Bocil minggir dulu yaa...
sinopsip >>>>👇🏻
Reisya yang sangat bucin di manfaatkan oleh Stanley pacarnya sebagai tempat pelampiasan nafsunya. Reisya yang terlanjur menyerahkan dirinya pada Stanley menyusun rencana agar bisa memiliki Stanley bahkan sampai di gerebek dan di paksa menikah.
Dipermalukan, di keluarkan dari sekolah dan ancaman penjara membuat Stanley jadi mulai membenci Reisya. Terlebih saat kebohongan tentang kehamilan palsu Reisya, Stanley kian dendam. Untuk membalas sakit hatinya, Reisya di paksa menikah lagi dengan seorang pria asing bernama Evrard untuk membuatnya hamil sungguhan. Itulah awal Reisya menjalani hidup poliandri.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna juna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.
Tak hanya itu saja , saat keluarga Reisya mendapat kabar dari keluarga besannya jika putri mereka hamil mereka langsung datang bertandang kerumahnya. Dan tak lupa mereka membawakan beberapa barang peralatan untuk bayi pula.
" Ya ampun ....sepertinya bayimu akan menjadi rebutan kita para orang tua..." kata Nancy ramah . Tak seperti dulu yang begitu dingin.
" Hahaha... " Sebastian, Sean dan Naina tertawa bersama. Mereka yang dulu pernah sempat saling bersitegang dan saling benci kini menjadi akur. Dan semua itu berkat kabar kehamilan Reisya .
Maklum saja Reisya dan Stanley sama sama anak tunggal jadi kehadiran bayi kecil sangat membahagiakan bagi keluarga kecil mereka.
" Jadi Stanley dan Reisya melanjutkan sekolah lagi? " tanya Sebastian.
" Iya Om . Aku akan lulus dan kuliah lalu kerja " jawab Stanley
" Baguslah. Laki laki memang harus bekerja . Kau bertanggung jawab pada anak dan istrimu " ucap Papa Reisya sambil menepuk bahu menantunya. " Jangan panggil Om lagi...panggil Papa "
Stanley mengangguk. " Iya, Pa"
Kedua orang tua Stanley dan Reisya tersenyum. Mereka mulai bisa saling menerima dan memaafkan. Toh , Stanley bukan anak yang lari dari tanggung jawab. Tak ada lagi alasan membencinya.
.
.
.
.
' Ya Tuhan...ini terlalu berlebihan banget...sebuah berita bohong tentang kehamilan bisa membuat mereka yang dulu saling benci kini bisa rukun seperti itu...
Kalau seperti ini aku harus bagaimana....
Aku harus hamil beneran...tapi bagaimana caranya...
.
.
.
.
.
.
\*\*\*\*\*\*\*\*
.
.
.
.
.
" Negatif negatif negatif lagi.... " gerutu Reisya saat ia mengetes kehamilannya dengan beberapa alat test pack yang di belinya di apotik beberapa waktu lalu .
.
.
.
' Arrrghh... tidak kenapa masih juga belum positif. Stanley selalu menumpahkan semuanya di dalam.... Hampir tiap hari juga kami melakukannya... tapi...kenapa....
Rahim ku...ada apa denganmu... Kenapa kau tidak lekas hamil.... ??? '
.
.
.
Reisya begitu frustasi. Ia begitu stress dengan semua yang terjadi. Ia harus cepat hamil agar kebohongannya tidak terbongkar. Namun semua itu belum terjadi juga.
.
.
.
.
' Jangan jangan aku mandul? Tapi itu tidak mungkin . Aku haid teratur..... atau mungkin Stanley yang bermasalah? Dia tidak bisa punya anak? .Reisya bertanya tanya.
.
.
.
" Tuhan... tolong buat aku cepat hamil. Aku tidak ingin rumah tangga ku hancur. Keadaan baru saja membaik. Stanley dan keluarganya baru bisa menerimaku tapi kenapa harus begini.... " keluh Reisya sambil menitikkan air matanya.
" Aku tidak akan sanggup jika berpisah dengan Stanley "
Bagi Reisya , Stanley adalah cinta sekali seumur hidupnya. Dia cinta matinya.
.
.
.
.
.
" Sayang... " Stanley mendatangi kamar mereka dengan masih mengenakan seragam SMA , ia memberikan sebuah kotak kecil yang ternyata berisi sebuah kalung emas putih dengan liontin hati pada Reisya.
" Ini hadiah kehamilanmu. " Reisya tersenyum getir saat Stanley memakaikan kalung cantik tersebut di lehernya.
" Sayang " panggil Stanley saat melihat Reisya bengong
" A.. apa? " tanya Reisya gugup dengan mata bengkak.
" Loh... kamu menangis lagi? kenapa sih kok bersedih terus. Kamu tak bisa jauh dari ku ya... hehe... " goda Stanley.
" M... mungkin karena bawaan bayi nya.. " jawab Reisya beralasan.
" Hemmm.... Apa bayi kita cewek ya kok kamu jadi cengeng sekali ?" tanya Stanley.
