NovelToon NovelToon
Dewa Setan Perbatasan Utara

Dewa Setan Perbatasan Utara

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:31.8k
Nilai: 5
Nama Author: Jibril Ibrahim

Muda, tampan, kaya, tidak berguna! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Huan Wenzhao. Namun…

Siapa sebenarnya Huan Wenzhao tak ada yang tahu.

Mau tahu identitas lain Huan Wenzhao?

Ikuti kisahnya di sini!
Hanya di: Noveltoon/Mangatoon.

~Selamat membaca~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode²⁶

“Anda yakin ingin kami menyerang paviliun Penerus Huan?”

“Jangan sampai aku mengatakannya dua kali!”

“Tapi ini terlalu berbahaya! Bagaimana jika…”

SLASH!

Cangkir teh melayang dari tempatnya ke seberang meja.

Salah satu dari kedua pria berseragam hitam pengawal yang berdiri di depan meja teh itu refleks menangkap cangkir yang dilemparkan tadi. Lalu keduanya tergagap dan saling bertukar pandang.

Sepasang mata menatap mereka dari seberang meja. “Hanya saat dalam bahaya… manusia baru merespon dengan kekuatannya.”

“Kami sudah mengerti!” Kedua pria berseragam pengawal itu membungkuk bersamaan.

.

.

.

Huan Wenzhao baru saja memejamkan matanya ketika sepasang kaki mengendap di pagar beranda dan mendarat tanpa suara di teras samping kamarnya.

Huan Wenzhao membuka matanya dan menyimak dengan waspada. Terdengar suara berdesir halus dari gerakan seorang ahli aerokinesis---ilmu meringankan tubuh, mengendap-endap di dekat jendela.

Cukup terlatih dan profesional, tapi tak lebih baik dari An Zuya dan Si Pembawa Pesan.

Pasukan elit kekaisaran! Huan Wenzhao menyimpulkan. Tampaknya pangeran ketujuh juga sudah menyadari sesuatu, gumamnya dalam hati.

Kebetulan putra mahkota ditemukan…

Kebetulan sejumlah pihak mulai menyadari kekuatanku…

Kebetulan-kebetulan ini membuat perutku mual!

Huan Wenzhao menggeleng samar sembari mendesah tipis. Kemudian memejamkan matanya lagi. Pura-pura tertidur lelap.

Lalu mulai menghitung dalam hatinya.

Satu…

Terdengar sepasang kaki lainnya mengendap di atas atap.

Dua…

Lalu terdengar sepasang kaki lainnya lagi di pagar dinding, di sudut taman, di pekarangan.

Gerakan mereka tidak tertangkap oleh pendengaran biasa. Tapi daya pendengaran Huan Wenzhao berkali lipat lebih sensitif dari pendengaran manusia biasa. Kepakan sayap serangga di pekarangan saja terdengar seperti dengung lebah di dekat telinga.

Tiga, empat…

Huan Wenzhao terus menghitung dalam hatinya.

Krsk, krsk!

Terdengar suara kertas dinding panel jendela dirobek perlahan.

Lu Binghe terusik dari tidurnya.

Sebatang buluh seukuran jari kelingking orang dewasa diselipkan ke dalam lubang yang dibuat tadi. Kemudian menyemburkan asap beracun ke dalam ruangan.

Trik sepele! Pikir Lu Binghe.

Di seberang kamar Lu Binghe, sepasang kaki juga mengendap di teras samping kamar binatu dan juru masak.

Kedua pelayan wanita yang khusus memasak dan mencuci baju itu sudah merayap turun dari tempat tidur mereka tanpa suara.

Tukang kayu mereka bahkan sudah bersiap di pintu gudang, mengintip ke pekarangan melalui pintu yang terbuka sebagian dengan punggung bersandar ke bingkai pintu.

Tukang Kayu adalah nama kode untuk profesi Tukang Pukul yang sedang menjalankan misi penyamaran.

Dalam keseharian, pekerjaan pria besar berotot itu memang hanya mencari dan mengumpulkan kayu bakar, menimba air dan merawat taman, memperbaiki kerusakan-kerusakan bangunan dan menangani segala urusan pertukangan.

