NovelToon NovelToon
My BOSS Is My WOUND

My BOSS Is My WOUND

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:30.9k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

"Apa anda sudah gila..? kenapa anda lakukan ini kepadaku..?"

Pertanyaan yang dibarengi dengan lelehan air mata, keluar dari rongga suara wanita cantik Yara Berker. Netra yang digenangi cairan bening itu, nampak berkilat kemarahan terhunus kearah lelaki tampan yang tengah terduduk dikursi kepemimpinannya.

"Mungkin...!" jawab Asker Meltin, sang CEO pemilik gedung pencakar langit termegah, Meltin Grup.

"Pilihan ada ditanganmu, kaulah penentu masa depanmu sendiri." sambung Asker Meltin membalasan tatapan sang bawahan yang berdiri gemetar dengan tangan terkepal didepan sana.

---------

Alih alih mendapatkan harapan yang ia gantungkan kala melamar pekerjaan diperusahaan terbesar dan termasyur dibeberapa belahan dunia, Yara Berker malah harus menelan kesakitan yang ia dapat dari atasannya sendiri.

Kepahitan kala harus mengorbankan hati dan cintanya, demi menjaga nama baiknya dan orang orang terkasih.

Pilihan yang keduanya sulit mau tak mau harus diambil olehnya.

Inilah kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman

Asker menatap remeh Yara yang sudah menangis dengan tubuh bergetar didepannya itu. Seringai kemenangan juga lagi lagi ia terbitkan.

"Masih mau tetap mempertahankan hubungan dengan Altair..? masih tetap mau menolakku..?"

"Apa salah saya pak..? kenapa anda tega melakukan ini kepada saya..? bukankah seharusnya bapak senang karena saya tidak meminta pertanggung jawaban..?"

Tanya Yara dengan ucapan yang nyaris teredam oleh isak tangisnya.

"Bagaimana bisa bapak memaksa menikahi saya, sementara bapak tidak mencintai saya..? seharusnya bapak senang karena sudah menikmati tubuh saya secara gratis tanpa harus bertanggung jawab..?"

"Sayang..!" seru Asker melemah. Wajah angkuh kemenangan juga seringaian itu seketika saja menghilang, berganti dengan rasa sakit menghujani dadanya, mendengar ucapan wanita yang amat ia cintai.

Tapi itu semua hanya sesaat, Asker kembali bersikap dingin, berwajah datar untuk melanjutkan permainannya.

"Aku hanya menjaga harga diriku, dan aku juga tidak mau kalau anakku diasuh oleh lelaki lain."

"Maksud bapak..?"

"Malam itu kita melakukannya berkali kali, dan aku tidak menggunakan pengaman. Siapa yang akan tau, bisa saja sekarang benihku sudah mulai tumbuh didalam dirimu."

"A apa..!" ucap Yara tergagap, seraya mengusap perutnya dengan perlahan. Dan pemandangan itu semakin membuat dada Asker berdenyut nyeri.

"Tumbuhlah disana sayang, agar papa bisa hidup bersama mamamu" harapan Asker terucap didalam relung hatinya.

"Pilihan ada ditanganmu sekarang, akhiri hubunganmu dengan Altair lalu menikah denganku, atau aku berikan video percintaan kita kepada orang tuamu, orang tua Altair dan semua sahabatmu, atau bahkan kesemua penghuni bumi. Karena divideo ini hanya ada gambar wajahmu saja." ancaman terus Asker layangkan.

"Dan kalau kamu benar benar mengandung benihku, dapat aku pastikan kamu tidak akan pernah bisa merawat dan bertemu dengannya setelah bayi itu lahir. Walau kemana pun kamu mencoba untuk lari, aku pasti akan menangkapmu."

"Maaf sayang, aku kembali menyakitimu, maaf..!"

Iris mata Yara bergerak gelisah ditengah lelehan yang terus mengucur deras membanjiri pipi. Kakinya pun mulai melemah, dan membuat tubuhnya terhuyung hingga nyaris tersungkur kelantai, jika saja Asker tidak dengan cepat meraihnya.

