Mencintai seseorang yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tentunya sangat menyakitkan, apalagi setelah tahu kalau pria yang dicintainya ternyata sudah memiliki pujaan hati.
Yuk simak cerita selengkapnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Naura mengejar Jonathan dan ikut masuk ke mobil pria itu.
"Beneran kakak mau nikah?"
"Turun Nau, kakak buru buru, ada meeting."
"Jawab ya atau tidak."
"Ya, tentu kakak akan menikah. Kakak ingin membangun keluarga kakak sendiri, hidup bahagia bersama Istri dan anak anak kakak. Udah Nau, tolong keluar, kakak buru buru."
"Kakak akan menikah dengannya? Dengan wanita itu?"
"Ya dia kekasih kakak."
Naura diam sejenak, menatap pria itu dengan mata yang mulai berkaca.
"Apa kakak tidak bisa mempertimbangkan aku juga? Bersamaku, menghabiskan masa tua denganku, apa tidak cukup untuk membuat kakak bahagia?"
Jonathan diam tanpa mau menjawab pertanyaan tersebut. Yang dia lakukan hanyalah menatap Naura, dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Apa setidak mungkin itu untuk kita bersama? Padahal aku menyukai kakak loh, kakak tinggal menyukaiku balik. Kupikir itu bukanlah hal yang susah, untuk menyukai gadis sepertiku."
Jonathan masih diam. "Maaf Nau, tapi kakak nggak mungkin mengingkari janji yang sudah kakak buat."
"Turun Nau, kakak harus meeting." Jonathan berucap dengan suara datar namun tegas. Mau tidak mau Naura pun turun. Gadis itu hanya bisa melihat mobil Jonathan yang perlahan menjauh.
Dia menoleh saat ada tangan yang merangkul pundaknya. "Jangan terlalu sedih, kak Jo juga bukannya mau menikah dalam waktu dekat ini. Intinya, kamu masih punya kesempatan untuk membuktikan sekuat apa pesonamu." Lalu Hani tertawa. Naura langsung mendengus kesal. Melangkah dan masuk ke mobil Hani.
"Udah dong nggak usah bete gitu. Aku doain deh, semoga kak Jo berjodoh sama kamu."
Naura hanya melirik tanpa mengatakan apapun.
"Beneran loh, nanti aku doain. Makanya jangan bete lagi." Hani malah kembali tertawa dan itu bikin Naura berdecak kesal.
*****
Hari sudah siang dan Jonathan masih sibuk dengan pekerjaannya. Sesekali pria itu mendengus, karena sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Perhatiannya teralihkan saat mendengar dering ponselnya yang diletakan diatas meja kerjanya. Layar ponsel itu menampilkan nama Lyodra. Segera Jonathan menekan tombol hijau dan keluar dari ruangannya. Dia hampir lupa dengan janjinya yang akan makan siang bersama Lyodra dan mamanya.
*****
"Maaf saya terlambat," ucap Jonathan begitu dirinya tiba.
"Nggak masalah, mama tau kamu pria yang sibuk." Paruh baya yang duduk didepannya dan Lyodra itu tersenyum tanpa sama sekali mempermasalahkan keterlambatan Jonathan. Berbeda dengan Lyodra yang malah memperlihatkan wajah masamnya.
"Kamu tuh kebiasaan banget deh beib. Selalu saja pekerjaan kamu yang kamu utamakan." Lyodra mendengus. Jonathan hanya diam, tidak ingin menanggapi ucapan yang tidak masuk akal itu. Karena nyatanya, dia bahkan beberapa kali meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menemani Lyodra.
"Jo, mama tau kamu pria yang sibuk tapi jangan sampai mengabaikan Lyodra. Kasian tau anak Mama." Mama Lyodra menimpali.
Jonathan masih saja diam, tidak ingin menanggapi ataupun membahas hal tersebut.
"Oh ya bagaimana pekerjaan kamu?" tanya mama Lyodra basa basi.
"Lancar Ma. Oh ya, mama sampai kapan disini? Maaf mungkin Jo nggak bisa sering bertemu karena banyak pekerjaan yang harus Jo urus."
"Jo, mamaku datangnya sekali kali aja, masa kamu nggak bisa luangin waktu sih."
"Pekerjaanku banyak beib, banyak yang harus kulakukan. Lagian ada kamu yang bisa menemani Mamamu." Jo mulai kesal. Ingin sekali Jonathan berkata kalau dia tak punya kewajiban untuk menemani mama Lyodra karena mereka baru pacaran. Tapi, dia menahannya.
"Sudah ... Sudah ... nggak usah mempermasalahkan hal seperti ini. Oh ya Jo, Mama mau tau dong, kira kira kamu kapan ya mau nikahin Lyodra?" tanya mamanya to the point.
"Menikah?" Jonathan menjeda ucapannya. Kenapa sih seharian ini orang orang disekitarnya malah membahas tentang pernikahannya? Padahal dirinya saja belum kepikiran untuk melangkah ke jenjang tersebut.
"Kalau boleh jujur, Jo belum memikirkan pernikahan. Masih terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."
Mama Dan Lyodra membulatkan mata mereka. Agak syok dengan jawaban Jonathan yang ternyata belum punya keingiannya untuk menikah.
"Ma - maksud kamu apa beib? Kamu nggak mau nikahin aku gitu?"
"Untuk saat ini belum." Jonathan menjawab dengan singkat.
Mama dan Lyodra langsung saling pandang pandangan.
"Tapi kamu tetap akan menikahi anak Mama kan Jo?"
Jonathan menarik nafas dalam. "Aku sudah berjanji akan menjaganya." Melirik Lyodra yang kini sudah tersenyum.
"Ya, jangan sampe kamu lupa akan janjimu itu," ucap mama Lyodra lagi.
