Aku Bukan Penghianat

Bagus sangat frustasi ...sejak kedatangannya ia sudah di sidang oleh kedua orang tua Sania. Sania pun ikut memojokkannya.

Yang lebih membuatnya marah adalah ketika ia di kurung di dalam kamar. Rupanya ketika Bagus mandi , Sania mengambil kunci pintu dan menyembunyikannya.

Di tambah pikirannya yang sedang kacau memikirkan istrinya yang lain. Apa yang di lakukan Iza dengan laki - laki yang ia tau namanya Zaki itu. Sungguh ia membayangkan yang tidak - tidak.

" Buka pintunya , aku mau pulang !".

" Tidak bisa , aku ini istri kamu loh Gus , masa iya kamu mau ninggalin aku tidur sendirian ".

" Jangan lupa kalau aku juga punya istri di rumahku ".

" Tapi kita baru nikah Gus , apa kamu tidak mau mengulang lagi malam panas kita ". Rayu Sania.

" Malam panas apaan San , aku kira kamu mengigau , aku sendiri tidak merasa melakukan apapun denganmu malam itu ".

" Yaaa..itu karena kamu terlalu lelah lalu tertidur dengan sangat lelap ".

" Benarkah ??? Kau tau San , bahkan milikku saja tidak ada cairan bakas orang bercinta ".

" Itu karena kamu sudah membersihkannya ". Opppsss , Sania merutuki ucapannya.

Ha....ha....ha.....Bagus tergelak kencang.

" Yang benar yang mana San , katamu aku terlelap tidur...mana bisa aku berjalan ke kamar mandi , itu artinya aku sadar melakukan percintaan dengan kamu ". Bagus masih mentertawakan Sania yang membuka sendiri kebohongannya.

" Itu...itu....kamu ...eh bukan...aku yang membersihkannya ". Sania sudah kehabisan kata - kata.

" Oh ya ?? Bagus menggelengkan kepalanya, sudah ketahuan Sania masih saja mengelak.

" Ya benar ".

Bagus memajukan badannya ke arah Sania yang sedang duduk di pinggir kasur.

" Jadi....kamu menegang barang milikku San ?". Bagus tersenyum miring.

Sania gelagapan, ia membuang pandangannya ." Iy..iya...tentu saja ".

" Apa kamu melihat ada tanda lahir di sana ?". Jebak Bagus.

" Iya , aku melihatnya ". Sania mengiyakan saja ucapan Bagus tanpa berpikir panjang , seharusnya kan ia menjawab, aku tidak memperhatikannya Gus...begitu kan lebih aman.

" Kamu makin ngaco San...aku bahkan tidak punya tanda lahir di tubuhku ".

Sania langsung kicep ,ia tidak tau lagi harus ngomong apa.

" Sekarang buka pintunya !!!".

Sania menurut, ia mengambil kunci dari saku celananya.

" Ikut aku !". Ajak Bagus.

Sania sudah senang , di kira Bagus akan mengajaknya pulang ke rumahnya.

Tapi ternyata... Bagus membawa Sania untuk menemui kedua orang tua Sania.

" Ada apa ini San Gus ?". Tanya Pak Gunadi.

" Kalian mau kemana malam - malam begini ?". Bu Utami pun ikut bertanya, melihat pakaian Bagus yang cukup rapi.

" Saya mau pulang ke rumah saya Om..tante ". Ucap Bagus , ia masih berdiri di hadapan orang tua Sania.

" Om ?? Tante ?? apa apaan kamu Gus, kami ini mertua kamu ". Pak Gunadi langsung berdiri , ia merasa Bagus sedang menantangnya.

" Itu kemaren...dan mulai sekarang , saya Bagus Wiraguna, saya talak kamu Sania Arsena dan mulai detik ini kamu bukan istriku lagi ".

Jederrrrr...... Sania bagaikan di sambar petir.

" Kamu !!! Pak Gunadi murka , ia hendak menampar Bagus , tapi dengan cepat Bagus menahan tangan Pak Gunadi dan menghempaskannya hingga Pak Gunadi terjatuh.

Beruntung dia terjatuh di sofa yang ia duduki tadi. Bu Utami langsung memegang suaminya. " Kurang ajar sekali kamu Gus ". ucapnya marah.