"Sayang...!"

Asker memeluk erat raga Yara lalu mengangkatnya dan mendudukan disofa. Diraih gelas yang ada dimeja, kemudian ia berikan kepada cintanya itu.

"Minumlah..!"

Yara langsung menyambarnya dan meneguk habis cairan bening yang ada didalam gelas itu. Tatapan nanar kebimbangan, kecemasan dan ketakutan bercampur menjadi satu.

"Mau lagi..?"

Yara menggeleng tanda menolak.

Asker meletakkan gelas ketempat semula, lalu kembali memeluk erat tubuh lunglai Yara.

"Sayang, aku mohon menikahlah denganku. Kita besarkan anak anak bersama, hidup bahagia bersama." ucap Asker dengan mata yang mulai menganak sungai.

Yara mencengkram erat lengan Asker yang mengungkung raganya, dan sedetik kemudian tangisan pilu nyaring terdengar digendang telinga Asker.

"Sayang..!" Asker akhirnya ikut menitikan airmata juga. Tapi dengan cepat ia singkirkan dari wajahnya sebelum sempat menetes dipuncak kepala Yara.

Punggung Yara bergetar hebat, seiring dengan tangisan yang semakin menjadi. Entah apa yang kini wanita itu fikirkan, tapi satu yang pasti rasa kesakitan hatinya semakin menggunung saja.

Hampir lima belas menit Yara menangis dipelukan Asker, setelah ia dapat mengontrol diri dan emosi, dengan cepat ia membebaskan tubuhnya dari pelukan pria yang sudah meninggalkan luka dibait cerita kehidupannya.

"Sayang, lihat aku..!" titah Asker setelah ia menangkup wajah Yara lalu menghadapkan kepadanya.

Diusap dengan lembut cairan diwajah pucat Yara hingga bersih. Mata yang sudah terbebas dari kungkungan benda bertangkai yang terselip disela sela kedua daun telinganya, kini semakin sembab saja. Bahkan nyaris tak menampakkan pupilnya.

"Maafkan aku, aku terpaksa melakukan ini karena kamu selalu menolakku. Aku mau bertanggung jawab. Aku mohon, menikah denganku."

Yara tak bergeming, fikirannya masih melanglang buana entah kemana. Ia hanya bisa menatap nanar pahatan wajah tampan sang atasan yang dari mata elangnya terpancar cinta yang begitu besar untuk dirinya.

"Saya mau kembali kemeja saya pak, sudah saatnya saya bekerja." ucap linglung Yara.

"Hari ini semua pekerjaanmu dan pekerjaanku diurus oleh Liam dan Sherin. Kamu pasti lelah, istirahat ya..?"

Yara mengangguk "kalau begitu saya pulang sekarang."

"Siapa yang mengizinkan kamu pulang..?" cegah Asker.

"Tapi tadi katanya saya disuruh istirahat..?" tanya bingung Yura masih dalam mode linglungnya.

Asker tersenyum "tidur disana..!" tunjuk pria itu kesebuah pintu bercat hitam diseberangnya.

Tanpa mau membuat Yara semakin bingung, asker langsung mengangkat tubuh Yara lalu membawa masuk kekamar yang biasa Asker gunakan jika ingin memejamkan mata sesaat ditengah kesibukannya.

"Tidur lah...!" ucap lembut Asker setelah membaringkan dengan hati hati raga Yara ditengah ranjang, lalu kemudian menyelimutinya.

Dengan gerakan lembut, Asker mengusap kepala Yara sampai cintanya itu benar benar terlelap. Dikecupnya kening Yara dengan penuh rasa cinta, sebelum ia tingal kembali kemeja kerjanya.

Asker langsung menghancurkan video yang sudah ia rekam. Pria itu yakin, kalau sekarang gadisnya itu akan menjadi miliknya. Asker berjaga jaga, dari kesialan yang bisa saja menimpanya. Oleh sebab itu, dengan cepat dan tanpa menghilangkan jejak, ia melenyapkan video pergulatannya dengan Yara.

