Kiss My Heart

Yoga nampak terkejut setelah menoleh dan melihat sosok yang sudah lama tak dijumpainya. Seorang pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan gagah yang sudah sembilan tahun ini tak dijumpainya.

"Bapak? Bapak di sini?" tanya Yoga yang rasanya masih tidak percaya dengan siapa dirinya bertemu.

"Iya. Sudah beberapa bulan ini bapak di sini. Senang bisa melihat kamu di sini," ucap pria yang tak lain adalah Buntala. Pria itu sepertinya baru saja selesai membayar belanjaannya dan hendak keluar dari mini market itu.

"Bagaimana kalau kita mengobrol di tempat lain, Pak? Saya akan membayar belanjaan saya dulu," tawar Yoga penuh harap Buntala mau mengobrol dengan dirinya.

Buntala mengangguk kecil seraya tersenyum tipis menandakan bahwa dirinya menerima tawaran Yoga. Setelah Yoga membayar barang belanjaannya, dua orang pria beda usia itu pun pergi ke kafe yang tidak jauh dari mini market itu.

"Apa kabar bapak dan ibu?" tanya Yoga memulai obrolan setelah mereka memesan minuman dan juga cemilan.

"Seperti yang kamu lihat, bapak baik-baik saja. Tapi, tidak dengan istri bapak. Dia sangat terpukul karena kehilangan Khaira. Bapak harus rutin membawa dia ke psikiater agar secara perlahan bisa menerima kenyataan ini. Namun sudah sembilan tahun berlalu, masih belum ada perubahan juga. Hingga bapak memutuskan membawanya ke psikiater yang ada di kota ini, sekaligus menjauhi tempat yang mengingatkan dia pada Khaira," sahut Buntala menghela napas panjang.

"Ibu sangat menyayangi Khaira dan Khaira adalah putri kalian satu-satunya. Wajar saja jika ibu terguncang dengan kepergian Khaira yang mendadak," sahut Yoga yang terlihat sedih mendengar keadaan Nawang, istri Buntala.

"Kamu tinggal di kota ini? Sepertinya kamu mendapatkan pekerjaan yang bagus?" tanya Buntala setelah mengamati penampilan Yoga.

"Iya. Saya baru beberapa bulan tinggal di kota ini. Saya di terima bekerja di salah satu perusahaan besar yang ada di kota ini. Pak, jujur saya saat ini bekerja sebagai asisten Zayn. Maaf, saya melanggar janji saya. Saya tidak tahu, kalau Zayn adalah putra Tuan Rayyan Nugroho. Saya baru tahu setelah diterima bekerja dan menandatangani kontrak kerja. Saya tidak mungkin mengundurkan diri, karena saya tidak memiliki uang untuk membayar denda, jika mengakhiri kontrak kerja secara sepihak. Selain itu, saya butuh uang untuk berobat ayah saya, membiayai pendidikan adik-adik saya dan juga untuk menghidupi keluarga saya. Maaf, saya tidak bisa menepati janji saya untuk menjauhi Zayn. Saya benar-benar tidak sengaja bekerja pada Zayn," ucap Yoga jujur adanya.

Buntala yang sempat terkejut mendengar pengakuan Yoga itu nampak menghela napas panjang setelah mengetahui alasan Yoga.

"Kamu tidak perlu merasa bersalah. Bapak mengerti keadaan kamu. Mungkin ini memang takdir," sahut Buntala yang sama sekali tidak marah pada Yoga.

"Saya tidak pernah mengingatkan dia tentang masa lalunya saat bersama kita dulu. Saya berpura-pura belum pernah bertemu dengan dia, agar dia tidak mengingat tentang Khaira," ujar Yoga dengan wajah yang terlihat sendu.

"Bagaimana keadaannya saat ini?" tanya Buntala yang sebenarnya juga ingin sekali bertemu dengan Zayn.

"Zayn berubah seratus delapan puluh derajat, Pak. Dia menjadi pribadi yang dingin dan datar. Tidak ada Zayn yang ramah, hangat dan ceria seperti dulu. Meskipun otaknya tidak bisa mengingat Khaira, tapi hatinya masih terpatri pada Khaira. Dia merasa separuh napasnya hilang, separuh nyawanya pergi dan jiwanya terasa kosong. Tanpa disadarinya, dia berprilaku seperti orang yang patah hati. Tatapan matanya kosong, terkadang sorot matanya menggambarkan kesedihan yang mendalam. Sampai sekarang, dia masih memakai cincin pernikahannya dengan Khaira. Tapi saya tidak berani menanyakan padanya kenapa dia masih memakai cincin itu," sahut Yoga yang terlihat sedih.

"Cincin pernikahan? Cincin pernikahan Khaira tertinggal di rumah saat mereka pergi. Apa tidak ada wanita yang menarik hatinya?" tanya Buntala yang menjadi sedih mendengar keadaan Zayn.

"Selama ini, Zayn selalu dingin dan datar pada semua wanita. Hingga tidak ada seorang wanita pun yang berani mendekatinya," sahut Yoga yang tidak tahu Zayn sudah menikah dengan Agnia.

Yoga tidak menceritakan tentang Zayn yang pernah mengalami one night stand di sebuah hotel untuk menjaga nama baik Zayn di depan Buntala. Yoga juga tidak mengatakan tentang kecurigaannya, bahwa Zayn nampaknya mulai tertarik pada seorang wanita. Karena Yoga tidak memiliki buktinya.