Pak Gunadi tentu saja tidak bisa langsung bangun , pinggangnya terasa sangat sakit , betapa kencangnya Bagus menghempaskannya tadi, apalagi tenaga Bagus yang tentu saja masih sangat kuat.

Ia bahkan memegang dadanya...mungkin saja ia sangat shock dengan perlakuan mantan menantunya , yang terlihat pendiam tapi ternyata galak juga..

" Saya hanya membela diri Tan , apa ada orag mau di pukul diam saja...tidak kan ?".

Sedang Sania ia hanya bisa menangis, " Gus...jangan talak aku , aku mencintai kamu Gus ".

" Cinta tidak bisa di paksakan San ".

" Tapi cuma dengan cara ini aku bisa memiliki kamu ".

" Dengan cara yang sangat kotor , kamu menjebakku ...mencampurkan obat tidur di minumanku agar aku tidur dengan mu , begitu kan San ?".

Sania tergugu , tuduhan Bagus benar adanya. " Jawab San , kamu tidak melakukan itu kan ?? laki - laki bajingan ini yang telah menuduri kamu tapi tidak mau tanggung jawab !". Bu Utami tidak percaya dengan ucapan Bagus.

Sania malah menangis kencang, dan Bu Utami paham kalau anaknyalah yang bersalah dalam hal ini .

" Dasar anak bod doh , untuk apa kamu melakukan itu hanya demi laki - laki kere kayak dia ". umpat Bu Utami.

Pak Gunadi menutup mulutnya, ia tidak punya muka lagi di depan Bagus.

" Maaf , karena saya sudah tidak ada kepentingan lagi di sini , saya mau pulang....permisi ". ucap Bagus...

Tapi Sania mengejar Bagus sampai halaman rumahnya , " Gus....jangan pergi ".

" Masuklah San , jangan lagi permalukan dirimu , kamu akan dapat laki - laki yang lebih baik dariku, dan tentunya yang mencintai kamu ".

Bagus masuk ke dalam mobilnya dan langsung pergi dari rumah Sania. Hatinya terasa lega sekarang.

Tapi sesaat kemudian, hatinya kembali resah....IZA.....satu nama yang kini muncul dalam otaknya.

" Aku tidak boleh kalah dengan Zaki atau laki - laki lainnya , aku suami sah nya , dan akan ku pertahankan pernikahan ini , aku akan segera menggelar acara resepsi dan memberi tau semua orang bahwa Iza adalah istriku ".

" Masalah Sania sudah selesai, semoga saja Iza tidak curiga dengan ucapan Sania tadi pagi ".

" Aku tidak perduli apapun yang di lakukan Iza kemaren dengan Zaki, aku yakin itu hanya pelampiasannya saja karena aku terlalu cuek padanya ".

" Akan aku buat lagi dia jatuh cinta padaku , dengan perhatian manis , pasti Iza akan kembali luluh, aku yakin itu ".

Dengan semangat menggebu , Bagus melajukan mobilnya menuju rumah tempat tinggalnya bersama Iza.

Banyak sekali rencana di otaknya , kali ini ia benar - benar sudah memantapkan hati untuk memilih Iza sebagai istri satu- satunya , dan dia pun akan memaafkan semua kesalahan Iza yang telah berselingkuh dengan Zaki dan juga laki - laki yang pernah ia lihat bertemu dengan Iza di parkiran kantor.

Bagus buru - buru turun dari mobilnya...Ia sempat curiga , kenapa lampu rumah padam semua.

Apa jangan - jangan Iza belum pulang....tapi ia menepis semuanya. Ia masuk dan langsung menyalakan semua lampu.

Ia cari di setiap sudut rumahnya....sepi , bahkan kamar Iza masih di kunci dan di gembok dari luar. Bagus pun mencari ke garasi...dan ternyata motor Iza tidak ada di sana.

Dengkul Bagus langsung lemas....." Iza belum pulang ". gumamnya lirih.

Kasihan Mas Bagus....giliran ia menyadari kesalahannya dan otaknya kembali normal , sang istri tak tau di mana keberadaannya...

Bersambung....

Di like....

Di Comment....

Di Vote juga ya....

Terima kasih sudah mampir 🙏😘👍🏻