NovelToon NovelToon
Aku Menciptakan Akademi Pahlawan

Aku Menciptakan Akademi Pahlawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Sistem / Epik Petualangan / Akademi Sihir
Popularitas:34.3k
Nilai: 5
Nama Author: Secret_N

Novel Ini dibuat sebatas Fiksi dan Imajinasi Penulis Semata!

|Percayakah anda bahwa di dunia ini ada keberadaan yang luar biasa? Kami mengundang anda untuk bergabung dengan Akademi Pahlawan

Di dunia ini, banyak hal yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Monster monster dari kedalaman alam semesta siap menyerang kapan saja.

Anda adalah harapan umat manusia, masa depan anda terikat dengan masa depan seluruh umat manusia.

Bergabunglah dengan Akademi Pahlawan, dan jadilah pahlawan dengan segenap hati, jiwa dan raga anda.

Kami menantikan anda... |

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Secret_N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Victoria de Dubois

Tetapi, di mata Arshaka, ia jelas jelas melihat bakat gadis itu sangat tinggi. Apakah mungkin ia meninggal sebelum Penyerangan Abyss?

Menggelengkan kepalanya, Arshaka kembali memusatkan perhatiannya. Melihat bahwa sebagian besar pria menatap gadis pirang itu dengan tatapan terpesona.

Arshaka akui dia memang cantik, namun matanya tanpa sadar beralih pada Afsheena. Gadis itu juga tengah menatapnya dengan tajam.

Untuk sejenak Arshaka bertanya tanya apa yang terjadi pada adiknya itu?

Namun, ia segera mengalihkan perhatiannya pada gadis yang dibawa Maella itu. Gadis pirang itu berjalan mendekat pada Arshaka.

Arshaka yang melihatnya juga menyapa, "Hallo, Siapa Namamu?"

Mendongak, gadis pirang itu menjawab "Victoria de Dubois" untuk sejenak Max tertegun, menatap Victoria dengan sorot mata sedikit rumit.

'Apakah ada begitu banyak nama Dubois?' Mau tidak mau Arshaka bergumam. Menggelengkan kepala ringan, ia berfikir bahwa ia terpengaruh oleh 'Teman Kecil Corin'.

'Aku tidak menyangka akan terpengaruh karena seorang anak' Entah kenapa ia terpengaruh oleh hal kecil itu, padahal ini bukan kali pertama Arshaka melihat sesuatu seperti ini.

Tetapi sejujurnya, ia tidak bisa untuk tidak memikirkannya. Corin adalah anak kecil yang sangat cerdas. Corin mengetahui Arshaka memiliki kekuatan yang layaknya seorang dewa, tetapi ia tidak bergegas memujanya seperti orang bodoh.

Atau seperti pada saat dia pergi ke 220 tahun yang lalu, ketika semua orang menganggapnya seperti dewa yang turun dari langit. Tetapi, Corin tak pernah memanggilnya dewa.

Bahkan jika dia tahu Arshaka seperti seorang dewa, ia juga tidak angkat bicara dan meminta pertolongan untuk menyembuhkan ayahnya.

Sejujurnya Arshaka bingung dengan apa yang dipikirkan Corin saat itu? Apakah ia berfikir kekuatannya tak mampu, atau dia tidak ingin menganggunya?

Pada saat ini suara Victoria menganggu pemikiran Arshaka, "Kepala Sekolah, aku telah mendengar banyak hal darimu dari Maella, Bisakah kamu membuatku bertambah kuat"

Arshaka menatap Victoria sejenak, ia selalu melihat bayangan Corin dalam diri Victoria.

"Kamu ingin kekuatan? Dengan alasan apa?" Mata Arshaka menatap Victoria tenang. Suasana di sekelilingnya juga sedikit berubah karena tekanan yang Arshaka berikan secara tidak terlihat.

Semua murid menatap Arshaka dengan gugup. Menurut mereka, Victoria adalah gadis yang sangat pemberani.

