NovelToon NovelToon
Soulmate

Soulmate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: sJuliasih

Perjalanan kisah romansa dua remaja, Freya dan Tara yang penuh lika-liku. Tak hanya berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka juga harus menelan kenyataan pahit saat harus berpisah sebelum sempat mengutarakan perasaan satu sama lain. Pun mereka sempat saling melupakan saat di sibukkan dengan ambisi dan cita-cita mereka masing-masing.

Hanya satu yang akhirnya menjadi ujung takdir mereka. Bertemu kembali atau berpisah selamanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sJuliasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Masa liburan pun telah usai. Kembali Freya menjalani rutinitasnya sebagai seorang pelajar. Kini ia tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Di hari pertamanya sebagai siswa kelas XII, Freya tampak sangat bersemangat. Terlebih ia sudah menjadi senior di Mars High School.

Setelah berpamitan kepada sang bunda, gadis berkuncir satu itu pun bergegas melajukan motornya. Kakinya yang sempat mengalami cedera saat liburan kemarin kini sudah membaik. Untuk itu sang bunda memperbolehkannya membawa motor seorang diri.

Setiba di parkiran sekolah, dengan langkah tergesa Freya berjalan menuju ke arah mading sekolah. Bukan karna ingin melihat berita terhangat di Mars High School. Melainkan ia hendak melihat daftar nama dan pembagian kelas selama ajaran baru berlangsung.

Freya menghela nafasnya yang memburu, saat mendapati mading di penuhi oleh banyak siswa. Tak ingin berdesakan, gadis itu pun memilih mengalah sembari menunggu keadaan jauh lebih kondusif.

Beberapa menit berlalu, satu persatu siswa mulai berhamburan meninggalkan mading. Freya lalu mendekat ke arah mading. Dengan sedikit mendongak ia melihat beberapa lembar daftar nama siswa kelas XII yang tertempel di mading. Memperhatikan dengan teliti satu persatu daftar nama tersebut berharap segera menemukan namanya tertera di salah satu kelas.

Sudah menjadi tradisi bagi Mars High School jika setiap kenaikan kelas akan terjadi pertukaran siswa dan perombakan kelas. Entah apa alasannya, namun yang pasti itu adalah kebijakan sekolah yang mutlak dan tak bisa di ganggu gugat.

"Syukur lah gue masih tetap di kelas IPA¹." gumam gadis itu pelan seraya menjauh meninggalkan mading.

Sembari memperhatikan para siswa baru yang bertebaran di sekitar lapangan sekolah, ada senyum yang tersirat di wajah Freya. Seketika ia teringat akan dirinya dulu yang pernah menjalani masa-masa itu.

Menyadari hanya tinggal beberapa menit lagi bel akan berbunyi, dengan langkah lebar Freya menuju ke kelasnya yang berada di lantai 3. Ia menghentikan langkah sejenak setiba berada di depan kelas XII-IPA¹. Mengatur nafas terlebih dahulu lalu berjalan ke salah satu meja yang masih kosong. Ia meletakkan tas di atas meja, kemudian bersandar pada senderan kursi yang di tempatinya.

Gadis itu melemparkan pandangan ke seluruh sudut kelas barunya. Tak jauh berbeda dari kelasnya yang lama. Hanya saja kelas yang ia tempati sekarang memiliki ruangan yang lebih luas.

"Freya...." suara Hana terdengar menggema bersamaan dengan kedatangan gadis itu.

Freya langsung menoleh ke arah sumber suara. Senyumnya melebar mengetahui salah satu sahabatnya ternyata berada di kelas yang sama dengannya.

"Gue seneng banget Frey sekelas sama lo lagi." Hana seketika saja memeluk Freya.

"Bilang aja lo seneng karna ada yang bisa lo conteki lagi." Freya menghujam Hana dengan sindirian.

Hana hanya menyengir lebar sembari menempati kursi kosong yang berada di samping Freya.

"Oiya, Risa sama Andre gimana Han? Gue nggak ada ngecek nama mereka tadi. Males gue soalnya rame banget di mading."

"Setau gue mereka di kelas IPA³ sih Frey. Ya untungnya aja Risa sama Andre itu sekelas. Kalo nggak gimana nasib si Risa coba?! Bakalan boring banget pasti dia karna nggak ada kita." papar Hana.