Tukang pukul termasuk salah satu praktisi tingkat monster.

Tidak ada yang lemah di sisi Huan Wenzhao.

Bahkan si juru masak dan binatu itu praktisi tingkat siluman. Setara dengan A Nuo dan Yue'er.

Kedua pengawal di depan pintu adalah petapa tingkat sembilan. Bisa dikatakan sudah setengah dewa.

Jangan tanyakan bagaimana dengan Lu Binghe!

Pelayan pribadi dewa tentunya sudah mencapai kedewaan pula.

Apalagi pengawal bayangannya.

Sungguh sial bagi pasukan elit kekaisaran!

Huan Wenzhao tak perlu repot-repot merespon dengan kekuatannya sendiri untuk menghadapi situasi bahaya. Terutama karena metode penyergapan tentara kekaisaran tidak sebanding dengan metode penyergapan mata-mata yang ahli sembunyi.

Para pelayan yang dibawanya dari Perbatasan Utara sudah terlatih untuk merespons situasi semacam ini tanpa perlu menunggu aba-aba.

Di beranda kamar Huan Wenzhao, dua pria berpakaian ninja merayap turun dari atap melalui pilar penyangga dan mendarat tanpa suara di belakang kedua penjaga pintu.

Kedua penjaga pintu kamar itu bertukar pandang melalui sudut matanya.

Begitu kedua penyusup itu menyergap mereka dari belakang, dalam sekejap kedua pengawal itu sudah berpindah tempat ke belakang para penyusup dan membalikkan keadaan.

Kedua penyusup itu sekarang yang disergap dari belakang!

GREP!

Kedua pengawal itu memuntir kepala mereka dengan gerakan seragam. Kemudian menjatuhkan keduanya dalam waktu bersamaan.

BRUK!

Kedua penyusup itu terpuruk dalam kebisuan.

Di pekarangan belakang, si tukang kayu menyergap dua penyusup sekaligus. Mencengkeram tengkuk mereka seperti menangkap seekor kucing, kemudian membenturkan kepala keduanya. Kedua penyusup itu langsung terpuruk dalam sekali hentak.

Di kamar Lu Binghe, seorang penyusup berhasil menyelinap ke dalam dan mengendap-endap di dekat tempat tidur Lu Binghe, lalu membungkuk menyingkap selimut yang menutupi onggokan sesuatu yang sekilas terlihat seperti lekuk tubuh seseorang.

Tapi begitu selimut itu terkuak, penyusup itu tersentak dan terbelalak.

Tidak ada siapa-siapa di bawah selimut itu. Hanya ada orang-orangan sawah yang dibentuk dari jerami.

“Ke mana orangnya?” Pekik penyusup itu sambil menoleh ke sana kemari dengan tatapan gusar.

Lu Binghe tahu-tahu sudah berdiri di belakangnya dan menotok titik lumpuh di sisi lehernya.

Satu lagi, penyusup berhasil dilumpuhkan.

Di kamar pelayan wanita, seorang penyusup juga menerobos masuk melalui jendela, melompat ringan tanpa suara, dan mengendap-endap di dekat tempat tidur. Lalu mengerjap dan membeku dengan sepasang pedang mengalungi lehernya.

Penyusup itu menelan ludah.

Dua wanita menyeringai di kiri-kanannya.

Tak lama kemudian, semua personel itu berhimpun di pekarangan dengan masing-masing membawa hasil tangkapan mereka.

“Gawat!” Pekik salah satu pengawal pangeran ketujuh yang bersembunyi di sudut gelap.

“Mundur!” Pengawal satunya memberi instruksi pada anggota pasukan yang masih tersisa.

Lalu semuanya berpencar menjauhi paviliun Huan Wenzhao dan menghilang ditelan kegelapan malam.

Tak sampai setengah dupa, ruang baca pangeran ketujuh meledak oleh gebrakan keras di permukaan meja.

“Sial!” Umpat pangeran ketujuh dengan geram. “Bahkan para pelayan wanita juga mentalis tingkat tujuh?!” Rutuknya tak habis pikir.