"Aku ingin membunuh para pedagang manusia itu!" Victoria berkata dengan tegas. Sorot matanya menatap Arshaka dengan berani.

Mata Arshaka dingin, Victoria benar benar mirip dengan Corin. Bukankah mudah jika dia langsung minta tolong pada Arshaka untuk membunuh para pedagang manusia itu?

"Bukankah ada cara yang lebih mudah? Seperti langsung memintaku untuk menghancurkan mereka?" Secara tidak sadar, Arshaka memasukkan perasaannya ke dalam nada suaranya.

semua murid yang melihat percakapan itu berkeringan dingin, mereka menatap Arshaka dengan mata yang rumit.

Mendengar pertanyaan Arshaka, Victoria tersenyum, "Bagaimana aku bisa meminta anda melakukan hal itu. Apakah anda pernah mendengar sebuah legenda. Dimana manusia terlalu tamak akan suatu hal, meminta semua hal yang diinginkannya pada sang Dewa. Namun, manusia itu berakhir diabaikan, karena menurut dewa manusia ini tak lagi layak mereka lindungi"

"Umat manusia telah berhutang begitu banyak terimakasih pada anda. Pada tahun 900 Masehi, pada tahun 1800 Masehi. Anda telah melindungi umat manusia dan memberikan kedamaian yang mungkin bagi Anda adalah hal yang sepele tapi bagi kami adalah hal yang sangat berharga"

"Anda telah begitu lelah melindungi seluruh umat manusia, bagaimana aku bisa mengganggu anda dengan hal sepele seperti ini. Lagipula manusia juga perlu menunjukkan bahwa kami layak mendapatkan perlindungan anda"

Arshaka tertegun, matanya membelalak terkejut. Semua orang juga terdiam di tenpat. Untuk sejenak tempat itu menjadi sangat sunyi.

Kemudian tawa Arshaka pecah, "Hahahaha kamu mengatakan hal yang lucu"

Victoria tersenyum, "Mungkin anda tidak tahu, tapi leluhur saya bernama Corin de Dubois pernah menulis sebuah novel. Novel yang dianggap sebagai cerita fantasi padahal itu dibuat berdasarkan pengalaman nyatanya."

"Novel itu berjudul 'The Silent of Heroes', dimana menceritakan pertemuannya dengan seorang pahlawan layaknya dewa bernama Shaka." Arshaka tertegun kemudisn memegang dahinya tak berdaya.

"Karena tidak ada yang mempercayainya, jadi semua orang menyebut itu novel fantasi. Benarkan Tuan Shaka? Di dalam novel tersebut ia menceritakan betapa besarnya umat manusia berhutang terimakasih pada anda."

"Novel ini menceritakan seorang pahlawan yang berdiri di dalam bayang bayang dunia. Tidak pernah muncul dalam terang, namun selalu ada untuk umat manusia. Melindungi kami tanpa mengharapkan satupun imbalan" Pungkas Victoria. Kata katanya membuat Arshaka terdiam seribu bahasa.

Tetapi tidak dengan murid murid itu. Mata masing masing dari mereka memerah, menatap Arshaka dengan mulut terbuka ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Mengingat semuanya, sebenarnya mereka benar benar berhutang terimakasih pada sosok itu. Bahkan rasa terimakasih saja tidak cukup. Dalam sekejap kebanggaan mereka menghilang seketika.

Melihat Arshaka lagi, mereka sekali lagi memahami sosok itu. Sosok dengan punggung tegak, menghadap mereka. Berdiri menopang langit dan bumi.

Mereka percaya jika suatu hari langit runtuh, dengan tangannya ia akan menopang langit untuk umat manusia. Mereka melihat cerminan jelas sumpah yang berkali kali mereka ucapkan di dalam diri Arshaka.

