NovelToon NovelToon
Mawar Merah Berduri

Mawar Merah Berduri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Aini

Mawar merah sangat indah, kelopak merah itu membuatnya tampak mempesona. Tapi, tanpa disadari mawar merah memiliki duri yang tajam. Duri itulah yang akan membuat si mawar merah menyakiti orang orang yang mencintainya.

Apakah mawar merah berduri yang bersalah? Ataukah justru orang orang yang terobsesi padanyalah yang membuatnya menjadi marah hingga menancapkan durinya melukai mereka??!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 Unlike Unfollow

Ini hari terakhir Inne mengajar les Brian. Setelah ini dia tidak perlu mengajar Brian lagi, karena Brian akan segera ujian kelulusan disusul ujian masuk perguruan tinggi.

"Akhirnya, selesai juga. Aku senang karena aku tidak perlu membohongi Adit lagi." gumamnya yang saat ini duduk menikmati cappucino latte nya di kafe.

"In, sendirian aja nih." Sapa Leni mendekati sahabatnya itu.

"Iya, baru selesai ngajar gue. Lu gak kuliah hari ini?"

"Cuma ngantar tugas aja, gue titip sama kak Wendi."

"Eh In, lu masih ngajar les Gio gak?"

"Udah selesai dua hari lalu. Kenapa?"

"Gak ada, nanya aja."

"Nanya aja atau kangen nih sama adek Gio?!" goda Inne yang membuat Leni merona.

"Lu serius suka sama Gio?" Tanya Inne agak terkejut dan di anggukkan oleh Leni.

"Ya ampun, Leni. Gio masih kecil tau. Pacaran aja belum pernah tu anak."

"Justru karena itu gue mau jadi pacar pertamanya."

"Hmm, teman aku ini jatuh terlalu dalam sama bocah."

"Eh bentar lagi dia lulus SMA ya. Bukan bocah lagi."

"Iya deh yang bukan bocah lagi."

"Lama lama ngobrol sama lu bikin gue malu." Leni pun pergi meninggalkan Inne sendirian karena dia harus melayani pelanggan yang baru datang.

Setelah menghabiskan cappucino lattenya, Inne pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

Inne tiba di depan rumahnya, saat dia baru turun dari ojek, mobil Adit pun tiba di depan rumahnya.

"Adit!"

Adit keluar dari mobilnya dengan raut wajah marah.

"Ada apa Dit?" tanya Inne heran melihat raut wajah marah itu.

"Ini apa?" Adit memperlihatkan layar hp nya pada Inne.

Dilihatnya apa yang tertera di layar hp Adit. Rupanya akun IG Inne memberi Like pada photo Brian sebagai anggota idol boys.

"Loh, aku gak tau Dit."

"Gak tau gimana, nih jelas kamu yang like photo dia In!"

"Ya tapi aku gak merasa memberi like photo itu, Dit."

"Buktinya ada, Inne."

Inne benar benar tidak tahu mengapa ada like nya pada photo Brian.

"Ya udah masuk dulu. Gak enak dilihat tetangga." ajak Inne.

Mereka pun masuk. Adit langsung duduk di kursi ruang tamu, sementara Inne ke kamarnya untuk menaruh tas nya.

"Aku benaran gak pernah like photo itu, Dit. Mungkin kepencet waktu photo itu lewat beranda aku."

Dia keluar dari kamarnya menuju dapur. Membuatkan minuman segar untuk Adit.

"Tau ah kesal."

"Jangan marah dong Dit. Nih minum dulu biar segar."

Adit pun meminum sirup orange segar buatan kekasihnya. Meski begitu hatinya masih tetap panas.

"Unlike sekarang juga!"

"Iya." Inne mengambil hp Adit lagi, lalu unlike photo Brian.

"Nih udah."

"Unfollow IG nya!"

"Aku gak follow dia, Dit."

Adit memeriksa dan ternyata benar Inne tidak memfollow akun IG Brian.

"Jadi, kamu kesini cuma untuk nyuruh aku unlike photonya? Kan kamu bisa unlike sendiri, Dit. Kamu kan tau password IG aku."

"Aku mau print tugas. Printer aku rusak."

"Ya udah tuh print aja. Aku mau ganti baju dulu, gerah."

