Masa lalu yang telah Ia lupakan kembali hadir dan mengusik kehidupannya. Seolah takdir mempermainkan mereka.
Mira, wanita cantik yang profesi sebagai seorang dokter telah berhasil keluar dari keterpurukannya dan membahagiakan anaknya seorang diri. Ia mampu melakukan semua itu tanpa adanya sosok Rangga, pria masa lalu yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya dan tiba-tiba pergi begitu saja. Menghilang bagai buih.
Disaat Mira tengah bahagia dengan kehidupannya, lagi-lagi pria itu tiba-tiba hadir dalam hidupnya. Takdir kembali mempertemukan mereka sebagai seorang dokter dan pasien.
Akankah Mira berada di sekitaran Rangga sebagai seorang dokter, yang akan menyembuhkannya? Ataukah memutuskan menjadi sosok wanita yang telah dicampakkan, dan membalas rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpojok
Kini semua keluarga berkumpul di depan ruangan perawatan di mana Natalie sedang dirawat oleh dokter, ada orang tua Natalie dan juga ada orang tua Rangga. Mereka duduk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ibu Natalie terus saja menangis sambil bersandar di dada sang suami.
Natalie adalah anak mereka satu-satunya, membuat mereka sangat khawatir saat mendengar kabar jika Natalie mencoba mengakhiri hidupnya, sedangkan Bayu Aji dan juga Dewi juga ikut terdiam dan menatap putranya yang terus saja melihat darah di tangannya. Kini mereka benar-benar tak tahu harus berbuat apa, di sisi lain mereka juga kasihan pada Natalie, anak itu pasti sangat mencintai putra mereka sampai nekat melakukan semua ini. Sementara di sisi lain mereka bisa melihat besarnya cinta Rangga pada Mira dan juga memikirkan buah cinta mereka, ada Shaka dan juga Anisa yang kini sudah memanggil putranya dengan sebutan ayah dan memanggil mereka dengan sebutan nenek dan kakek.
Dewi menatap Bayu Aji, menanyakan bagaimana sekarang dengan hanya gerakan bibir. Bayu Aji hanya menggeleng dan memberi isyarat agar mereka sebaiknya diam dulu, dalam situasi ini jelas mereka yang salah. Mereka hanya bisa berdoa semoga kondisi Natalie baik-baik saja.
Tak lama kemudian Andre pun keluar dari ruangan tersebut, membuat kedua orang tua Natalie langsung menghampirinya.
"Dokter, bagaimana kondisi anak kami, Dok?" tanya ibu Natalie yang sejak tadi menangisi kondisi putrinya, Rangga juga ikut berdiri ingin mendengar kabar kondisi Natalie
Rangga dan kedua orang tuanya hanya memasang telinga mereka dari tempat mereka berdiri, berbeda dengan kedua orang tua Natalie yang kini mendekati dokter.
"Syukurlah pasien baik-baik saja, untung saja lukanya tak terlalu dalam dan cepat dibawa ke rumah sakit, sekarang Natalie sudah bisa dijenguk dia sudah sadar. Kalian boleh masuklah," ucap dokter Andre, kemudian ia pun pamit pada mereka semua.
Kedua orang tua Natalie langsung masuk ke dalam, sementara Rangga kembali terduduk di tempatnya, ia kembali hanya menatap kedua tangannya yang berlumuran darah. Banyak yang dipikirkannya saat ini, ia benar-benar tak tahu keputusan mana yang harus diambilnya, ia sama sekali tak mau menyakiti siapapun atas keputusannya ini. Tadinya jika masalah ini bisa cepat ia selesaikan, tetapi sepertinya semua tak semudah itu.
"Tenanglah, Natalie sudah baik-baik saja, ini pergilah ganti pakaianmu dulu. Ibu dan ayah akan menemui Natalie dan orang tuanya," ucap Dewi mengusap punggung putranya sambil menyerahkan paper bag yang tadi di bawahnya.
"Baik, Bu," ucap Rangga kemudian ia pun berjalan gontai ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang penuh darah dari Natalie. Rangga menghela napas dan menatap wajahnya di cermin, ia sudah mengganti pakaiannya. Namun, tetap saja perasaannya masih seperti tadi, perasaan yang aneh yang ia rasakan. Ada rasa bersalah melihat kondisi Natalie. Namun, ia juga merasa bersalah pada Mira.
Kedua orang tua Rangga ikut menghampiri Natalie di kamar perawatnya, ia bisa melihat ibu Natalie terus saja menangis sambil memeluk putrinya. Jika Dewi berada di posisi itu, tentu saja ia juga sangat panik dan juga bersedih.
