saat tiba di sana Dirga harus menarik nafas panjang karena suasana Rumah Sakit yang lebih padat dari biasanya.

Dirga terpaksa mengantri karena tak ingin mengecewakan istrinya. Dirga tahu Eva pasti cemas melihat kondisi tangannya tadi.

Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya Dirga masuk ke ruang dokter.

"Selamat sore Pak Dirga. Apa ada yang bisa saya bantu?" sapa dokter Krisna dengan ramah.

"Sore juga dok. Ini lho tangan Saya ... " sahut Dirga sambil memperlihatkan tangan kirinya.

Dokter Krisna nampak mengerutkan keningnya melihat sebagian tangan Dirga yang memucat dan kaku itu.

"Keliatannya seperti alergi ya. Apa Bapak alergi terhadap makanan tertentu?" tanya dokter Krisna usai memeriksa tangan Dirga.

"Saya ga ada alergi makanan dok. Seingat saya, saya cuma punya satu alergi," sahut Dirga.

"Oh ya. Alergi apa Pak?" tanya dokter Krisna penasaran.

"Saya alergi sama orang miskin yang sok kaya dok," sahut Dirga dengan mimik wajah serius.

Meski diucapkan serius tapi dokter Krisna tertawa mendengarnya.

"Pak Dirga nih lucu juga ya. Tapi tenang aja, Bapak ga sendirian kok. Saya juga sebel sama orang seperti itu Pak. Kayanya mereka lupa kalo di luar sana ada jutaan atau milyaran orang yang jauh lebih kaya dari dia," kata dokter Krisna.

"Iya dok," sahut Dirga sambil tersenyum.

Dokter Krisna kembali memeriksa tangan Dirga lalu mencoba menusuknya dengan jarum beberapa kali. Anehnya Dirga terlihat santai seolah tak merasa sakit sama sekali.

Karena tak menemukan penyakit apa pun pada tangan Dirga, dokter Krisna pun menyarankan agar Dirga memeriksakan diri ke laboratorium.

"Saya khawatir ada virus yang masuk melalui pori-pori kulit lalu bertelur dan berkembang biak di dalam daging hingga membuat tangan Pak Dirga seperti ini," kata dokter Krisna.

Dirga pun mengangguk dan pasrah saja menjalani semua periksaan yang berlangsung hingga beberapa jam kemudian.

Setelah selesai menjalani pemeriksaan, Dirga pun kembali ke rumah.

Tiba di depan pintu, Dirga disambut oleh Eva. Wajahnya terlihat cemas. Apalagi saat melihat tangan Dirga yang dibalut perban.

"Kenapa tangannya diperban Pak. Apa lukanya serius?" tanya Eva panik.

"Aku gapapa kok. Tanganku diperban karena khawatir infeksi setelah diambil kulit, daging dan darahnya tadi. Cuma sedikit kok, itu untuk mengetahui jenis penyakitnya. Aku belum tau hasilnya karena masih harus nunggu pengecekan lab lebih lanjut," sahut Dirga.

Eva pun mengangguk lalu menuntun Dirga masuk ke dalam rumah.

Meski Eva diam, tapi dalam hati dia gelisah dan bertanya-tanya penyakit apa kah yang diderita suaminya.

Apalagi setelah tiga hari, telapak tangan Dirga yang memucat itu mulai menghitam dan mengeluarkan bau tak sedap. Eva dan Anak-anaknya terpaksa menahan nafas saat berdekatan dengan Dirga. Mereka takut Dirga marah jika mereka mengatakan yang sebenarnya.

"Sssttt ... bapak mau ke sini tuh. Ayo lanjutin belajar kalian dan ga usah bahas tangan bapak lagi ya," pinta Eva sambil menyilangkan jari telunjuk di depan bibirnya.

"Tapi Bapak emang bau Bu ... " rengek Diki hampir menangis.

"Iya Bu. Masa Kita harus pura-pura ga nyium apa-apa. Kalo nahan nafas terus lama-lama kan bisa muntah juga Bu," kata Erman kesal.

"Ibu ngerti. Abis gimana dong. Ibu cuma ga mau kalian dimarahin bapak gara-gara ngatain tangannya bau," kata Eva sedih.

"Emangnya bapak ga tau kalo tangannya bau. Atau jangan-jangan bapak ga bisa nyium bau karena hidungnya mampet Bu," kata Diki.