Inne kembali ke kamarnya, sedangkan Adit benar benar mem-print tugasnya menggunakan printer dirumah Inne.

Saat bersamaan bunda pulang, matanya langsung bertemu dengan mata Adit.

"Bunda!" Sapa Adit takut.

"Nak Adit sendirian?"

"I-iya bunda. Mau print tugas bentar. Soalnya printer di rumah lagi rusak." Jawab Adit agak terputus putus.

Tatapan tajam bunda membuat Adit takut. Masalahnya saat ini dia datang ke rumah disaat Inne hanya sendirian di rumah.

"Bunda sudah pulang!" Seru Inne keluar dari kamarnya dengan sudah memakai pakaian santai.

"Lain kali kalau gak ada bunda di rumah, kalian ngobrol di teras aja. Atau pintu rumah jangan di tutup." ucap bunda yang langsung pergi menuju kamarnya.

Adit merasa bersalah. Bukannya mendapatkan restu bunda, malah akan semakin tidak pernah direstui kalau begini kejadiannya.

"Dit, udah belum print tugasnya?" tanya Inne menghampiri Adit.

Dia tersenyum, menyembunyikan rasa bersalah dan takutnya pada bunda.

"Udah In."

"Kamu pulang aja ya, Dit."

"Iya. Aku pulang dulu ya, In." pamit Adit.

Mereka hendak melangkah keluar rumah, sebelum akhirnya bunda keluar dari kamarnya dengan sudah berganti pakaian.

"Nak Adit sudah makan siang belum?!" Seru bunda yang membuat langkah mereka terhenti.

"Belum, bunda." sahut Adit sambil berbalik arah menghadap bunda.

"Makan siang dulu disini yuk. Bunda masak rendang sama ada ayam bumbu, telur dadar juga ada."

"Boleh bunda. Aku udah kangen masakan bunda."

Adit langsung melangkah mengikuti bunda menuju dapur. Inne pun tersenyum lega karena bunda tidak benar benar marah.

Kini mereka menikmati makan siang sambil berbincang tentang seputar perkuliahan. Adit dan Inne tampak sangat bahagia. Tampa sadar mereka saling berbagi makanan di hadapan bunda.

Sudah menjadi kebiasaan mereka saat makan bersama pasti saling berbagi makanan di piring masing masing. Bunda hanya bisa memperhatikan itu dengan mencoba menepis rasa tidak sukanya.

"Sini aku ambil daging ayamnya..." Inne membantu Adit mengambil daging ayam dari tulangnya, karena Adit terlihat kesusahan.

"Makasih, In."

Lalu, kemudian Inne yang tersedak karena mulutnya penuh, Adit pun dengan cepat mengeluskan punggung Inne dan memberi Inne minum.

Semua adegan itu terlihat jelas oleh bunda. Dia paham, Adit dan Inne benar benar saling mencintai dan sudah pacaran sejak lama. Ada perasaan senang melihat cara mereka saling menyayangi satu sama lain. Tapi, tetap saja hati kecilnya belum bisa menerima putri yang dia jaga selama ini diam diam berpacaran tanpa sepengetahuannya.

Inne akhirnya sadar kalau bunda memperhatikannya. Dengan cepat Inne pun berhenti mengobrol dengan Adit.

"Aku ambil minum dulu, bun." Pergi kebelakang menambah air minum.

"Bagaimana nak Adit, rendangnya enak?" tanya bunda.

"Enak bunda. Masakan bunda mah yang terbaik." pujinya yang membuat bunda tersenyum senang.

Setelah makan siang, Adit pun pamit pulang pada bunda. Lalu Inne mengantar Adit sampai ke depan rumah.

Saat tiba di dekat mobil Adit, hp Inne mendapat notif pesan dari Brian.

BRIAN

Kak Inne, jangan lupa mengembalikan jaket.

😍😍😍

Adit yang tadinya mau masuk ke mobil tidak jadi saat mendengar notif di hp Inne. Dia pun langsung mengambil alih hp dari tangan Inne.

"Adit!" Inne kaget.

Adit membaca pesan itu, ditatapnya wajah Inne dengan penuh tanda tanya dan juga wajah marahnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!