TAMAT, minggu 12 mei 2024
Bagaimana jadinya bila satu orang wanita mencintai tiga pria sekaligus? Tunggu, bukankah jatuh cinta itu hanya boleh pada satu orang saja?
Begitulah hal yang di alami oleh seorang gadis bernama Neli, setelah di khianati kekasihnya sendiri dengan cara yang brutal. Neli akhirnya memutuskan untuk mengejar sosok penyelamatnya selama ini, yang tak lain adalah gurunya sendiri.
Namun, sikap acuh tak acuh dari Arya yaitu sang Guru tak membuat Neli patah semangat dan berjuang mendapatkan perhatian pria itu dengan cara apapun.
Namun suatu hari, cinta pertama Neli yang merupakan kakak angkatnya sendiri bernama Yuki kembali dan hati Neli mulai terasa tergoyahkan. Namun dia tetap memilih Pak Arya.
Tak lama sosok pria tampan lain kembali hadir bernama Tiklit yang membuat Neli makin sesak. Karena Tiklot adalah cinta pandangan pertamanya.
Siapakah yang akan di pilih Neli? Mampukah dia membongkar ke tiga identitas pria tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Rencana Berjalan
"Nanti siang kita belanja ya?" Raisa tersenyum, Neli mengangguk setuju.
Keduanya akhirnya mengikuti pelajaran hari itu dengan serius, terutama Neli yang biasanya jahil dan menyebalkan hari itu berubah drastis dan belajar dengan sangat apik.
Sedangkan di tempat lain, di jam istirahat Kayam memberikan sebuah kotak bekal pada Putri. Putri tertegun melihat kelembutan pria di hadapannya.
"Mau ke perpus ya?" Tanya Kayam dengan dagu di taruh di atas meja, Putri menganggukkan kepalanya.
"Aku mau ikut, tapi kamu abisin dulu makannya ya?" Kayam membukakan kotak bekal yang dia buat sendiri, Putri juga membuka kotak benaknya sendiri.
"Kak, kalo Kakak kasih makanan Kakak ke aku. Kakak makan punya aku aja gimana? Pasti Kakak lapar bukan?" Putri tersenyum lembut.
Namun otak edan seorang pria memang sudah mulai bekerja di otak Kayam, mendengar ucapan itu membuat Kayam salah tingkah.
'Memakan punya aku katanya?' Gumam Kayam dalam hati, jujur saja kata itu seolah mengatakan hal lain pada Kayam.
"Baiklah, selamat makan Putri." Kayam akhirnya meluruskan kembali otak sia*alannya dan mengembalikan kewarasannya yang sempat pergi sejenak.
.
.
.
Setelah pulang sekolah, Nei menyempatkan diri melihat Pak Arya sekilas seraya melambaikan tangan. Begitupun Pak Arya yang tersenyum ke arah Neli, Raisa yang membawa mobil sport itu akhirnya membawa Neli pada pusat perbelanjaan yang sering dia datangi.
Baju-baju mahal nampak berjajar di etalase pusat perbelanjaan, Raisa sebenarnya sudah muak terus berpura-pura menganggap Neli sebagai orang tak punya.
Tapi dia juga masih menyayangi karir dan masa depannya di Z, dia juga tak ingin berbuat ulah pada keluarga Ziad yang sangat luar biasa itu.
"Kalo kamu gak punya uang, kamu bisa pinjem uang aku dulu. Nanti biar bayarnya nyicil atau kamu bisa membayarnya nanti pas kamu udah kerja." Raisa berusha bersabar.
"Enggak usah, kamu juga gak buta Sa. Aku tahu kamu mengetahui banyak hal tentang aku kok, kamu bukan orang suruhan Papa tapi juga bukan orang-orang Mama. Tapi mungkin kamu bisa melihat lebel baju yang aku pakai yang terlihat murah ini bukan?" Sebuah tulisan Sonia dengan corak emas di perlihatkan oleh Neli pada kerah bajunya.
"Heheh, sejak kapan lo tau?" Tanya Raisa, dia tak menyangka bila Neli akan sadar dan dapat menebak semuanya dengan benar.
"Bagaimanapun kamu itu selebriti, barang-barang bermerek kaya gini bisa kamu bedakan hanya dengan sekali lihat." Neli tersenyum tulus, meski dia tahu bila Raisa bukan orang biasa, tapi Neli juga memilih diam begitupun dengan Raisa.
"Heheh, jadi mau beli baju yang mana nih?" Mereka akhirnya mulai memilih pakaian yang akan mereka beli, ada begitu banyak belanjaan yang mereka beli kala itu.
Untuk pertama kalinya akhirnya Neli membawa teman masuk ke wilayah kekuasaan sang Papa, dia membawa Raisa ke kediamannya setelah berbelanja.
