YOU & ME IN NOVEMBER

...Kesempatan terakhir Livia pun hangus begitu saja karena guru yang sudah mengajukan sendiri tapi tampaknya semua beres dan tidak ada masalah lagi dengan si juara kelas. Guru pun kembali bertanya kepada Daris bagaimana kondisinya duduk di ujung sana dengan juara kelas....

...Tetapi Daris hanya mengangguk saja dengan tenang dan tiada masalah dengan itu semua. Guru pun tertawa melihat mereka dan kembali melanjutkan pelajarannya....

...“TING ... TONG ... mohon perhatian, jam pelajaran pertama telah selesai. Jam pelajaran kedua akan segera di mulai....

...Kemudian Daris langsung berdiri dan beranjak keluar dari bangkunya lalu menghampiri gurunya. Gurunya yang sedang duduk melihat Daris datang menghampirinya pun bertanya padanya dengan sopan....

“Ada apa Nak?” ujar gurunya dengan senyum lembutnya.

“Permisi ke toilet Bu,” ujar Daris dengan jempol tangan yang keluar dari kepalan tangan untuk mengarah keluar dari kelas.

...Guru pun mengizinkannya lalu lelaki itu pergi dengan santai....

...Wali kelasnya sempat berpikir bahwa lelaki pendiam ini akan protes dengannya karena sebelumnya lelaki itu yang mengajukan pindah tempat duduk untuk pertama kalinya di Whatsapp gurunya sebelum ia di pindahkan dan duduk dengan Livia....

...Oleh karena itu gurunya menyetujuinya dan akhirnya terjadilah pengaturan ulang tempat duduk secara keseluruhan. Tapi ternyata si Daris hanya ingin permisi ke toilet. Guru pun menghela napas karena terlalu banyak berpikir dan masalah ini memang sudah beres dari kedua pihak karena telah saling menyetujui....

...Tidak sampai 5 menit kemudian, Livia yang perutnya sakit sampai mematung dan berkeringat dingin akhirnya berani untuk mengajukan permisi kepada gurunya. Ia pun sampai berjalan membungkuk untuk menghampiri gurunya....

...Gurunya pun hampir sempat marah lagi karena Livia tampak seperti ingin mengajukan sesuatu dari postur tubuhnya yang tampak seperti malu-malu untuk mengatakan secara langsung. Tapi Livia hanya ingin mengajukan permisi kepada gurunya....

“Bu ... permisi ke toilet,” ujar Livia dengan suara lemahnya.

...Tetapi guru itu tidak memberinya izin terlebih dahulu dan hanya memegang tangannya terlebih dahulu untuk mengisyaratkan nanti setelah gurunya selesai menerangkan. Lalu Livia dengan muka lesu dan postur tubuh menahan sakit menunggu gurunya yang berbicara tanpa henti....

...Padahal murid-muridnya lebih fokus kepada wajah Livia yang kian memucat dan hanya menatap Livia dengan aneh tetapi diam saja. Hanya puluhan detik kemudian, Livia tiba-tiba mual lagi sampai tangannya menutup mulutnya dan kian membungkuk seperti mau tumbang dan jatuh....

...Tetapi guru tersebut tidak melihat kondisi Livia yang semakin parah karena Livia berada di belakang guru tersebut. Sampai ada seseorang yang berteriak kepada gurunya,...

“BU, LIVIA BU!”

...Gurunya pun langsung menoleh Livia dan panik melihat wajahnya yang memucat....

...Untung saja gurunya ada memegang pergelangan tangannya sehingga Livia masih ada sedikit tumpuan untuk dapat berdiri. Lalu gurunya pun langsung merangkul tangannya erat-erat dan memapah Livia berjalan dengan pelan dan hati-hati menuju UKS....

“Ada apa kamu Nak? Sakit apa?” ujar gurunya dengan khawatir.

“Sakit perut Bu ...” ujar gadis itu dengan lesu.

...Saat mereka sedang berjalan menuju UKS, Daris yang baru saja naik ke lantai 2 melihat Livia yang tengah sakit sambil di papah oleh gurunya....