Di saat kedua gadis itu tengah menyayangkan nasib Risa yang ternyata tak sekelas dengan mereka, tiba-tiba saja seseorang meletakkan tasnya tepat di meja Freya.

Tak elak, Freya maupun Hana langsung menoleh ke arah lelaki yang tengah berdiri tepat di depan meja mereka.

"Tara?! Lo ngapain di sini?!" Freya tersentak dengan kehadiran Tara, hingga kedua mata indahnya pun membulat sempurna.

"Tara kan sekelas sama kita, Frey." Hana menjawab kebingungan sahabatnya.

"Hah?!" Freya sama sekali tak percaya dengan pernyataan Hana.

"Kenapa lo sekaget itu? Belom pernah ya sekelas sama cowok seganteng gue?!" ucap Tara yang membuat Freya berdecih pelan.

"Lo nggak pindah ke belakang Han?" tanya Tara dengan raut wajah datar.

"Gue?!" Hana mengarahkan telunjuknya tepat di wajahnya.

"Menurut lo?! Udah sana buruan pindah." pinta Tara.

"Gue nggak mau. Perasaan gue duluan deh yang duduk di kursi ini, kenapa jadinya lo yang nyuruh gue yang pindah?!" seru Hana yang tak mau kalah.

"Yaudah biar gue aja yang pindah!" tegas Freya tak ingin melihat Tara maupun Hana bersitegang.

"Nggak Frey." keduanya mencegah Freya yang hendak bangkit dari duduknya.

Belum sempat mencari jalan tengah dan mendamaikan keduanya, bel sekolah sudah berbunyi menandakan ucapara bendera akan segera di laksanakan.

Bersamaan dengan itu seorang anggota osis menghampiri Tara. "Tara, lo lama banget sih? Lo tau kan kalo kita harus buat sambutan untuk siswa baru?!" seru Haikal dengan nada kesal.

"Sorry." Tara menanggapinya dengan santai. Sebelum keluar dari kelas, tak lupa ia mendesak Hana agar berpindah kursi. "Gue nggak mau tau, pokoknya lo harus pindah Han!" kecam lelaki itu kemudian berlalu bersama Haikal.

Hana yang kesal hanya bisa mengumpat Tara. "Ngeselin banget emang ya tuh orang. Untung ganteng, kalo nggak mah udah gue kepret."

"Tapi nih Han, bukannya lo itu salah satu fansnya Tara ya?!" sindir Freya.

"Itu kan dulu. Gue udah berpindah haluan!"

"Ke Andre?!" Freya menatap sahabatnya yang tiba-tiba salah tingkah.

"Udah lah pindah aja gue. Males juga berurusan sama calon pacar lo." segera Hana bangkit dari kursinya lalu berpindah ke kursi yang berada di belakang Freya.

Keduanya pun lalu keluar dari kelas menuju ke lapangan sekolah guna mengikuti ucapara sekaligus penyambutan bagi para siswa baru.

***

Di hari pertama sekolah, proses belajar mengajar pun belum kondusif. Para senior di Mars High School mulai menyebar menempati setiap sudut sekolah. Kebanyakan dari mereka, khususnya para siswa laki-laki sibuk mengincar siswi baru yang parasnya menawan dan bisa di jadikan gebetan.

Tak berbeda dari para siswa lainnya, Freya dan ketiga sahabatnya pun kini tengah menikmati waktu luang mereka dengan bersantai di dekat lapangan basket. Sembari bercerita, ke empat remaja itu sesekali menoleh ke arah barisan siswa baru yang tengah menjalani ospek.

"Liat tuh si Haikal, cosplay jadi pak Zul apa gimana tuh dia?" tukas Risa yang membuat ketiga sahabatnya terkekeh pelan.

"Emangnya dengan dia bersikap sok tegas dan otoriter bisa ngebuat orang lain jadi respect gitu sama dia?! Respect kagak, yang ada orang pada eneg kali ngeliatnya." Hana menimpali.

Tawa Andre pun semakin keras mendengar ucapan Hana. "Jahat banget lo Han."

Sedang asyik membicarakan Haikal yang memang terkenal akan sikapnya yang suka memanfaatkan jabatannya sebagai wakil ketua osis, pandangan Freya justru teralihkan ke arah koridor yang tak jauh dari lapangan basket.

Dimana ada Tara yang tengah berbincang dengan salah seorang siswi baru. Dari cara siswi itu memandang Tara, pasti ia pun terkesima dengan senior tampan yang berdiri di hadapannya.