Pukul Dua siang, Yara baru membuka mata. Dipijatnya kening untuk mengusir pening yang menyerang kepalanya. Setelah dirasa lebih ringan, Yara pun bangkit dari ranjang, menghampiri kaca besar lalu membetulkan penampilannya.

"Ah, mataku..!" gumamnya.

Diraihnya gagang pintu kamar, dan setelah terbuka, nampak sosok tiga pria tampan menatap kearah.

"Kamu sudah bangun..?" tanya Asker sembari menghampiri Yara.

Yara mengangguk lalu menyapa Liam dan Erdem yang menatapnya iba.

"Aku akan ambilkan batu es dulu, matamu harus dikompres agar tidak semakin bengkak." kata Liam dan berlalu pergi kepantry.

"Bagaimana keadaanmu..?" tanya lemah Erdem yang benar benar tidak tega melihat Yara.

"Saya baik baik saja pak..!"

Erdem langsung menatap tajam Asker. Sungguh pria itu juga ikut merasakan sakitnya Yara. Bagaimana bisa disaat semua yang sudah Yara alami, wanita itu masih bilang ia baik baik saja.

Liam memasuki ruangan, dengan membawa handuk kecil dan juga batu es untuk Yara.

"Sini, biar aku yang mengompres." kata Asker meraih benda yang ada ditangan Liam.

Yara sudah pasti menolak, tapi bukan Asker namanya jika mengalah. Mau tidak mau, akhirnya Yara menurut saja. Dengan berbaring berbantalkan paha Asker, kegiatan mengompres mata Yara pun dilalui hingga waktu bekerja usai.

📣 Beri penilaian bintang lima ya...!

📣 Vote

📣 Like setelah membaca disetiap babnya

📣 Tinggalkan koment penyemangat

📣 Dan jadikan novel ini menjadi salah satu favoritemu dengan menekan ikon hati dilayar ya, terimakasih 🙏

1
Muliana
Hai Kaka aku mampir nih/Heart/
Delia ATA
ah, akhirnya. Tuh Asker apa apa itu tanya dulu, egois sih
Delia ATA
Asker nih batu banget dah, cintanya keYara bener bener bikin dia jadi buta
Delia ATA
Asker jitak nih 😡😡😡😡
Delia ATA
mantap Erdana, lelaki idaman ey
Anis Rohayati
yara menye2 ngemis2 sgala bodoh apa2 nangis harus nya tinggalin si smpah asker
Anis Rohayati
jiji sma si jalang gracia bnr2 wanita jalang
Anis Rohayati
yara menye2 harus nya kasih pelajaran asker kabur aja buat asker kapok jangan menye2 jadi istri apa2 nangis bikin muak aja
Anonymous
Masalah pil KB kok ga selesai2…
Anis Rohayati
asker kebanyakan salah paham lebih baik yara cerai kan si asker lama2 muak liat kelakuan nya
Delia ATA
ah, senangnya. Hayuk Yara tinggal kamu mau hamil, jangan minum pil kontrasepsi lagi
Delia ATA
uh gini dong Asker. Awas kalo loe tantrum lagi nanti.
Evy Natonis
So Sweet,,,Dari Dulu ke Asker hhh
Anis Rohayati
tuh dengerin toriq asker jangan smpe nnti yura berubah
Evy Natonis
pendek amat thor up nya....
Datu Zahra: sabar ya kak, masih ada satu bab lagi.
total 1 replies
Anis Rohayati
pokus cerita yara dan asker aja ka
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍😍
dwi ka
Bagus critanya..
Sebenernya lbh suka yara sama altair..
Asker kyk psikopat iih serem..

Pliss thor endingnya balik sama altair aja,,
Atau klo ttp sama asker, ilangin tuh psikopatnya, serem & nyebelin bgt 🤣
Anis Rohayati
jiji sma si altair dan reha kaga cocok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!