Ucapan Diki mau tak mau membuat Eva tersenyum, miris sekaligus lucu. Tapi dia memang tak tahu mengapa Dirga seolah tak mencium apa pun dari tangannya yang mungkin mulai membusuk itu.

\=\=\=\=\=

Dirga terus melajukan mobilnya menuju suatu tempat dimana rekan bisnisnya menunggu. Tiba di persimpangan jalan Dirga menghentikan mobilnya karena lampu traffic light merah menyala.

Sambil menunggu lampu traffic light berganti, Dirga pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru.

Tiba-tiba kedua mata Dirga membulat sempurna saat tak sengaja melihat Aris di persimpangan jalan yang sama. Saat itu Aris nampak duduk santai di atas motornya.

Dan yang membuat Dirga makin terkejut adalah karena kondisi Aris terlihat baik-baik saja seolah tak pernah terjadi apa pun padanya.

"Aris ?. Kok bisa. Kenapa dia masih hidup. Bukannya dia ... oh sia*an, kurang ajar. Jangan-jangan dia berhasil lolos. Jadi begitu ya. Jangan-jangan sakit di tanganku ini gara-gara dia gagal jadi tumbal," gumam Dirga dengan wajah sepucat mayat.

Dirga masih mengutuki Aris untuk beberapa detik. Namun Dirga harus menyudahi semua aksinya karena traffic light telah berganti warna menjadi hijau.

Dengan tangan gemetar dan kepala pusing Dirga kembali melajukan mobilnya. Dalam hati dia ingin mengikuti Aris dan bertanya apa yang terjadi. Tapi saat teringat janjinya dengan seseorang Dirga pun mengurungkan niatnya dan terpaksa meninggalkan persimpangan jalan itu sambil terus memaki.

\=\=\=\=\=

1
Laila Zayn
wiiiih karya ummiqu...... mampir lagi ya, mi..... udh lama ga mampir ditempat ummi ini 😄😘
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., pa kbr say. Met gabung yaaa .. 🙏🤗
total 1 replies
Ade Wati
di tunggu klanjutanya y ka
any Sulistiani: yup, kelanjutannya udh up say. judulnya 'Kereta Api Misterius'.
Silakan mampir, mksh 🙏😘
total 1 replies
Ade Wati
bagus
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., mksh supportnya say 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
Thor up nya kapan ini???keburu lupa alur nya
any Sulistiani: udh up say ..., cb dicek yaa 😊
total 1 replies
INDRA
thor mana kelanjutanya
any Sulistiani: lagi proses kak, blm di acc kayanya🤗
total 1 replies
siscapucinoo
makasih untuk cerita yg luar biasa. ditunggu karya selanjutnya Thor
any Sulistiani: sama" say. insyaa Allah siaaappp, mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
oke aku tunggu kak
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp, mksh kak 🙏😊
total 1 replies
Siti Yatmi
sudah end aja,,,,lanjut ya Thor di judul yg lain, aku pada mu Thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp ..., Alhamdulillah. mksh say 🙏😊
total 1 replies
INDRA
ditungu thor
any Sulistiani: insyaa Allah siaappp 👌😊
total 1 replies
Wisell Rahayu
okeee thooor aku suka dgn alurny gk berbelit² aku tunggu kelnjtanny thor di cerita Eza sma Rhea
any Sulistiani: Alhamdulillah ..., insyaa Allah siaappp. mksh 🙏😊
total 1 replies
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Wisell Rahayu
kenapa Diki hrs meninggl thor uhhhh nyesek aku thor😭😭😭😭
Ali B.U
next
Ali B.U
next.
Ali B.U
next
Siti Yatmi
makasih ya Thor sudah up...rajin2 ya Thor....NT dimakan loh sama rayap kalo ga rajin up ...
Arieee
😢😢😢😢😢😢😢😢😢
Wisell Rahayu
wahhh semkn seram aj Nih siluman Rayap ny tp jgan gentar Ruci,yudis,kenzi lawan trs sampai titik penghabisan..semnggt thooorrr..ku tunggu upny lagi..
Wisell Rahayu
hayo Ruci lawan semua rayap² siluman itu..bawa Diki pergi..semg erman sadar akn semua keslahan nya..dan tdk meneruskn perjanjian dengn siluman Rayap hayoo Yudis ama Kenzi Ruci bantai semua siluman Rayapny ..
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
karyaku: hi kk, "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa mampir y
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!