Untuk sejenak Arshaka berbicara, matanya lembut, penuh senyuman, menatap dunia dengan Indah, "Bukan hanya aku yang merupakan pahlawan di dunia ini, mereka juga pahlawan, dan kamu juga pahlawan. Ayahmu adalah pahlawan, ibumu adalah pahlawan, para polsi itu juga pahlawan.

Mereka yang bekerja tidak peduli siang dan malam juga pahlawan, para ilmuwan juga pahlawan, para guru juga pahlawan. Pada dasarnya dunia ini dipenuhi oleh Pahlawan"

"Apa yang kamu pikirkan tentang pahlawan? Apa dia yang mempertaruhkan nyawanya untuk dunia? Apakah dia yang menanggung beban umat manusia di pundaknya? Terkadang pahlawan tidak harus hadir di depan mata dunia.

Yang di balik layar, yang tersembunyi dalam kegelapan, apakah mereka bukan pahlawan? Tidak semua pahlawan yang hadir di mata dunia, benar benar menjadi pahlawan. Tapi terkadang, sosok yang kita abaikan adalah pahlawan yang sebenarnya.

Pahlawan tidak hanya satu orang. Setiap orang bisa menjadi pahlawan bagi orang lain. Tidak perlu melakukan hal besar untuk menjadi pahlawan. Hal kecil pun bisa menjadi cahaya bagi orang lain. Saat itu, dia adalah pahlawan orang tersebut."

"Jadi kamu tidak bisa menyebutku pahlawan, karena masih ada banyak pahlawan di luar sana" Arshaka menggelengkan kepalanya lembut. Matanya yang tenang, menciptakan riak ombak di dalam hati semua orang.

Mereka menatap Arshaka dengan lekat, menatap sosok yang tinggi itu dengan penuh pemujaan. Jika sebelumnya itu hanya kekaguman belaka, maka mulai saat ini mereka bahkan rela menjadi fanatik.

"Sepertinya aku tahu, kenapa kamu bisa menjadi pahlawan." Victoria tersenyum indah, matanya menatap lekat Arshaka yang berdiri di sana.

"Tuan Shaka, kamu tidak bisa menyangkal bahwa dirimu juga pahlawan. kamu pantas menjadi pahlawan. Kamu pantas mendapat terimakasih bahkan pemujaan kami.

Kamu juga seorang pahlawan"

1
Fendi Kurnia Anggara
up
Ikmal
semangat up thor 💪👍👍
~•Dewi~Sistem~•
lanjut /Smile//Smile//Smile/
Zak a Oh
upp
Hinata Sakaguchi
bro, aku masih bingung, dia melawan Puluhan Ribuan Monster tapi melawan Monster tingkat Bencana saja Dia sudah menghabiskan hampir semua Energinya, bagaimana Sih, tingkat Monster ini
Secret-N: Kalo Ribuan Monster tapi level rendah bisa di atasi tanpa menghabiskan energi ka. Saya buat seperti itu tentu saya sesuaikan dengan level bencana itu sangat kuat melebihi ribuan monster yang di lawannya.

Ngomong ngomong Terimakasih ka untuk komennya 🙏
total 1 replies
Hinata Sakaguchi
ㅤㅤㅤ
Hinata Sakaguchi
Mereka ✔️

Nereka ✖️
Hinata Sakaguchi
.
Fendi Kurnia Anggara
up
Ikmal
lanjut 👍
~•Dewi~Sistem~•
update Thor /Smile//Smile//Smile//Smile/
Arsy Putra
oke, sejauh ini novel ini membuatku tertarik, semangat Thor
Fendi Kurnia Anggara
up
Zak a Oh
semangat thor
Lyr
lanjut thor
♪Fifi♪
semangat update nya Thor~/Smile/
Fendi Kurnia Anggara
ok
Fendi Kurnia Anggara
up
♪Fifi♪
akhirnya aku punya waktu untuk baca novel /Sob/
Fendi Kurnia Anggara
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!