SYEILA

Melihat situasi yang tidak mendukung, Ainur berupaya menghindari serangan Faisol dan bayangan pedang milik Syeila .

Tapi nahas, ketika dia melompat. Sudah ada Syeila disana, sebatan pedang gadis itu hampir melukainya.

" Kurang 4-jar !!! Kalian memang berani nya cuma keroyokan "

Robby pun muncul, kini ketiganya berkumpul untuk kembali menyerang Ainur.

Dari balik topeng nya, Ainur memperhatikan wajah para musuh satu persatu.

Gawat!!! Kalau aku teruskan, sudah pasti aku kalah. Jangan sampai aku terluka lagi, Raja Iblis tidak akan mau menyembuhkan ku

Monolog Ainur, diam-diam dia mengeluarkan sebuah kelereng berwarna hitam dari saku bajunya.

Dan dengan gerakan cepat, ia melempar kelereng itu ke arah musuh. Asap hitam menyebar, menghalangi pandangan. Ainur menggunakan asap untuk memanipulasi pandangan, ia menghilang dalam kepulan asap tersebut.

UHUK UHUK UHUK

Syeila terbatuk-batuk, bau asap terlalu menyengat.

" Dia sudah kabur " Ujar Faisol, Syeila mencoba melihat keadaan. Asap itu perlahan menghilang.

" Kemana dia pergi ?" Tanya Syeila .

Robby melayang mencari jejak Ainur, ia menggunakan indra penciumannya untuk mengetahui sejauh mana Ainur pergi.

" Dia sudah jauh" Gumam Robby.

Syeila mengalihkan pandangannya ke arah rumah Nayli. Gadis itu masuk ke dalam bersama dengan arwah Ibunya.

Syeila segera menyusul, begitu pula dengan Faisol dan Robby.

" Terimakasih " Ucap Rukyah ketika Syeila dan yang lain mengerumuni.

" Kenapa kau bisa datang kemari ?" Tanya Syeila , tidak mudah roh manusia yang sudah mati bangkit kembali dan menjelma di depan keluarga nya dalam keadaan baik seperti ini.

" Aku dibangkitkan oleh seorang wanita yang mengaku bernama Agung Pinatih "

Sontak Faisol membeliak lebar.

" Kau bertemu guru ?"

Rukyah mengangguk disertai senyuman manis.

" Dimana ? Beliau dimana?"

" Saya tidak tahu, saya hanya diberi waktu tidak kurang dari tiga puluh menit untuk menyadarkan Nayli "

Faisol menghela nafas kecewa, padahal dirinya sangat ingin bertemu sang guru secara langsung. Ada banyak hal yang ingin ia utarakan.

" Ibu... Ibu jangan pergi lagi " Nayli yang mendengar bahwa Rukyah hanya diberi waktu tiga puluh menit, sangat tidak ingin Ibunya pergi.

" Nayli... yang sabar ya Nak"

Nayli menggeleng, tangisannya tidak bisa terbendung lagi. Tangan nya meraih ujung pakaian Rukyah, namun ternyata kainnya tidak bisa disentuh.

Nayli berusaha sekali lagi, tetap saja. Tangan nya hanya mendapatkan udara kosong. Bola mata Nayli terangkat, dipandangnya sang Ibu penuh tanda tanya.

Sang Ibu tersenyum lembut, ia mengangguk memberi tanda. Nayli termangu, meskipun dia tahu Ibunya sudah tiada. Tapi hatinya tetap saja tidak ikhlas menerima kenyataan.

Pelan-pelan tubuh Rukyah terkikis berubah buih yang berterbangan.

" Ibu... Ibu.. Jangan tinggalin Nayli" Rengek Nayli memohon, Syeila langsung memeluk gadis kecil itu.

Bukannya tenang, Nayli justru semakin berontak. Ia menangis sejadi-jadinya memanggil sang Ibu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Syeila menatap kosong keluar jendela, mobil yang mereka tumpangi melaju tenang memecah jalanan.

Robby yang duduk di belakang sudah tepar sejak tadi, sedangkan Faisol mengemudi sambil terus mencari jejak Ainur.

Sinar bulan malam itu cukup terang, sehingga mampu memperlihatkan pemandangan malam. Padahal masih belum terbilang purnama, tapi karena langit tak ada mendung, sehingga cahaya bulan nampak sempurna.

