NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 MASA LALU ATAU MASA DEPAN?

...ROOM CHAT...

Bumi

[Ini aku Bumi.]

[Secepat itu kamu lupain aku ya, Raa.]

^^^Anda^^^

^^^[Sorry, ak gk nyimpen nmr km.]^^^

Bumi

[Wajar sih, nmr orng gk penting kan?]

^^^Anda^^^

^^^[Apasih Bumi]^^^

Bumi

[Ak kira km akan menyangkalnya😃]

[Bagaimana kabarnya, Raa.]

^^^Anda^^^

^^^[Baik. Kamu?]^^^

Bumi

[Ak sdng tidak baik.]

^^^Anda^^^

^^^[??]^^^

Bumi

[Ak dngr km telah bertunangan.]

[Apa benar, Ra?]

^^^Anda^^^

^^^[Iy. Tahu darimana?]^^^

Bumi

[Mas Ical.]

[Dia main ke Dojo tadi.]

^^^Anda^^^

^^^[Oh. Km chat hanya untuk tanya ini?]^^^

Bumi

[Iya.]

[Ak terlambat ya, Raa.]

^^^Anda^^^

^^^[Terlambat??]^^^

Bumi

[Aku masih menyukaimu.]

[Ah, bukan hanya suka. Tapi ak msh sangat mencintaimu.]

[Sejak awal harus nya aku lebih memperjuangkan km.]

[Bodohnya ak melepasmu begitu saja.]

[Bilang, Ra. Bilang padaku kalau aku blm terlambat. Dan kalau km jg masih menyukai ku.]

^^^Anda^^^

^^^[Maaf.]^^^

Bumi

[Hahaha, yahh ak sdh menduga.]

[Bodoh,,, Bumi!]

[Km bener-bener orang yg bodoh!]

^^^Anda^^^

^^^[Sudah Bumi,, jngn begini.]^^^

Bumi

[Maaf,, Raa. Baiklah aku tak akan mengganggumu lg.]

[Nomor ini akan selalu aktif.]

[Katakan padaku jika dia menyakitimu. Aku akan datang. Tp semoga itu tak pernah terjadi. Karena ku hrp km selalu bahagia.]

[Jaga diri baik-baik, Ra.]

[Aku pamit. Assalamualaikum.]

...----------------...

Aku menatap layar ponsel lamat-lamat. Membaca pesan Bumi, sekata demi sekata. Jempol ku tertahan pada sebuah pesan yang tak berani aku kirimkan.

Kenapa kamu baru hadir sekarang. Kenapa tidak dari kemarin, sebelum aku mengenal mas Rian.

Namun, aku kembali menghapusnya. Memilih untuk hanya membalas salamnya. Hatiku bergetar tanpa bisa kutahan. Rasanya aku seperti sedang menghianati Mas Rian. Padahal maksudku tak begitu.

Aku beralih pada kontak Mas Rian. Berharap bisa menghilakan rasa berkecamuk di hatiku. Aku ingin meyakinkan hatiku. Bahwa cintaku kini adalah Mas Rian. Dan Bumi hanyalah masa lalu.

"Masih off ya," lirihku. Pesan yang sebelumnya ku kirim masihlah centang satu. Ingin rasanya menelponnya langsung. Tapi aku tahu mas Rian pasti tengah sibuk. Tak tega rasanya jika aku mengganggunya hanya untuk masalah sepele.

Kulihat diluar hujan masih turun. Ibu dan yang lainnya masih akan kembali nanti malam. Dunia seperti sedang menakdirkan ku untuk sendirian.

Aku memosikan tubuhku terlentang. Menatap langit-langit kamar dengan bingung. Tak pernah kusangka, setelah sekian lama, Bumi tiba-tiba kembali. Apalagi kembali membawa keraguan dalam hatiku.

Mungkin jika Cherry tahu apa yang terjadi sekarang. Dia akan memarahiku dengan keras.

"Gila ya Ra, mau ninggalin Mas Rian. Buat orang sakit kayak dia!"

Membayangkannya sudut bibirku mengulas senyum.

Bahkan meskipun Cherry pernah berkata dia tak setuju dengan aku dan Mas Rian yang bersama. Karena filingnya yang tak enak itu. Dia akan lebih tidak setuju jika aku sampai kembali dengan Bumi. Pria yang telah memberi bayangan akan cinta pertama yang sangat menyakitkan.

Tapi jujur saja, mendengar pengakuan Bumi, yang berkata masih menyukai ku. Membuat hatiku langsung porak-poranda.

"Ohh, Tuhan apa yang harus hambaMu lakukan."

...----------------...

'Klikk' "Ngelamun aja."

Cherry tersentak dari lamunannya. Pikiran nya langsung kembali ke dunia nyata. Baru dia ingat saat ini dia sedang tidak sendiri.

"Hehe, maaf. Kamu bilang apa tadi?" tanya Cherry.

