NovelToon NovelToon
Kamar Jenazah

Kamar Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / spiritual / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:34.9k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Kamar jenazah, bagian dari rumah sakit yang agak dihindari. Misteri dan kisah mistis apa yang dialami oleh Radit Krisna yang bekerja sebagai petugas Kamar Jenazah. Tangisan yang kerap terdengar ketika menjalani shift malam, membuat nyalinya terkadang ciut.

Berhasilkah Radit melewati gangguan yang terjadi dan mengungkap misteri tangisan tersebut?

===

Hanya untuk penggemar kisah horror. Harap tidak membaca dengan menabung bab ya.

Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14 ~ Dia Siapa?

Makhluk itu berteriak dan melayang cepat ke arah Radit, membuat pria itu tersungkur saat berusaha menghindar.

“Pergi!”

“ANTAR AKU PULANG!”

Makhluk itu kembali berteriak, kedua matanya terlihat menyeramkan dan dari mulutnya keluar cairan hitam bahkan mengotori gigi-giginya. Mendadak Radit tidak bisa bergerak, mulutnya tidak bisa berucap kata apalagi berteriak.

“KALIAN SUDAH BUAT AKU MATIII”

Hanya gelengan kepala pelan yang bisa direspon oleh Radit.

Terdengar suara roda brankar mendekat juga obrolan, sepertinya Zul sudah kembali. Radit menatap sekeliling, makhluk itu sudah tidak ada. Namun, sayup-sayup suara tangisan masih ia dengar.

“Dit, lo kenapa?” tanya Zul menghentikan brankar yang dia dorong bersama rekan lainnya, melihat Radit terduduk di atas tanah tidak jauh dari pintu depan kamar jenazah.

“Gue butuh rokok,” ujar Radit lalu berpindah duduk di kursi tunggu. Menghissap rokoknya, sedangkan kedua rekannya sibuk mengkondisikan jenazah yang akan dibawa pulang keluarganya.

“Harus dimandikan nggak?” tanya Radit sambil berteriak. “Pak Amat udah pulang.” Tubuh Radit masih gemetar karena kejadian tadi, tapi berusaha tidak terjadi apapun.

“Nanti gue hubungi petugas lain,” jawab Zul. “Besok pagi baru dibawa pulang.” Zul ikut duduk di samping Radit. “Lo, kenapa?”

“Bang, lo pernah nggak sih diganggu oleh salah satu jenazah yang ada di ruangan itu,” tunjuk Radit ke arah dalam.

“Bukan ganggu sih, lebih kepada menunjukan kalau mereka ada.” Kedua pria itu terdiam, sibuk dengan rokok masing-masing.

“Bang, ada telpon dari lantai tiga belas. Pasien melahirkan meninggal dunia.”

“Hah, bangsal kamboja. paling malas gue ke sana,” keluh Zul.

“Bukannya bangsal kamboja sudah ditutup Bang?” tanya Radit.

“Sudah. Sekarang bangsal itu digunakan untuk proses melahirkan dan tindakan untuk ibu hamil yang mengalami keguguran. Lo aja ke sana,”titah Zul.

Radit pun mengiyakan, dari pada dia ditinggal di kamar jenazah dan kembali mendapatkan gangguan lagi. Lebih baik ia keluar mengerjakan tugasnya. bersama satu orang rekan lainnya, ia mendorong brankar kosong menuju gedung depan tepatnya lantai tiga belas.

Dia yang menarik brankar dari ujung bagian depan, sedangkan rekannya mendorong dan ujung satunya. Melewati koridor rawat jalan, tentu saja sangat sepi ketika malam hari. Saat menunggu pintu lift terbuka, Radit merasa brankarnya terdorong membuatnya menyingkir dan membentur pintu lift.

“Eh, jangan bercanda ah.”

Rekannya hanya menunduk dengan kedua tangan mencengkram pinggiran brankar. Lift naik dan sampai di lantai sepuluh, mau tidak mau mereka harus menunggu agak lama untuk kembali turun.  

Bruk.

Brankarnya kembali membentur pintu lift. Radit berdecak dan menoleh.

“Jangan gitu, ada CCTV. Nanti kita kena masalah.”

“ANTAR AKU PULANG!” teriak rekan Radit lalu mengangkat wajahnya.

“Hah, siapa lo?” tanya Radit menjauh dari posisi sebelumnya.

