Lucas, seorang pria yang haus kasih sayang dari istrinya. Hal itu membuat Lucas tergoda dengan keindahan dari pembantu baru yang memang sengaja menggoda dirinya.
Hubungan terlarang itu terus terjadi hingga membuat Lucas hilang akal, malah takut kehilangan Cani.
"Kau menolak tapi tubuhmu seakan minta lebih, Cani. Ahhh.. kau memang berhasil membuatku menjadi gila!" ucap Lucas disela kenikmatan yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Lucas menatap Cani dengan mengigit bibir bagian bawahnya, apa yang Cani katakan sebenarnya hampir membuatnya menjadi hilang akal. Berusaha Lucas untuk tetap waras, tidak pernah ia diperlakukan seperti ini sebelumnya.
“Cani.. Berhenti berbicara hal aneh,” ucap Lucas dengan sangat serius.
Padahal didalam hati Lucas sangat senang dengan semua yang Cani katakan. Hanya saja Lucas tidak mau terlihat terlena dan seakan menyukai Cani. Sekalipun itulah kenyataannya, bahwa Lucas sudah memiliki sedikit rasa kepada sosok Cani yang menggoda.
“Aku tidak pernah bercanda dengan kata-kata ku sendiri, Tuan. Itulah kenyataannya, bahwa hanya kaulah pria yang berhak menyentuhku.” ucap Cani dengan sangat serius.
Tangan Cani memegang tangan Lucas, meremas erat tangan itu. Meskipun tangan Cani terlalu kecil jika dibandingkan dengan ukuran tangan Lucas yang sangat gagah.
“Bukankah itu berarti jika hanya denganmu saja aku mendesah, Tuan?” tanya Cani dengan mengedipkan matanya sebelah serta menjulurkan lidah.
Ekspresi yang Cani tunjukkan benar-benar menggoda bagi Lucas, ia cepat mengalihkan pandangan ke arah lain. “Turunlah.. Aku harus pergi ke Kantor,” ujat Lucas mengalihkan pembicaraan.
Mendengar apa yang Lucas katakan membuat Cani menjadi sedih, tidak dipungkiri ia masih ingin bermanja-manja atau bercerita banyak hal dengan pria itu.
“Sekarang? Tapi, sudah hampir malam..” Cani cemberut jadinya.
Hal seperti ini saja tidak pernah Zoya lakukan untuknya, seperti apa kesibukan yang dilakukan oleh Lucas tidak pernah sama sekali Zoya mengeluh. Malah seakan senang kalau mengetahui Lucas sedang sibuk itu berarti Zoya bisa bekerja dengan bebas.
Lucas tersenyum simpul kepada Cani, pria itu menyentuh pipi Cani yang memang sedikit chubby. “Hanya sebentar.. Aku janji akan pulang cepat,” ucap Lucas.
Pria itu mengecup bibir Cani sampai lama, lalu tersenyum sangat manis. Hati Cani menjadi menghangat dengan segala perlakuan Lucas.
“Cepat pulang, jangan lama-lama..” Pinta Cani dengan sangat manja.
“Iya, Cani sayang. Bentar doang kok, nggak tahan ya ditinggal lama-lama? Kamunya yang nggak tahan atau..” Tangan Lucas memegang kedua bongkahan itu.
Cani tertawa lepas jadinya, wanita itu menurunkan tangan Lucas yang selalu saja mesum. Perlahan Cani turun dari mobil tersebut, sebelum menutup pintu menatap Lucas terlebih dahulu.
“Bukan bongkahan ini si yang kangen, tapi belahan ini..” Tangan Cani menunjukkan kearah bagian bawahnya.
Lucas tertawa lepas begitu pula Cani, keduanya bahkan saling tertawa satu sama lain. “Dadah, Lucas sayang..” ucap Cani sambil memberikan kiss bye ala-ala seperti seorang anak kepada ayahnya.
“Dadah..” Lucas tersenyum dengan pintu yang sudah tertutup itu, ia membuka kaca jendela mobil separuh. Ternyata Cani sudah berlalu masuk kedalam mobil dengan berbagai barang belanjaan yang dibawa pelayan tadi.
“Dia menggemaskan..” ucap Lucas sembari menatap bayangan Cani yang perlahan tidak terlihat lagi.
Lucas mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia datang murni karna panggilan dari Galih. Katanya ada dokumen mendadak yang harus Lucas bahas, dan tidak bisa kalau mengandalkan waktu besok.