"Aku gak bilang apa-apa," jawab Sean. Kepalanya menggeleng kecil. Terlalu dibuat heran dengan gadis di depannya. "Kamu kan yang bilang mau cerita. Aku tungguin loh, malah diem."

"Oh, ya," Cherry memiringkan kepala. Mencoba mengingat kembali. Sayangnya dia tak menemukan ingatan apapun. Otaknya kini terasa kosong. "Aneh, ada apa ya," batin nya bingung.

"Tuh kan ngelamun lagi," tegur Sean.

"Ehh, enggak kok," bantah Cherry gelagapan.

"Jadi kamu mau cerita apa padaku?" tanya Sean. Nadanya begitu halus, tak ada kejengkelan sedikitpun.

Sungguh jika Jordi sahabat masa kecil Sean itu mendengar. Pria itu pasti akan mengatai Sean gila. Sikapnya kini memang terlalu abnormal.

Cherry menopang dagu, sambil mengerucutkan bibir. "Kau tahu Sean, ibuku hendak menjodohkanku." Sebenarnya bukan itu yang ingin dia ceritakan. Tapi karena sudah lupa. Dia hanya bisa memutar otak. Mencari stok cerita yang lain.

"Huffhh, rasanya aku kesal. Dulu katanya aku tak boleh berpacaran. Sekarang dia memintaku berpacaran. Apalagi dengan pria yang tak ku kenal. Apa kau tahu umurnya bahkan lebih tua dariku 7 tahun. Aku gak habis pikir, apa yang sedang dipikirkan ibuku," lanjut Cherry bercerita.

"Ohh, ya. Apa kau tak menyukainya?" tanya Sean datar.

"Hahhh, bagaimana aku bisa menyukainya. Aku kenal saja tidak."

"Mungkin pandangan pertama."

Cherry menggeleng, "Itu cuma ada di lagu. Kecuali orang itu cukup tampan atau paling tidak menawan. Mungkin ada cinta pandangan pertama. Itu Pun kurasa sebenarnya bukan cinta. Hanya kekaguman."

"Jadi dia tak tampan atau menawan?" tanya Sean.

"Tidak," jawab Cherry tegas. Pandangannya perihal orang cukup tinggi. Meski kata sang ibu pria itu cukup tampan. Dia sama sekali tak melihat ketampanannya.

Sean mengangkat satu alis, menatap Cherry dengan menggoda. "Dibandingkan aku?"

"Lebih tampan kamu dan lebih menawan kamu," jawab Cherry lempeng.

Seolah tak ada beban sama sekali gadis itu mengatakannya. Tak tahu saja dia efek yang diterima oleh pria di depannya.

Jantung Sean sudah seperti bunyi genderang drum yang ditabuh. "Benar-benar tak bagus bermain dengan gadis ini," keluhnya dalam hati. Niatnya ingin menggoda. Malah dirinya yang terkena dampaknya. Apa namanya jika bukan senjata makan tuan.

"Ish, malah gantian kamu yang diem. Ngomong-ngomong mana Jordi. Kok gak dateng-dateng. Katanya hanya sebentar. Sudah sejam lebih loh ini," gerutu Cherry.

"Mungkin masih ada urusan," jawab Sean bohong. Faktanya Jordi tak akan pernah datang. Pertemuan ini sengaja dia rencanakan. Agar Cherry mau diajak bertemu. Temannya Jordi adalah alasan yang dia buat. Karena jika hanya berdua. Jelas Cherry tak akan mau.

"Gimana sih katanya dia yang ada perlu penting denganku," kata Cherry tak suka. Dia yang paling tak suka keluar rumah. Terpaksa harus keluar. Karena mantan ketua kelasnya itu ingin menanyakan hal penting padanya. Jadi siapa yang tak kesal. Jika si pembuat janji malah tak datang. "Aku udah ngerelain waktu libur kerjaku, loh."

"Biarin aja, nanti aku yang marahin. Jadi gimana dengan perjodohan mu itu. Bagaimana kelanjutannya, apa kamu menolaknya," Sean mencoba mengalihkan perhatian.

"Kamu lagi ngalihin pembicaraan ya, Sean," kata Cherry yakin.

"Hahaha, keliatan ya," tawa Sean canggung.

Tiba-tiba sebuah fikiran menyeruak ke kepala Cherry. Dia jadi tak bisa tahan untuk memanggil. "Sean."

"Yaa," jawab Sean tanpa sadar.

"Kamu, bukan seng-" Cherry tak melanjutkan. Gadis itu malah beralih yang semula menatap Sean, menjadi menunduk. Mungkin rumput hijau di kakinya terasa lebih menarik. "Hufh, kenapa gak jujur saja, sih."

Sean tersenyum, dia tahu dia telah ketahuan. Memang susah jika bertemu dengan gadis sepeka Cherry. "Aku tahu kamu akan menolak."

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!