“AKU MAU PULANG!”

Wajah Udin -- rekan satu shift Radit, menunjukan kemarahan. Kedua matanya memutih dan terus menyeringai. Radit sadar kalau Udin sepertinya kerasukan, ia pun berteriak minta tolong sambil menatap sekeliling.

Perlahan Udin melangkah menghampiri Radit. Kondisi yang tidak sadar karena dalam pengaruh gangguan jin, membuat Radit tidak ingin dekat dengan Udin. Ia pun menyingkir, seperti kucing-kucingan antara Radit dan Udin.

“Keluar dari tubuh itu, dia tidak bersalah,” ujar Radit yang terhalang brankar dengan Udin.

“Kalian salah, antarkan aku pulang!” teriaknya lagi lalu melompat ke atas brankar tepat di hadapan Radit yang langsung terjatuh karena terkejut dengan gerakan tiba-tiba Udin.

“Tidak ada yang salah di sini, sudah ajalmu. Jadi jangan ganggu kami.” Entah keberanian dari mana, sejak tadi Radit terus mengoceh. Mungkin karena sosok itu tidak berwujud dan merasuk pada Udin. Akan berbeda ceritanya kalau sosok tersebut berwujud, tubuh Radit seakan tidak berdaya.

“Tolong!” teriak Radit.

Ada security berlari menghampiri dan membangunkan Radit.

“Kenapa Mas?” tanya petugas itu.

“Itu,” tunjuk Radit ke arah Udin yang masih berada di atas brankar.

Udin perlahan tersadar, menatap sekeliling dan menatap bergantian Radit juga security di hadapannya.

“Ada apa?” tanyanya dengan wajah linglung

“Mas nggak apa-apa? Apa perlu kita bawa ke UGD.”

“Jangan Pak, mungkin teman saya lelah,” ujar Radit lalu menghampiri Udin dan menepuk bahunya. “Istighfar Din.”

“Ini mau ke mana?”

“Lantai tiga belas Pak, terima kasih bantuannya,” jawab Radit melihat pintu lift sudah terbuka lalu mendorong brankar masuk di ikuti oleh Udin.

Selama dalam lift, Radit sesekali melirik ke arah Udin yang terus mengusap tengkuknya. dalam kondisi seperti ini, semua terasa lambat termasuk laju lift. Bahkan saat ini baru tiba di lantai empat.

“Din, lo nggak apa-apa?” tanya Radit tanpa menoleh.

“Nggak ngerti, kok tiba-tiba rasanya ….” Udin tidak melanjutkan kalimatnya, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan seperti saat meregangkan otot leher yang pegal. Namun, gerakannya tersendat-sendat dan berbunyi seperti patah tulang.

Krek … krek.

Radit menyingkir dan terdesak pada dinding lift, menatap Udin yang bersikap aneh.

“Antar aku pulang, dia yang salah. Dia yang sudah bunuh aku.”

Suara perempuan yang keluar dari mulut Udin, begitu lirih dan mirip dengan suara makhluk yang belakangan ini mengganggu Radit.

“Dia … siapa?”

 

1
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Fatimah Ziyadatul Khair
seru ceritanya. semoga segera nelurin cerita horor baru lagi. semangat kak othor
Vita Liana
cerita baru lagi dung kak hehe
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣bukanya seneng tapi senep tiap hari liat hantu
Zuhril Witanto
astaghfirullah...
Zuhril Witanto
itu balasan untukmu Deo ..karna kamu gak mau mengakui dan gak bertanggung jawab
Zuhril Witanto
dan aaaaas.....
Zuhril Witanto
jelas2 Deo salah masih aja ngelak...biar aja di bawa
Zuhril Witanto
hantune ngeyelan
Zuhril Witanto
deg degan
Zuhril Witanto
motor Radit kan di pinjem Deo waktu itu
Zuhril Witanto
🤭🤭 ngarep
Zuhril Witanto
tuh hantu maksa banget
Zuhril Witanto
horor seru
Zuhril Witanto
ya ampun siapa yang nabrak
Zuhril Witanto
hantunya ikutan mandi
Zuhril Witanto
astaghfirullah...baca aja serasa ikutan lemes
Zuhril Witanto
spot jantung
Zuhril Witanto
serem banget
Zuhril Witanto
malah tambah serem lah di Kamboja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!