NovelToon NovelToon
As You Wish, Duke!

As You Wish, Duke!

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:71.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eva IM

Elia putri Duke Haliden menikah dengan putra selir kaisar yang berstatus Duke, Julius Harbert.
Pernikahan yang tidak didasari cinta tidak akan bertahan selamanya, itulah yang Elia percaya. Julius selalu melihatnya sebagai gangguan di matanya.
Selama tiga tahun pernikahan Elia siang malam memikirkan bagaimana caranya lepas dari rumah Harbert yang tidak pernah menghargainya.
Kematian.
Hanya ada satu ide yang terlintas di benaknya.
"Seperti apa yang kamu inginkan, Duke! Kematianku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva IM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanda Bahaya

Setelah tubuhnya ambruk, kepala Ines seperti dihantam oleh benda tumpul berkekuatan sepuluh kilogram. Dunianya berputar.

Ines menekan kepalanya dengan salah satunya tangannya yang kosong. Ingin berteriak tapi tidak bisa. Nafasnya semakin pendek dan uap panas keluar dari mulutnya. Ines sekarat.

Dia menggelepar seperti ikan yang dipaksa keluar dari air.

Yosef penyebab dari semuanya tertawa puas melihat mangsanya jatuh ke dalam jebakannya. Sorot matanya yang gelap memandang kejadian itu tanpa satu pun yang terlewat. Akhirnya keinginannya terwujud. Memiliki Ines Margareth dalam genggamannya.

"Lady Ines, adakah yang bisa saya bantu?"

Yosef sengaja berlutut untuk menjangkau tubuh Ines yang hampir ambruk jika saja salah satu tangan Ines tidak menopang tubuhnya yang lemah.

Dia mengulurkan tangannya ke arah Ines. Dengan senang hati menerima tangan Ines yang dia idamkan selama ini.

Ines yang melihat Yosef semakin dekat, beringsut mundur. Berusaha menjauhi bahaya yang mengintainya. Dengan kepala yang berputar dan nafas yang panas Ines tak bisa berbuat banyak. Dia takut. Sangat takut. Dia ingin meminta tolong tapi tidak bisa.

Balkon sayap kanan ini terletak sedikit ke dalam. Posisinya sulit di temukan oleh orang lain kecuali mereka tidak sengaja melewati ruang istirahat untuk wanita. Namun kebanyakan dari mereka hanya ke ruang istirahat sebentar kemudian kembali ke tempat pesta.

"Menjauh dariku!" Teriak Ines dengan suara yang hampir hilang. Tertelan oleh uap panas di mulutnya.

"Ayolah. Lady Ines sudah terlalu lama jual mahal." Paksa Yosef kemudian menarik tangan Ines untuk mendekatkan tubuh mereka.

Ines yang panik beraba-raba sekelilingnya. Mencari apapun yang bisa menyelematkannya. Tarikan Yosef semakin kencang dan upaya Ines untuk melepaskan diri semakin kuat.

Untungnya tangan Ines menabrak gelas anggur yang dia pegang tadi sebelum ambruk. Ines segera meraihnya kemudian melemparkannya ke arah Yosef. Ines tidak peduli mengenainya atau dia terluka, yang pasti usaha Yosef menariknya gagal. Suara erangan kesakitan terdengar.

Merasa bahwa dia sudah lolos, Ines segera bangkit dengan segala kekuatannya. Berlari ke luar balkon tanpa mempedulikan situasi dibelakangnya. Ines meraih kenop kemudian melarikan diri.

Pesta masih berlanjut dan hiruk pikuk masih terdengar. Malam semakin malam, artinya pesta sesungguhnya baru saja dimulai. Tidak jauh beda dengan Delian, budaya pesta Inoa sama megahnya dengan negaranya. Julius mulai rileks dan bisa menikmati pesta setelah dibuat tegang oleh kehadiran Yosef Hayes. Dia tidak tahu motif orang itu, tapi Julius bisa merasakan akan terjadi sesuatu jika Ines bertemu dengannya. Untungnya Ines sepertinya mengikutinya dengan baik. Setidaknya Julius bisa tenang karena Ines ada dalam pengawasannya.

Namun diskusi dengan para aristokrat Inoa memakan waktu lebih lama dari yang dia bayangkan. Kebiasaan pesta bagi seorang pria memang seperti ini. Setelah berdansa satu kali dengan pasangannya, menikmati hidangan, kemudian mereka akan lebih memilih berkumpul dan membicarakan hal-hal seperti politik, ekonomi, hingga kabar dari luar negeri.

