NovelToon NovelToon
Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Anak Kembar / Anak Yatim Piatu / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Gywnee

"Untuk sementara waktu menyamarlah jadi guru disana, entah kenapa aku merasa orang itu juga berada di sekolah itu." Ucap seorang pria 35 tahun, dia bernama Leon, dia adalah ketua kepolisian.
"Tenang saja Axel, tidak ada yang mengenalimu aku akan mengganti identitasmu. Namamu akan aku ubah menjadi Gavin Alexander." Jelas Leon sambil menyentuh pundak Axel, lalu Axel menatap Leon dengan tatapan dinginnya.

"Tujuanku bersembunyi dari orang-orang, kenapa malah menyuruhku jadi guru disana?" Tanya Axel dengan kesal.
Leon menatap Axel dengan kesal, "Aku tidak mau membicarakan ini tapi putra dan putrimu sekolah disana, apa kau tidak takut jika terjadi sesutu dengan mereka?" Tanya Leon.
"Ini saatnya kau bekerja sebagai polisi sungguhan bukan polisi bayangan lagi Axel." Ucap Leon sambil tersenyum.

Axel hanya diam, dia sebenarnya lebih memikirkan tentang kedua anaknya daripada orang itu.

"Leon, apa kau tahu siapa nama anak-anakku?" Tanyaa Axel dengan raut wajahnya yang sedih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

"Beginikah cara mu berterimakasih kepada orang yang sudah merawatmu?" Ucap Andre dengan kesal.

"Jika tidak ada papamu, rumah sakit milik mamamu tidak bisa sebesar sekarang." Ucap Rose dengan nada datar.

Axel tersenyum kecil, "Aku selama ini diam bukan berarti aku tidak tahu apa-apa, aku memikirkan kalian dan berharap kalian sadar dengan perilaku kalian, tapi sekarang keputusanku sudah bulat. Aku akan mengambil alih semuanya." Jawab Axel dengan tegas.

"Jadi apa kau mengusir kita?" Tanya Dito dengan heran.

"Tidak. Pakai saja rumah ini, aku kesini hanya ingin bilang ini saja. Aku mengurus semuanya, secepatnya aku akan berada di rumah sakit sebagai direktur baru." Jawab Axel.

Rose mengepalkan tangannya dengan kesal.

"Tenang saja, aku tetap akan mengirimkan uang untuk kalian." Ucap Axel.

"Bukankah kau harusnya merasa tidak pantas menerima semua, kau yang membuat mamamu mati." Ucap Rose.

Axel menoleh ke Rose dengan tatapan datarnya, "Bersikap baiklah selagi aku bisa sabar." Ucap Axel lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar.

Andre menatap kepergian putranya itu dengan raut wajah yang sedih, sedangkan Rose terlihat kesal dengan Axel.

"Duh gimana nih aku ada janji traktir teman-temanku liburan ke Jepang." Gumam Dito dengan cemas.

Axel keluar dari rumahnya, dia melihat di samping rumahnya disana banyak sekali peliharaan orang tuanya, ada kucing, kelinci, dan kuda. Axel teringat bagaimana dulu dia sering tidur di kandang kuda karena dihukum oleh mama tirinya, dan dia harus makan makanan kucing karena dia tidak diberi makan oleh mama tirinya, dan lebih menyakitkan yaitu dia diikat di kandang kuda dan pinggangnya di cambuki oleh papanya karena membuat Dito terluka padahal itu tidak dia lakukan, dia berusaha membantu adiknya yang jatuh tapi malah dia dituduh oleh mama tirinya. Tanpa sadar air mata Axel menetes mengingat kejadian itu.

"Tuan..." Panggil Ratih dengan sedih. Axel mengusap air matanya dan Ratih memeluk Axel dengan erat.

"Tuan mudaku yang malang....maafkan bibik tidak bisa membantu tuan apa-apa..." Ucap Ratih dengan sedih, air mata Axel semakin mengalir deras mendengar ucapan Ratih itu, dan dia menangis di pelukan Ratih.

Setelah merasa tenang, mereka berdua duduk di kursi taman rumah Axel itu.

"Kemana saja tuan sebenarnya?" Tanya Ratih sambil memegang tangan Axel.

"Saat aku kabur aku dibantu sama Leon, dia bilang kenal mamaku...dia bilang mamaku dulu membantu kelurganya saat sakit, dan sekarang dia membantuku, aku dijadikan polisi bayangannya...dari situlah aku bisa bertahan hidup, aku juga menyiapkan semuanya sebelum aku datang kesini, aku menemui pengacara mama yang menulis surat wasiat itu dan aku menunggu sampai waktunya tiba aku kembali kesini." Jelas Axel.

"Tuan harusnya tuan mengajak bibik, bibik bisa bantu mengurus tuan..." Ucap Ratih dengan sedih.

Axel tersenyum sedih, "Bibik tenang saja, aku bisa mengurus diriku sendiri. Yang penting disini bibik jaga papa ya...aku takut kalau wanita itu berbuat jahat ke papa." Pinta Axel.

Ratih menganggukkan kepalanya dengan mengerti, "Pasti tuan...pasti." Jawab Ratih.

"Jangan merasa bersalah bibik, semua sudah berlalu....nanti kalau waktunya sudah tepat aku akan membawa mereka ke bibik." Ucap Axel sambil mengingat anak-anak dan istrinya itu.

"Apa maksud tuan?" Tanya Ratih dengan heran.

"Nanti saja ya, aku harus pulang bik. Bibik istirahat ya.." Ucap Axel.

Ratih tersenyum kecil.

.