Yuhou dan Rose nampak tidak terkejut sama sekali, meraka percaya bila Raisa bukanlah orang yang bisa mereka curigai. Melihat bagaimana postur tubuh dan gerak gerik dari Raisa saja sudah dapat di tebak dengan baik oleh Rose.
Rose sangat yakin bila Raisa adalah salah satu murid dari akademi Z, dan saat ini tengah melakukan misi pertamanya. Meski mungkin nama Raisa hanya nama samaran saja, tapi melihat sikap tulus Raisa pada Neli sudah dapat membuat Rose merasa tenang.
"Gila, ini kediaman maha agung Ziad?" Gumam Raisa menyaksikan bagaimana kediaman megah di bawah kaki gunung itu nampak memukau, dia bahkan tak pernah melihat kemegahan luar biasa itu sebelumnya.
.
.
.
Sedangkan beberapa waktu sebelumnya, Putri yang terus mendapatkan godaan maut dari Kayam hanya dapat tersenyum sekilas dan terdiam, bahkan dia terkesan menghindari Kayam kala itu.
"Ayo pulang!" Ajak Kayam yang sudah siap pulang saat bel sekolah berbunyi.
"A-aku mau pulang sama Kak Neli aja Kak." Putri menunduk malu, sedangkan Kayam tersenyum melihat kedua pipi Putri yang nampak memerah dan menggemaskan.
"Aku sudah dapat perintah langsung loh, Ayo pulang!" Ajak lagi Kayam, namun Neli dan Raisa nampak menunggu mereka di parkiran.
"Kenapa?" Tanya Kayam, dia takut bila Neli akan menghancurkan semua rencana yang sudah dia buat di kelas tadi.
"Gue mau titip Putri, gue mau beli barang dulu sama Raisa. Awas lo macem-macemin adek gue!" Ancam Neli sangar, Kayam menghela nafas lega.
"Macam-macam apaan, lagian adek lo cuma ada satu macam!" Kayam tak kalah nyolot, melihat akan adanya pertempuran klan mystic glory, pada akhirnya membuat Raisa dan Putri turun tangan.
"Sudah-sudah, ngapain si kalian selalu aja berantem, kalian tu udah gede tau!" Raisa menghentikan pertempuran yang akan terjadi itu tepat waktu.
"Udahlah ayo Sa!" Ajak Neli menyeret tangan sahabatnya, sedangkan Kayam dan Neli saat ini terpaku dan bingung untuk berkata-kata.
"Kak? Ayo pulang." Ajak Putri dengan wajah yang bersemu merah, sangat manis pikir Kayam.
"Ayo!" Kayam menyerahkan sebuah helm pada Putri sedangkan dia sendiri tidak mengenakan helm karena dia belum melakukan persiapan.
"Kakak gimana?" Tanya Putri tak kala tangan Kayam mulai memasangkan helm itu dengan hati-hati.
"Tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja selama Putri baik. Oke?" Kayam tersenyum meyakinkan Putri, Putri mengangguk patuh.
Kayam akhirnya tancap gas, tentu saja dia tidak langsung membawa Putri ke rumahnya. Kayam masih rindu pada Putri dan masih ingin berduaan.
"Kita makan dulu ya?" Pinta Kayam membawa Putri pada sebuah restoran.
"Nanti makannya di rumah aja Kak, kenapa kita berhenti?" Putri sudah tak tahan, dadanya terus berdetak cepat saat bersama dengan Kayam.
"Tapi Kakak lapar, Putri gak kasihan?" Kayam memasang wajah memelas, akhirnya Putri kembali mengangguk dengan patuh.
Kayam membukakan helm Putri dan menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam restoran itu, restoran yang sangat ramai dan banyak orang yang mengantri.
"Apa anda sudah pesan tempat?" Tanya salah seorang petugas, Kayam tersenyum dan memperlihatkan sebuah kartu VVIP.
Semua orang tersentak kaget dengan hak itu, tak terkecuali si petugas. Dia langsung menunduk dan membawa Putri dan Kayam untuk menaiki lantai dua yang lebih tenang.
Tak ada meja atau kursi di sana, hanya ada lorong panjang dan banyak pintu serta dekorasi khas tirai bambu dengan aroma harum memanjakan hidung, petugas itu membawa Kayam pada sebuah ruangan VVIP dan menunduk sebelum akhirnya pergi.
Kayam yang masih menggandeng tangan Putri langsung masuk ke dalam ruangan itu, sebuah ruangan yang dingin dan hanya ada mereka berdua saja, entah kenapa Kayam merasa bila aksinya kali ini akan berhasil.
kurang😅
cepat sembuh ya Nuah 💪💪💪💪💪
menjalani terapi nya.
ternyata anak kita ultahnya dibulan yang sama..
pesona Gus Arya memang hebat bisa mengubah dunia Neli. selamat berjuang Neli 💪💪💪💪💪💪
semangat next di tunggu😍😍😍