Tanpa disadari oleh Lucas, sebenarnya ia tidak memikirkan Zoya sama sekali. Malah teringat dengan Cani selalu, gadis yang menggemaskan yang telah merubah semua suasana kehidupan yang Lucas jalani.
•
••Singapura
Zoya menyisiri rambut panjangnya dengan dibantu oleh Saka, pria yang seharian ini terus memuaskan dirinya dalam hal ranjang.
“Lucas tidak ada menghubungimu?” tanya Saka sembari mengikat kuda rambut panjang Zoya.
Wanita itu menjawab dengan gelengan kepala, sebenarnya ini sangat aneh bagi Zoya. Biasanya pria itu akan sangat rajin menghubungi hanya karna ingin tahu kabar Zoya saja. Tapi, sudah satu hari berlalu Lucas tidak juga menelponnya.
“Mungkin Lucas sangat marah karena kau tidak mendengarkan dia sama sekali,” ucap Saka agar Zoya tidak berpikir macam-macam nantinya.
“Sebenarnya Lucas selalu saja seperti itu, dia selalu mengaturku dengan larangan yang sangat membuatku sakit kepala, Saka..” Zoya curhat kepada Saka yang kini sudah duduk disofa.
Pria yang bernama Saka itu mengambil minuman kaleng soda dimeja, ia meminumnya sambil menatap intens Zoya yang sepertinya ingin bercerita banyak sekali.
“Katakan kalau kau sebenarnya tidak bergairah dengan suamimu sendiri kan?” tanya Saka.
Sebenarnya Zoya tidak terkejut kalau Saka mengetahui itu, tanpa malu dan berpikir dua kali Zoya menjawab dengan anggukan kepala saja.
“Dia kasar dan hyper, semaunya saja. Aku tidak suka yang seperti itu,” jelasnya.
Saka tertawa kecil. “Karna kau lebih suka yang memandu bukan?” tanya Saka, Zoya menatap Saka dengan tangan bersedekap didada. “Aku bertanya begitu karna sepanjang hubungan panas kita.. Kau selalu ingin menampilkan gairahmu sendiri, kau selalu ingin memimpin.” jelas Saka lagi.
Zoya menghela napas panjang saja. “Itu benar, kalau bersama dengan Lucas.. Selalu dia yang bergerak lebih cepat dari aku, itu sebabnya aku tidak suka.”
Timbul senyuman sinis diwajah tampan Saka, pria itu memang sudah lama jatuh cinta kepada Zoya. Bahkan sebelum disaat Zoya dinikahi oleh Lucas yang merupakan sepupu dekat Saka sendiri. Disaat itu adalah hari patah hati terbesar bagi Saka, melihat wanita yang ia cintai menikah dengan pria lain.
“Sekarang sudah ada aku.. Soal gairah aku jamin akan memuaskan dirimu,” ucap Saka dengan sangat penuh keyakinan.
Zoya tersipu malu mendengar apa yang Saka katakan, terdengar sangat tulus sama sekali. “Baiklah.. Kita akan tetap melanjutkan perselingkuhan ini sampai kapanpun. Setidaknya berakhir sampai Lucas mengetahui ini semua,” ucapan Zoya membuat Senyuman diwajah Saka langsung memudar.
“Kau tidak bisa meninggalkan pria itu lalu hidup bersamaku?” tanya Saka.
“Tidak bisa, Saka. Kau tahu seperti apa kekuasaan Lucas bukan?”
“Terserah lah, yang terpenting kau tetap mau bersamaku.” Saka menarik tangan Zoya untuk duduk di pangkuannya.
“Percuma bukan?” tanya Zoya yang membuat Saka bingung.
“Percuma? Apa?”
Tangan Zoya dibawah menurunkan celana milik Saka, lalu memegang benda yang masih lemas itu untuk masuk kedalam miliknya.
Zoya harus sedikit bangkit dengan tangan satunya yang berpegangan pada pundak Saka. Ia mulai menurun sambil melenguh kala benda itu perlahan masuk kedalam miliknya seluruhnya.
“Emmm.. Kau sempit sekali, Zoya..” Geram Saka sambil menikmati setiap gerakan dari Zoya yang memabukkan.
Cani teruskan niatmu untuk merebut Lucas 😂 aku setuju jika kelakuan Zoya macam itu
maaf Zoya mungkin suatu saat kau bersama Saka saja yang tulus mencintaimu
apa lebih dominan ke Cani yang masih daun mudah waktunya di panen dan dipetik🤭😂😂