Setelah pulang dari rumahnya, Axel pergi ke rumah Keara. Dia melihat mereka bertiga yang sedang mengobrol sambil mengupas sayuran di meja makan. Axel tersenyum kecil melihatnya karena mereka begitu tenang dan bahagia. Dia menjadi cemas, jika dia membawa mereka ke keluarganya mereka bisa dalam bahaya. Axel masih banyak keraguan untuk muncul di depan mereka, bahkan dia belum bisa muncul di depan Keara.

"Aku sangat pengecut." Gumam Axel dengan sedih.

Dan Axel berdiri disana sampai mereka bertiga selesai dengan kegiatan mereka, dan Keara mematikan lampu karena dia akan tidur.

Setelah itu Axel masuk ke dalam mobilnya dan pulang ke apartemennya.

Keara merebahkan tubuhnya di ranjang kamarnya, dia tiba-tiba teringat dengan Axel.

"Dimana kamu sekarang," Gumam Keara dengan heran.

Lalu Keara meneteskan air matanya karena dia sangat merindukan pria yang sangat ia cintai itu.

"Axel....andai kamu tahu, aku benar-benar capek sendirian disini, aku sangat ingin memelukmu sekarang. Dan juga anak-anak sudah tumbuh dewasa, aku punya banyak kekhawatiran terutama ke Vani karena dia anak perempuan, aku lebih cemas dengannya. Mereka tumbuh menjadi anak-anak yang baik, dan pengertian ke aku..." Ucap Keara sambil tersenyum lalu dia mengusap air matanya.

"Cepatlah datang Axel...." Lirih Keara dengan sedih.

Vani membuka kamar mamanya, karena dia tidak bisa tidur malam ini.

"Mama..." Panggil Vani.

Keara langsung mengusap air matanya, lalu dia duduk.

"Iya Vani ada apa?" Tanya Keara dengan heran.

"Aku tidak bisa tidur, aku mau tidur sama mama." Jawab Vani lalu dia menutup pintunya dan tidur di sebelah mamanya.

Keara tersenyum lalu dia menaikan selimut Vani agar dia tidak kedinginan setelah itu Keara kembali tidur.

"Tumben banget tidak bisa tidur, ini baru pertama kali sejak kamu lulus SMP mau tidur sama mama lagi loh," Ucap Keara.

Vani hanya diam.

"Kamu sudah dewasa sekarang ya...dulu kalian tidak mau tidur kalau tidak sama mama...waktunya berjalan dengan cepat sekali." Ucap Keara sambil tersenyum dan menatap putrinya itu.

Vani menoleh ke mamanya, lalu dia mengubah posisi tidurnya miring menghadap mamanya.

"Mama," Panggil Vani.

"Hm?" Tanya Keara.

"Kenapa orang bisa terobsesi sama orang lain?" Tanya Vani dengan heran.

"Hmmm? apa maksudnya?" Tanya Keara dengan heran.

"Mama jadi begini ada cowok..." Vina mulai menceritakan tentang Tio ke mamanya, dia menceritakan semuanya tanpa malu atau apapun ke mamanya. Sebenarnya di balik sifat dinginnya, Vani tetaplah anak cewek pada umumnya, dia selalu terbuka ke mamanya dengan hal-hal yang tidak dia mengerti termasuk tentang cinta.

"Kenapa dia seperti itu padaku mama?" Tanya Vani dengan heran.

"Apa kamu sudah tanya Vyan?" Tanya Keara.

"Enggak ah, nanti dia malah mengolokku." Jawab Vina dengan kesal, Keara tersenyum kecil mendengarnya.

"Eummm...mama rasa karena dia terlalu berekspetasi tinggi padamu, makanya dia bersikap seperti ini padamu. Dan anak itu mungkin terlalu memikirkan padamu tapi tidak memikirkan perasaanmu ke dia." Jelas Keara.

Vani hanya diam, dia berusaha mencermati kata-kata dari mamanya itu.

"Vina, kamu tetap harus menjaga perasaan siapapun orang itu, jangan kamu melukai orang hanya karena kamu tidak suka dengannya, ya." Ucap Keara.

Vina menganggukkan kepalanya.

"Apa Vyan paham tentang hal suka menyukai seperti itu? dia pernah cerita apa ke mama?" Tanya Vina dengan penasaran.

"Rahasia, dia akan marah besar nanti kalau mama bocorin." Jawab Keara sambil tersenyum.

"Ah mama...eh tapi dia sering kan cerita ke mama?" Tanya Vani.

"Sama seperti kamu, tapi Vyan jauh lebih terbuka ke mama loh," Jawab Keara.

"Kenapa dia tidak terbuka padaku, padahal aku sering terbuka ke dia." Gumam Vani dengan kesal. Keara tersenyum kecil.

"Apa mama juga cinta dengan papa?" Tanya Vani dengan memberanikan dirinya.

Keara sontak terkejut, baru kali ini Vani berani bertanya tentang papanya.

"Ka.kalau tidak mau jawab ya tidak apa-apa." Jawab Vani dengan gugup.

Keara tersenyum, "Nanti mama akan cerita tentang papa ke kalian berdua kalau Vyan ada ya." Jawab Keara.

Vani menganggukkan kepalanya, dia sangat senang akhirnya Keara mau membuka tentang papanya.

Dan Keara pun sadar jika mereka sudah dewasa maka rasa penasaran mereka jauh lebih tinggi sekarang.

"Tidurlah sayang," Ucap Keara sambil mengecup kening Vani.

Vani menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

1
hitijahubessyjeane 01
keren
Mbak Thia
cerita nya bagus tapi tolong di tetap kan namannya Vina apa vani
Gywnee: namanya vina, kadang salah ketik ☺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!