"Bapak titip Zayn sama kamu. Bapak yakin, kamu bisa menjaga Zayn dengan baik," ucap Buntala menghela napas panjang. Walaupun Zayn hanya menantunya, tapi Buntala sudah menganggapnya seperti putranya sendiri.

"Pasti, Pak. Saya akan menjaga Zayn sebaik mungkin," sahut Yoga serius.

*

Di hotel tempat Keira bekerja, Nina menyebarkan gosip tentang Keira yang merayu Arsen, bahkan bersedia naik ke atas ranjang Arsen agar bisa menikah dengan Arsen. Namun tentunya Nina tidak melakukannya sendiri. Nina membayar orang untuk menyebarkan gosip itu, mengantisipasi agar dirinya tidak terkena masalah.

Nina melakukan hal itu agar Keira tidak betah lagi bekerja di hotel itu, lalu mengundurkan diri. Dengan begitu, Nina bisa menjauhkan Arsen dari Keira.

Gosip itu diperkuat dengan foto-foto Arsen dan Keira yang sedang makan siang bersama. Seperti menyalakan api di hutan jati pada musim kemarau, gosip itu langsung menyebar dalam waktu singkat.

"Dia sok jual mahal di hadapan kita, tapi aslinya wanita penggoda,"

"Tuan Arsen tampan dan kaya, wajar saja jika dia ingin mendapatkan Tuan Arsen,"

"Pantas saja dia menolak semua karyawan hotel yang ingin menjadikan dia pacar, ternyata dia pengennya ikan kakap, bukan ikan teri,"

"Ya, wajar saja, sih, namanya juga orang cantik,"

"Iya, tapi nggak usah ngomong nggak punya perasaan apa-apa sama Tuan Arsen, kalau kenyataannya suka makan siang bareng. Munafik tahu nggak, sih?"

"Dari bentuk tubuhnya, aku curiga dia itu sudah nggak perawan lagi dari pertama kali dia bekerja di hotel ini,"

"Iya, aku juga berpikir seperti itu,"

"Paling juga dia menjual diri pada para orang kaya yang menginap di hotel ini. Sudah sering aku melihat dia di dekati para pria kaya itu,"

"Di sini sok suci dan nggak tertarik pada pria manapun, mengatakan sudah punya orang yang dicintai, tapi sampai sekarang aku belum pernah melihat dia diantar atau di jemput seorang pria,"

"Aku pernah melihat dia keluar dari kamar suite room tengah malam. Pasti dari jual diri,"

Para karyawan hotel itu terus bergosip tentang Keira. Ferry yang mendengar semua gosip itu pun merasa geram. Karena Ferry yakin kalau Keira bukan wanita yang seperti di bicarakan para karyawan wanita itu.

"Jangan sembarangan bicara, kalau kalian nggak ada bukti," sergah Ferry menahan emosi.

"Cih! Orang kalau sudah cinta memang buta,"

"Iya, tuh! Kamu itu nggak bakal diterima Keira jadi pacarnya. Level kamu itu rendah, nggak mungkin Keira suka sama kamu. Masih juga dibelain,"

"Iya, nih. Nyadar diri, dong!"

Sahut para karyawan yang lain membuat Ferry terdiam dalam amarah. Dirinya memang tidak kaya, tapi apa salah jika dirinya jatuh cinta?

Ferry bergegas mengejar Keira saat melihat Keira. Walaupun masih merasa kesal pada para karyawan wanita yang menggosipkan Keira tadi.

"Ra, kamu mau kemana?" tanya Ferry setelah berhasil mengejar Keira.

"Mau ke HRD," sahut Keira.

"Mau ngapain?" tanya Ferry dengan kening yang berkerut.

"Aku mau mengundurkan diri. Bulan depan aku sudah tidak lagi bekerja di hotel ini," sahut Keira jujur.

"Apa?! Kamu ingin mengundurkan diri?" Kenapa? Apa karena gosip itu?" tanya Ferry yang nampak terkejut.

"Gosip? Gosip apa?" tanya Keira yang memang tidak tahu tentang gosip yang baru beredar. Gosip yang langsung menyebar ke seluruh penjuru hotel itu.

"Kamu benar-benar tidak tahu? Mereka menggosipkan kamu yang suka menggoda pria kaya termasuk Tuan Arsen," sahut Ferry yang tidak tega mengatakan tentang gosip yang lainnya tentang Keira.

"Aku memang sering di gosipkan. Dan aku tidak peduli. Mereka tidak punya bukti apapun. Mengurusi mereka hanya akan membuat pusing kepala," sahut Keira nampak acuh.

"Kalau bukan karena gosip itu, lalu kenapa kamu ingin mengundurkan diri?" tanya Ferry nampak serius.

"Aku ingin membantu mamaku mengelola restoran kami," sahut Keira yang sudah mantap untuk mengundurkan diri.

Dua orang itu tidak tahu, kalau ada seseorang yang mendengarkan pembicaraan mereka berdua dengan kedua tangan yang terkepal.

...🌸❤️🌸...

Maaf jam updatenya belum stabil, masih suasana lebaran dan banyak tamu. 🙏

.

To be continued