Tiba-tiba Faisol menghentikan laju mobilnya di badan jalan, tepat di tengah-tengah jembatan.

Syeila mengernyit heran, kenapa Faisol berhenti ?

" Ada apa ?" Tanya Syeila heran.

" Entahlah... Dia mau apa ya?" Faisol justru melemparkan pertanyaan yang sulit dimengerti. Pandangan tertuju ke satu titik.

Syeila mengikuti arah pandang Faisol , rupanya ada seseorang yang berdiri di tepi jembatan. Ia mematung dalam waktu yang lama.

" Jangan-jangan ??"

Faisol dan Syeila cepat keluar, belum lagi mereka menyebrang, gadis itu sudah melompat ke dalam sungai.

Faisol terpaksa ikut melompat untuk menolong gadis tersebut.

Syeila berdiri celingukan, karena pemandangan di bawah sedikit gelap. Jadi kurang terlihat.

Robby mengendus sesuatu, matanya langsung terbuka. Ia melihat mobil yang ditumpangi berhenti serta kedua rekannya raib.

" Syel... Sol... "

Robby celingukan, ia keluar dari dalam mobil. Bau khas yang selalu dicari nya terendus semakin kuat.

Faisol berenang mencari tubuh si Gadis, rupanya tubuh itu sudah berada di dasar sungai. Faisol bersusah payah menarik gadis itu, namun ia kesulitan. Seperti ada yang menarik balik ke dalam air.

Mengetahui Faisol tidak kunjung muncul ke permukaan, Syeila mulai cemas.

" Syel, kamu ngapain disini ?" Tanya Robby .

" Itu, Pangeran... Dia nolongin gadis nyemplung ke sungai " Jawab Syeila sembari menunjuk ke arah bawah.

" Gawat !"

" Kenapa ?"

" Aku mencium bau Ainur disini ?"

Bola mata Syeila membeliak lebar...

" Aku harus bantuin dia "

Syeila ingin melompat juga, namun ditahan oleh Robby .

" Jangan !! Berbahaya.. Mending kita satukan kekuatan kita dari sini "

Usulan Robby langsung diiyakan oleh Syeila , keduanya pun menggunakan kekuatan mereka masing-masing untuk menolong Faisol .

Faisol sudah hampir kehabisan nafas, sampai akhirnya dua sinar putih keemasan melilit tubuhnya dan juga tubuh gadis itu. Keduanya terangkat tanpa beban keluar dari kedalaman sungai.

" B4n9s4t !!!"

Ainur meninju dinding pembatas jembatan, ia geram sekali rencananya harus gagal karena musuh yang sama.

Padahal jika Ainur berhasil mengambil energi positif dari gadis itu, ia akan mampu menyempurnakan ritualnya untuk malam bulan merah besok.

Sebab gadis itu memiliki dua energi positif yang cukup kuat.

Ainur sudah sangat positif thinking bisa mengalahkan Syeila dan yang lainnya. Serta ia akan membawa Syeila ke ranjang pengantin nya.

Tapi kini, semuanya gagal total.

" Sepertinya aku harus keluar dari negeri ini, karena mereka selalu saja menemukan ku jika aku terus berada disini "

Ucap Ainur berbicara kepada dirinya sendiri.

" Persetan dengan bulan merah besok, masih ada bulan merah yang lain. Yang penting aku bisa berada di level yang sempurna, hingga bisa mengalahkan semua orang "

Ainur tersenyum miring, ia sangat yakin dengan rencana nya. Oleh karena itu, Ainur segera pergi dari tempat itu. Ia akan pergi jauh melanglang buana ke seluruh dunia. Menghisap segala energi positif yang bisa menyempurnakan dirinya.

Faisol tersengal-sengal setelah tubuhnya berhasil naik, sementara tubuh gadis itu sudah tidak bergerak.

" Dia masih hidup, tapi denyut nadinya lemah " Ucap Syeila yang memeriksa keadaan gadis itu.

" Ayo kita bawa ke rumah sakit "

Robby langsung menggendong gadis itu dengan gaya bridal style, sedang kan Syeila membantu Faisol berjalan.

Kini giliran Robby yang mengemudi, sementara Faisol istirahat di kursi paling belakang.