Para pria cenderung membiarkan para wanita bersosialisasi dengan wanita lain dibandingkan terus menempel padanya. Secara alami terbentuk dua kelompok. Wanita berkumpul dengan wanita dan para pria dengan segara urusannya menyingkir dan membicarakan banyak hal resmi meskipun di pesta.

Meskipun telinganya terus mendengar hal-hal yang mereka bicarakan, mata Julius terus mengawasi pergerakan Ines. Dia melihatnya sebentar berdiri mengamati sekelilingnya kemudian mendekati seorang pelayan, berbincang sebentar kemudian Julius melihat Ines berjalan ke sebuah lorong yang seperti menuju sebuah tempat. Saat seorang pelayan lewat Julius memanggilnya, menanyakan arah Ines pergi.

Ruang istirahat. Julius lega. Setidaknya dia aman disana. Julius berdoa Ines berada disana hingga pesta usai. Melihat kecenderungannya yang suka bersembunyi seperti Elia, Julius seratus persen yakin Ines akan aman. Setelah membuat kesimpulan sepihak tersebut Julius bisa kembali fokus pada perbincangannya.

Julius terlena. Dia sangat menikmati perbincangan dengan para aristokrat saat dia sadar satu hal. Yosef Hayes. Dia melihat Yosef keluar dari lorong ruang istirahat dengan tangan menekan dahinya dengan sebuah sapu tangan. Karena berwarna putih dia bisa melihat jelas bahwa ada noda darah yang coba Yosef sembunyikan.

Namun karena dia yang telah terlatih dengan indra yang tajam, jelas terlihat ada noda darah. Raut wajah Yosef berantakan. Matanya tidak fokus. Kepalanya sibuk mencari sesuatu hingga menabrak orang-orang yang hadir dalam pesta.

Seluruh indra Julius langsung mengirimkan sinyal bahaya. Sontak Julius berdiri. Suara derit kursi yang jatuh mengejutkan semua orang yang tengah duduk di meja yang sama dengannya.

"Pangeran, apa yang terjadi?" Tegur Wilhem atas perilaku Julius.

"Mohon maaf saya ijin sebentar. Silahkan lanjutkan perbincangkan kalian. Tidak perlu menghiraukan saya." Ucap Julius langsung meninggalkan tempatnya. Bahkan dia tidak mendengar panggilan Wilhem beberapa kali.

Di kepalanya sekarang hanyalah ada satu orang, Ines Margareth.

"Sial!" Pekiknya seraya sedikit berlari menuju ruang istirahat mencari Ines.

Saat membuka ruang istirahat dengan kasar, Julius mendapati ruangan itu kosong. Dia memanggil nama Ines beberapa kali namun tidak ada jawaban. Julius panik.

Berusaha terus mencari Ines, Julius sampai di balkon sayap kanan. Disana tidak ada siapa-siapa, sama seperti ruang istirahat. Namun Julius melihat sesuatu maka dia segera menghampirinya. Satu gelas kosong yang masih berdiri tegak di tembok pagar balkon dan satu gelas yang telah menjadi serpihan kaca, noda darah, dan sesuatu yang berkilau teronggok di lantai.

Itu adalah anting yang Ines pakai. Julius mengingatnya. Sebuah anting panjang penuh dengan mata mutiara. Dia selalu memperhatikan setiap jengkal tubuh Ines. Bahkan Julius masih mengingat jelas setiap apapun yang wanita itu kenakan.

Julius mengambil anting tersebut kemudian menggenggamnya. Melihat kekacauan itu menumbuhkan amarahnya. Secara kasar dia bisa menilai situasi yang terjadi.

"Sial! Sial!" Julius berteriak tak karuan. Dia terlena. Yosef Hayes, orang itu, Julius akan membuat perhitungan padanya saat dia sudah yakin bahwa Ines aman.

Dia segera meninggalkan balkon. Prioritas utamanya adalah menemukan Ines. Melihat Yosef yang gelisah dengan mata yang sedang mencari sesuatu, Julius pikir Ines pasti melarikan diri dari pria gila itu. Ruang penerima kosong. Lalu kemana wanita itu pergi. Apakah dia melewatkan sesuatu. Dia dibuat terlena oleh para aristokrat hingga tidak memperhatikan Ines lagi. Tapi jika Ines keluar dari lorong ruang istirahat pasti Julius tahu. Karena indranya selalu tajam setiap kali ada Ines di dekatnya.

Artinya Ines belum keluar dari area ruang istirahat.