Freya seketika saja berdecak pelan hingga Andre yang mendengarnya pun langsung menoleh. "Kenapa lo Frey?" tanya lelaki itu.

"Gue.... nggak papa gue." jawabnya dan langsung mengalihkan pandangan ke arah lain.

Andre pun tak bertanya lagi. Mereka kembali menyaksikan aksi Haikal yang terkesan berlebihan dalam proses ospek tersebut.

Tanpa Freya duga, ternyata Tara yang tadinya terlihat antusias saat berbincang dengan siswi baru, kini malah menghampirinya. Bahkan Tara sudah berdiri tepat di depannya sambil membawa sesuatu.

"Buat lo, Frey." ujar Tara sambil menyodorkan satu cup es krim berukuran sedang rasa coklat yang memang kesukaan Freya.

"Wah...." Andre yang sama kagetnya dengan Freya hanya bisa menggelengkan kepala.

"Buat kita mana Tar?" tanya Risa berharap penuh pada Tara.

"Sorry, gue cuma beli satu. Soalnya yang gue inget cuma Freya doang." jawab Tara santai.

"Hm... mulai deh bucin." gumam Hana pelan.

"Ini Frey ambil. Atau lo mau rasa yang lain?" tanya Tara sambil menatap Freya yang tak bergeming.

"Yang rasa cinta ada nggak beb?!" ejek Andre yang langsung mendapat tatapan tajam dari Tara.

"Udah ambil aja Frey. Kalo lo nggak suka, kasih ke kita aja." Hana menimpali.

Freya pun akhirnya mengambil satu cup es krim rasa coklat itu dari tangan Tara. "Makasih ya Tar."

"Iya Frey. Yaudah gue ke sana dulu ya." sahut Tara, sebelum berlalu tak lupa ia melemparkan senyuman terbaiknya kepada gadis yang ia sukai itu.

Kepergian Tara jelas membuat ketiga sahabat Freya riuh seketika, terutama Andre. Pun Risa hanya bisa bergumam tak jelas. Ia ingin sekali berada di posisi Freya, walau hanya sekali saja. Setidaknya ia merasakan bagaimana mendapat perlakuan manis dari Tara.

"Frey, lo mah enak banget. Udah dapet es krim dari Tara, terus lo sekelas pula sama doi. Ah... gue jadi pengen pindah ke kelas lo." rengek Risa.

"Ya elah Ris, soal es krim kan lo bisa beli sendiri." sekak Hana.

"Tapi pasti rasanya beda Han sama yang di kasih Tara." tampaknya sulit bagi Risa untuk melupakan perasaannya kepada Tara.

"Eh tapi nih Frey, gue sebenarnya ngerasa was-was sewaktu tau kalo lo itu sekelas sama Tara. Gue takut bokapnya yang aneh itu malah ngelakuin sesuatu lagi sama lo." ucap Andre yang memang ada benarnya.

Freya pun menghela nafas sesaat. "Itu juga yang gue pikirin dari tadi Ndre. Gue beneran takut kalo bokapnya Tara bakalan mencabut beasiswa gue." papar gadis itu.

"Terus gimana dong Frey? Kan bukan kemauan lo juga sekelas sama Tara." sahut Hana yang merasa iba melihat sahabatnya.

"Gimana kalo lo tukeran sama gue aja Frey?" Risa pun memberikan ide yang sama sekali tak membantu.

"Lo kira barang bisa di tuker?!" Andre melirik Risa dengan sinis.

"Iya Ris. Lagian lo tau kan kalo peraturan itu mutlak di buat sama pihak sekolah. Dan gue juga nggak punya kuasa apapun untuk merubah semua itu." ujar Freya dan membuat ketiga sahabatnya seketika terdiam.

"Tapi yaudah lah guys, gue nggak mau lo bertiga jadi kepikiran sama masalah itu. Gue... bakalan baik-baik aja kok. Selama lo pada selalu mendukung gue." sambung Freya.

"Pasti Frey... kita bakalan selalu mendukung dan selalu ada buat lo." Risa langsung memeluk Freya, di ikuti oleh Hana dan Andre yang jelas hal itu membuat Freya merasa terharu. Bahagia sekali rasanya jika memiliki orang-orang yang bisa mengerti keadaannya.

***

1
korokoro
kaget banget Tara, jangan nakal main cubit pipi aja/Scowl/
Julia H: namanya juga modus kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!