"Mari silakan duduk di sana dulu, Pak. Ada yang ingin saya bicarakan," ucap ayah Natalie meminta ayah Rangga untuk duduk di meja sofa yang ada di sana, mereka sudah dipindahkan di ruangan yang lebih besar dari sebelumnya.
Bayu Aji mengerti pasti ada yang akan dibahas oleh orang tua Natalie, ia pun mengikuti orang tua Natalie yang terlebih dahulu berjalan menuju ke sofa dan tak lama kemudian Rangga juga masuk. Ia pun ikut bergabung dengan mereka, kini ketiga pria itu sudah bersama-sama, sedangkan Dewi memilih untuk menghampiri Natalie. Ia juga merasa bersalah dengan keputusan putranya yang tiba-tiba membatalkan pernikahan mereka tanpa adanya kesalahan yang dibuat oleh Natalie, semua itu benar-benar terjadi karena kedatangan Mira di kehidupan putranya. Natali tak bersalah, putranya lah yang membawa masalah dalam kehidupan mereka.
"Rangga, kamu bisa melihat sendiri kan kondisi putriku. Awalnya aku setuju jika pertunangan kalian batal, aku memaklumi kondisimu dan juga perasaanmu, tapi jika sudah seperti ini aku minta pengertian darimu. Jika memang kamu tak mau melanjutkan pertunanganmu dengan putriku, setidaknya jaga perasaannya. Kamu jangan dulu mendekati wanita itu, jangan menambah rasa sakit hatinya karena pembatalan pertunangan kalian yang sepihak dan kini menambah lukanya dengan melihat kalian bersama," ucap ayah Natalie di mana selama ini ia diam-diam terus mengawasi putrinya yang selalu mengawasi mereka, selalu mengikuti Rangga saat Rangga bersama dengan anak-anaknya dan juga wanita yang menjadi penyebab hancurnya kehidupan putrinya.
Rangga hanya terdiam dan menunduk, ia benar-benar merasa bersalah akan kondisi Natalie saat ini.
"Tidak, pokoknya ibu tidak mau tahu! Rangga tidak boleh membatalkan pertunangan ini. Rangga, kamu harus bertanggung jawab atas putriku, kamu telah menyentuhnya dan kamu harus menikahinya secepatnya," tegas ibu Natalie membuat ibu Dewi sangat terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh wanita yang memeluk putrinya itu.
"Apa maksudmu?" tanya Dewi tak mengerti apa yang dikatakan oleh ibu Natalie itu, bertanggung jawab untuk apa?
"Iya, putramu telah menyentuh putriku dan dia harus bertanggung jawab akan hal itu, awalnya aku setuju jika pernikahan mereka dibatalkan karena tak akan ada yang dirugikan dari pihak kami, tapi setelah mengetahui putramu telah menyentuh putriku aku keberatan," tegas ibu Natalie, ia sudah mendengar cerita dari putrinya sore tadi saat Rangga meminta Natalie bertemu. Ia menceritakan kepada ibunya jika alasan ia tak terima dengan pembatalan pertunangan itu karena Rangga telah menyentuhnya, Natalie sengaja mengatakan hal itu semua pada ibunya agar ia mendapat pembelaan, ia tak terima jika Rangga bahagia setelah menghancurkan hidupnya. Natalie membutuhkan dukungan kedua orang tuanya.
Ayah Natalie sangat syok mendengar hal itu, ia menatap tajam pada Rangga yang sudah sejak tadi terus menunduk. Bukan hanya ayah Natalie yang terkejut, ayah Rangga juga terkejut. Apakah anaknya yang selama ini dibanggakan melakukan hal bejat itu.
"Rangga, apa benar kamu telah menyentuh Natalie?" tanya Bayu Aji dengan suara lantang.
Rangga hanya terdiam, kini posisinya benar-benar terpojok.
Sementara itu Natalie menyunggingkan senyum di balik pelukan sang ibu, ia yakin fakta itu akan membuat mereka semua mendukung pernikahan mereka, ia tak peduli setelah menikah nanti Rangga marah padanya atau tak mencintainya, yang jelas untuk saat ini ia ingin menikah dengan Rangga secepatnya sebelum Rangga meninggalkannya bersama dengan Mira dan anak-anaknya.
dzolim sma istri dia pkr drumh ongkang2 .piring bersih baju bersih rumh bersih dia pikr perabot nya jln sendri gk dikerjakan pake tangan