Julius menutup pintu balkon kemudian berhenti sejenak. Dia menyimpan anting Ines kedalam saku celananya kemudian dia mengatur nafasnya. Dia butuh ketenangan. Pikirannya harus jernih untuk mencari Ines.

"Lady Ines?" Julius mencoba memanggilnya. Dengan suara selembut mungkin.

Balkon sayap kanan menuju ruang istirahat dipisahkan oleh sebuah tikungan diantara pilar dan jendela yang tertutup dengan tirai tinggi dan tebal. Dari atap hingga menyentuh lantai. Julius berjalan sepelan mungkin dengan hati-hati menyusuri tempat itu.

Tidak ada jawaban.

"Lady Ines? Anda dimana? Ini saya Julius. Jika anda mendengar saya tolong jawablah." Suara Julius kembali menggema di lorong.

Masih tidak jawaban. Julius kembali melanjutkan langkahnya, saat dia hendak berbelok ke ruang penerima dia melihat tirai merah yang berada disudut sedikit bergerak.

"Lady Ines? Ini saya. Tolong jawablah jika anda mendengar saya." Julius berhenti sejenak. Tidak berani mendekat.

"Yang Mulia Pangeran?" Sebuah suara terdengar dari balik tirai tersebut. Lemah dan ragu-ragu.

Tanpa pikir panjang Julius menyibak tirai tersebut dan mendapati Ines yang berdiri di baliknya. Dalam keadaan yang kacau balau, menangis, dan tubuhnya menggigil.

"Lady Ines!" Julius sontak meraih tubuh kecil Ines. "Apa yang terjadi?" Tanya Julius.

Alih-alih menjawab, Ines berhambur ke dalam pelukan Julius. Isaknya pecah. Ines menangis sejadi-jadinya. Tidak memedulikan apapun. Dia takut. Sangat takut.

"Tolong selamatkan saya." Ucapnya gagap ditengah tangisannya. Dia membenamkan kepalanya di dalam pelukan Julius. Mencari perlindungan.

"Ya saya disini. Lady Ines aman. Sudah tidak apa-apa. Jangan menangis lagi."

Bukannya berhenti, tubuh Ines semakin bergetar hebat. Tangisnya semakin serak. Sekujur tubuhnya terasa sangat sakit. Ines takut karena dia tidak bisa melakukan apapun. Tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Dia hanya ingin bergantung pada pria yang ada di depannya ini.

Julius tak bisa berbuat banyak saat Ines menangis. Dia mengangkat tubuh Ines ke dalam gendongannya kemudian membawanya ke ruang istirahat. Tanpa diminta Ines melingkarkan tangannya ke leher Julius dan membenangkan kepalanya ke dada Julius dengan erat. Masih menangis.

Bersambung...

1
Kastini
smangat semoga sehat sllu
Esti Afitri88
bikin jengkel banget si petrus nih ya
Eva IM
Halo ini Eva, maaf Eva menghilang cukup lama. Eva sempat sakit dan proses penyembuhannya cukup lama, untuk kedepannya Eva akan berusaha untuk update dan memperhatikan kesehatan Eva. Terima kasih atas dukungannya ❤️
Abel_alone: smg sllu sehat
Merry Maria: haii akak..waahhh lamaaaaaaa buanget nggak nongol udah beku penasaran nh nggak muncul². trnyta sakit ya kak?? mudah²n udah sehat lg dan melanjutkn krya²x. amiiinnn🙏
total 4 replies
Diah Al Khalifi
menarik😘
Dona Monasari
dizman kerajaan udah pake dasi????
Anonymous
up nya kelamaan …
Nhana tan
Thor, tumben lama gak up
Kastini
kok lama Ndak up"?
Wini
bagus bangett
Leny Leny
ribet banget deh ines...dah bye..bye..aja cewek kok ribet, cerewet and jengkelin, keras kepala..
Esti Afitri88
julius harus ekstra sabar ya sama ines . hihihi...
Esti Afitri88
kasihan juga si owen . selalu sesak bila ingat masa lalu elia haliden
Yuliana Nengrum
lanjut toor jalius dan ines saling jatuh cinta dan punya perasaan lah
yani
lanjut thorr
Kastini
lanjuttt
Dandelion Queen
bagus
Yuliana Nengrum
bisa ines jatuh cinta pada jalius dan hidup romantis untuk biduk rumah tangga , beri kasih sayang sama ines biar dia buka hatinya buat jalius
Era Simatupang
bisakah upnya d banyakin karena sangat suka ceritanya
Diah Al Khalifi
thank u sdh up...😘🥰
Merry Maria
mksh sdh up akak...🥳🥳💐💐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!