...Daris sempat memunculkan wajah khawatirnya tetapi ia jalan saja terus ke kelas kemudian duduk dengan diam sembari menunggu gurunya. Apakah Daris selain begitu cuek dan dingin juga adalah sesosok manusia yang tidak memiliki kemanusiaan untuk menolong? Apalagi mereka sudah sebangku....

...Itu tidak dapat di katakan dengan pasti. Yang pastinya Livia berbaring di UKS sambil dengan wajah kesakitan. Ada seorang guru bertanya kepada Livia tentang kesakitan apa yang di alami. Livia pun menjawab sakit perut. Guru pun bertanya tentang hal lain tentang sakit yang di alami apakah karena belum sarapan atau ingin buang air besar atau yang pastinya di alami perempuan setiap bulan yaitu nyeri haid....

...Tapi semua jawaban Livia tidak dengan itu semua dan akhirnya gurunya pun bingung. Sudah hampir setengah jam dirinya di UKS sambil di temani guru yang ada di sana tetapi tampaknya Livia tidak kunjung sembuh dan wajahnya sangat terlihat kesakitan yang tiada henti....

...Wali kelas yang kembali melihat kondisi Livia pun tidak bisa berbuat apa-apa selain menelepon orang tuanya agar istirahat di rumah. 10 menit kemudian, yang datang adalah papa Livia yang sedang sibuk dari pekerjaannya....

...Lalu papanya datang ke UKS dan Livia pun keluar sambil di papah oleh seorang guru. Papanya pun menjelaskan kondisi sakit Livia yang berasal dari tipes yang baru saja terjadi saat liburan semester Livia dan mungkin saja tubuhnya masih belum pulih total....

...Saat Livia akan ikut papanya pulang, guru yang menemaninya dari tadi di UKS bertanya tentang tas sekolah Livia yang belum di bawa dari kelas. Livia pun sempat bingung karena dirinya harus berjalan agak jauh lagi untuk mengambil tasnya yang cukup berat dan akan di lihat oleh seisi kelas....

...Tapi ternyata wali kelasnya sudah lebih awal menyadari hal itu dan tiba pada waktu yang pas, sesosok lelaki cuek dingin yang tidak peduli orang hidup atau tidak yang malah merangkul tas Livia dari kejauhan....

...Satu lagi lelaki yang membantu memegang botol Livia saja bernama Kenzo yang tingginya imbang dengan Livia. Tapi dari kejauhan Livia dan Daris saling bertatapan sampai dua laki-laki itu sampai. Lalu papanya pun berterima kasih kepada teman Livia dan juga guru-guru yang sudah menjaga Livia....

“Ini sudah kewajiban kami pak, karena di sekolah kami lah orang tua kedua mereka selain Bapak dan Ibu di rumah,” ujar wali kelasnya.

...Lalu ayah dan anak itu pergi. Tapi tanpa di sadari, saat mereka sedang berjalan pergi meninggalkan sekolah. Ada tatapan Daris yang terlihat termenung melihatnya pergi....

...Ia menatap cukup lama sampai wali kelasnya menyuruh masuk kembali baru lelaki itu sadar dan berjalan ke kelas kembali. Papa Livia juga bukan sesosok orang yang terlalu anti dengan teman laki-laki Livia....

...Ia tidak mau tanya apa-apa soal lelaki itu karena pemikiran papa lebih luas di bandingkan mama ketika tahu tas Livia di bawa oleh laki-laki lalu terjadilah kehebohan dan di banjiri seribu pertanyaan yang tiada henti....

...Livia yang telah berbaring di rumah pun sampai tidak nyaman untuk istirahat bahkan ia tidak menjawab pertanyaan mama sedikit pun. Mamanya sempat marah karena anaknya tidak mau menjawab pertanyaannya dan hanya memalingkan wajah....

...Livia bukannya tidak mau menjawab tapi terbawa oleh rasa sakit sampai rasanya enggan bicara dengan hal yang tidak penting....