Kyara harus menerima ujian pahit dalam hidupnya ketika dihadapkan dengan kenyataan harus menerima tawaran menjadi istri dari Bos tempat ia bekerja demi permintaan pria tua yang sangat ia sayangi. Membuat Kyara harus berada di posisi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Bagaimana nasib pernikahan yang Kyara jalani tanpa ada satu orang pun yang tahu jika dirinya sudah menikah bahkan tidak dianggap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak sembarangan
"Rania, Kau membuatku kaget saja! Ugh." menepuk pelan pundak Rania.
"Masih pagi kau sudah melamun saja, Kyara. Sudahlah jangan melamun. Tidak usah kau dengarkan ucapan mereka! Mereka hanya iri kepada kau saja, Kya!" Rania sedikit menaikkan nada bicaranya supaya 3 orang wanita yang sedang menatap sinis Kyara mendengarkannya. Rania adalah satu-satunya teman yang selalu membela Kyara disaat teman-teman yang lain seprofesi dengannya menghujat dirinya.
"Aku tidak sedang melamun, Rania. Jangan berbicara seperti itu. Aku tidak ingin kau terlibat masalah lagi dengan mereka hanya karena aku." bisik Kyara.
Pintu lift yang sudah terbuka menghentikan niat Rania yang ingin menjawab ucapan Kyara. Kyara segera menarik tangan Rania menjauh dari 3 orang wanita di dalam lift yang Kyara ketahui memendam rasa tidak suka kepadanya.
"Itulah akibat kau memiliki wajah terlalu cantik, Kya. Banyak wanita yang iri kepadamu." ucapnya sembari berjalan bergandengan dengan Kyara. Dengan nada yang masih meninggi.
Kyara mendengkus. Memukul lengan Rania. "Kau ini bicara apa, Rania? Jangan sembarangan!"
"Aku tidak sembarangan, Kya. Aku hanya berkata sesuai fakta. Mereka iri melihat kecantikanmu yang berada di atas mereka."
"Sudahlah, kau ini selalu asal bicara. Sebaiknya kita mulai bekerja saja."
"Apa kau takut dimarahi lagi oleh Bu Retno, Kya?"
Kyara mengangguk mengiyakan. Wajahnya bergidik membayangkan betapa seramnya wajah Bu Retno. Rania terkekeh geli melihat raut wajah ketakutan Kyara.
"Tentu saja! Kau pikir apa? Setiap hari aku harus mendengar teriakannya bisa-bisa membuat telingaku ini putus, Rania." gerutu Kyara mengingat sikap kepala OB itu kepadanya.
Rania tertawa keras mendengar gerutuan Kyara. Reflek Kyara memukul lagi lengan Rania sedikit keras. "Jangan menertawakanku, kau begitu menyebalkan!" cebiknya.
Rania masih tak melepas tawanya. "Baiklah, baiklah. Ayo kita mulai bekerja."
Kyara mengangguk mengiyakan. Mereka memulai pekerjaan membersihkan ruangan karyawan yang berada di lantai 10 perusahaan. Kyara dengan cekatan menyapu lantai, mengepel dan membersihkan meja para karyawan yang sedikit berantakan. Tidak ada kata lelah bagi Kyara. Menjalani kehidupan tanpa adanya keluarga membuat Kyara sudah kebal akan kerasnya hidup.
Tidak sampai setengah jam, pekerjaan membersihkan ruangan karyawan pun akhirnya selesai Kyara bersihkan. "Hugh, akhirnya selesai juga." Kyara bergumam sembari berjalan membawa alat-alat kebersihan yang sudah selesai digunakannya.
"Kyara!" suara berat nan cempreng yang Kyara pastikan berasal dari mulut Bu Retno pun berhasil membuat langkah Kyara terhenti.
"I-iya, Bu? Apa Ibu memanggil saya?"
"Tentu saja saya memanggil kamu!! Memang siapa lagi yang berada di lorong ini selain kamu?! Hantu, hugh?!" teriakan keras Bu Retno yang memekakkan telinga kembali Kyara rasakan pagi ini. Walaupun sudah sering mendengarnya, tetap saja membuat telinga Kyara berdenging seketika.
"Agh, iya. Maaf, Bu. Ada apa Ibu memanggil saya?"
"Apa kamu sudah tahu jika Presiden direktur kantor pusat akan berkunjung ke sini untuk memantau kinerja karyawan di perusahaan ini?" tanyanya penuh selidik.
Kyara bergidik sembari menggeleng lemah. Ia memang belum mengetahui info tentang kedatangan presiden direktur pusat ke perusahaan cabang tempat ia bekerja. "Maaf saya belum mengetahui infonya, Bu." tuturnya melemah.
"Info sepenting itu kamu belum tahu, Kyara?! Huft, sudah saya duga. Kamu memang tidak bisa diandalkan! Saya bahkan sudah menginfokan masalah ini ke grup dari kemarin. Apa kamu sudah tidak bisa menggunakan ponsel dengan benar, Kyara?!
***
*Happy reading!:)
Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉
bab ini kata Calvin wajah Cilla mirip dengan Bianca
Eeeeee...ini masalah Citra juga lamban dalam mengatasi kecurigaan Rania. Bahkan sudah ada peristiwa berani pegang atau mau betulin dasi juga masih lamban mengatasi Citra. Tapi bukan William kalau tidak heboh dulu wkwkwk
Ato bumil...hajar tuh pelakor tanpa ampun