Reisya hanya bisa diam. Entah sampai kapan ia sanggup menutupi kebohongannya.
" Aku tadi browsing beberapa hal tentang bayi... katanya mendengarkan musik clasic bagus untuk kecerdasan otak bayi . Nanti kalau kehamilanmu menginjak usia kandungan kelima kita bisa sering sering mendengarkan music classic padanya. "
Reisya terdiam membisu sambil menatap wajah suaminya yang nampak begitu bersemangat dan penuh antusias menyambut kehamilannya. Dan itu justru semakin menyiksa batinnya.
" Bayi kita usianya berapa ya sekarang...hmm " Stanley sibuk mengira ngira usia janinnya.
.
.
..
.
' Ya Tuhan... Stanley...suami ku ini seolah tak peduli akan menjadi Ayah di usia semuda ini... Ia begitu bahagia akan mempunyai bayi...
Dia benar benar mencintai aku dan bayiku.
Andai saja aku benar hamil... ' Reisya menangis dalam hati.
.
.
.
.
" Apa sebaiknya kita periksakan ke dokter kandungan saja untuk mengetahui usia bayi kita? " tanya Stanley kemudian..
" Hah?!! " Reisya terkejut bukan main. " Tidak!! " sahut Reisya cepat. Ia tentu tidak mau rahasianya terbongkar saat itu juga.
" Kenapa? " tanya Stanley. Reisya membisu seribu bahasa. Ia hanya bisa diam dan kemudian menunduk. " Oo... maaf... " lanjut Stanley kemudian.
" A... apa?... " tanya Reisya heran.
" Aku lupa... kita menikah terlalu muda dan juga karena 'kecelakaan'... "
Reisya tahu maksud Stanley bilang kecelakaan adalah istilah menikah karena hamil duluan. Namun yang di maksud Stanley adalah kecelakaan karena di gerebek .
" Sepertinya aku terlalu bersemangat... maaf , sayang... " ucap Stanley sambil menunduk.
Ia sadar, ia memang melakukan banyak kesalahan. Mulai dari mengajak kekasihnya itu berhubungan badan di luar nikah, di gerebek, di keluarkan dari sekolah, di penjara, di paksa menikah hingga kini Reisya hamil.
Banyak peristiwa tak mengenakkan yang mereka lalui belum lama ini.
" Aku mau ke toilet dulu... " Stanley buru buru ingin kabur karena suasana di antara mereka kian tak mengenakkan. Ia lantas segera pergi menuju ke kamar mandi di kamar tersebut.
Reisya menghela nafas panjang. Ia menyibakkan rambut panjangnya dan mengikatnya dengan tali rambut seadanya yang ada di dekat meja tempat tidurnya.
" Oh.. tidak! " Reisya buru buru bangkit saat teringat akan sesuatu.
.
.
.
'Test pack tadi masih di toilet... belum ku buang di tempat sampah...'
.
.
.
.
Setengah berlari ia menyusul Stanley. Ia ingin mencegah Stanley menemukan tes pack itu.
" Stanley..."
" Ini apa? " tanya Stanley yang keluar dari kamar mandi sambil menunjukkan beberapa alat tes kehamilan yang semua nya memiliki strip bertanda merah satu.
.
.
.
' Astaga.... tamat riwayatku....bagaimana ini... aku ketahuan...!!!'
.
.
.
" S... sayang... i.. itu... aku bisa jelaskan... " Reisya kelabakan. Hal yang ia tutup tutupi selama ini kini telah terbongkar sudah. Dan semua kini telah di ketahuilah oleh suaminya sendiri.
" Negatif ?.... Jadi kau tidak hamil ? " tanya Stanley.
" A... aku... "
" Jadi selama ini kau bohong padaku !?"
" Stanley...a.. aku... "
" Kau senang ya melihatku seperti orang bodoh yang begitu senang dengan kehamilan mu?? Kupikir dengan kehadiran anak kita , hubungan buruk keluarga mu dan keluarga ku akan membaik . Dan kita juga bisa bersama. Kita bisa akur dan rukun . Rumah tangga kita akan bahagia meskipun awalnya begitu buruk. Tapi bodohnya aku....Kau mempermainkan ku Reisya !! " ucap Stanley dengan bibir bergetar dan tangan mengepal menahan amarah.
" Stanley.. aku... aku... "
" Kau sungguh keterlaluan Reisya!! " Kemarahan Stanley tak terbendung.
" Maafkan aku ..."
Reisya tak bisa menyangkalnya. Ia memang bersalah dengan semua kebohongannya. Dan ia hanya mampu berucap maaf dan terisak saja tanpa mampu membela diri nya .
" Sudahlah !! Aku pikir kau wanita yang berbeda dengan Jeselyn. Ternyata kau pun sama saja. Semua wanita tak bisa di percaya. Kalian suka mempermainkan hati kami para lelaki. Kalian semua sama saja !!! " Ucap Stanley begitu murka.