“Mereka semua sangat ahli dalam menyembunyikan kekuatan,” komentar salah satu pengawalnya. “Kalau dipikir lagi… tidak menutup kemungkinan Penerus Huan juga menyembunyikan kekuatannya!”

“Pikirmu kenapa aku ingin mengujinya?” Hardik pangeran ketujuh merasa tak puas dengan pendapat pengawalnya.

“Tapi…” Pengawal satunya menyela ragu-ragu. “Dilihat bagaimanapun… Penerus Huan sungguh tak bisa bela diri. Kukira itulah sebabnya Adipati Agung menempatkan orang-orang kuat di sekitarnya.”

Pangeran ketujuh terdiam dalam waktu yang lama.

“Perkataanmu ada benarnya,” gumamnya setelah cukup lama terdiam. “Tapi klan Huan menjunjung tinggi seni beladiri. Setidaknya Huan Wenzhao menguasai sedikit teknik dasar.”

“Tapi kami melihat, walaupun terjadi perkelahian di sekelilingnya, dia bahkan tidak terusik dari tidurnya,” salah satu pengawal mengklarifikasi. “Dan lagi… masih ada pengawal bayangan yang melindunginya secara rahasia.”

“Masih ada pengawal bayangan?” Pangeran ketujuh memicingkan matanya. Memang sedikit berlebihan, gumamnya dalam hati. Tapi entah kenapa ia masih merasa bahwa Huan Wenzhao tak sesederhana itu.

“Benar,” pengawal itu meyakinkannya. “Dalam keadaan genting, pengawal itu muncul tepat waktu tanpa terlihat. Kecepatannya sungguh mengerikan.”

“Pengawal bayangan ini…” Pengawal lainnya menyela, menggantung kalimatnya sesaat, mencoba mengingat-ingat. “Setidaknya sudah mencapai ranah pemahaman kesadaran.”

Pangeran ketujuh mengerling ke arah pengawal itu dengan ketertarikan baru. Tapi tak mengurangi rasa penasarannya pada Huan Wenzhao.

Masih ada cara lain! Xing Zhu tak ingin menyerah.

1
Maz Tama
kenapa jadi kumpul lagi semua disini/Joyful/
Maz Tama
memang penuh misteri
Maz Tama
uhkk chapter ini serius
Maz Tama
saya suka novel nya Thor orang misterius lanjut thor jangan hiatus
Maz Tama
buaya di kadalin
Maz Tama
/Joyful/lucu nih novel
Maz Tama
menarik Thor mudah-mudahan ga hiatus
Oe Din
Sayang sekali jika tidak lanjut...
Ayo, Thor 💪💪💪💪💪💪💪💪💪
Buang Sengketa
tapi jujur saya pribadi memang gak ngerti ceritanya padahal sudah begitu banyak chapnya
Eros Heke
Mana ada cerdiknya? Yg ada tolol terus.
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
Eros Heke
Ternyata setelah masalah di Ibukota selesai, mic-nya masih juga bodoh.
Eros Heke
Akhir persaingannya sungguh tidak seru karena campur tangannya Dewa Takdir.
Eros Heke
Dewa takdir sampai harus turun tangan sendiri membuktikan tidak hebat dan tidak becusnya perbatasan Utara dan paviliun jiandie.
Eros Heke
Pangeran benar-benar hebat.
Eros Heke
Jelas sudah, paviliun jiandie tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan para pangeran.
Eros Heke
Dari awal tampaknya perbatasan Utara ini hanya hebat dalam hal menganggap diri hebat.
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐: Dateng lagi komentator khusus mencela, abis diblokir nongol lagi akun baru. Dapet duit lu komentarin begini? Nguntungin lu buat penulis? Nulis gak dapet duit aja kudu ribet sama komentator kek lu!
total 1 replies
Eros Heke
para pangerannya luar biasa hebat, mengalahkan orang-orang wilayah Utara yg menganggap diri mereka hebat.
Eros Heke
Mengecewakan. Belum apa-apa sdh mulai keok.
Eros Heke
Yg katanya ketua sejuta mata-mata, kalah telak dgn pangeran kelima. Mata-mata itu bermainnya di bidang informasi. Kok yg katanya sekte mata-mata itu kayaknya tdk becus bahkan tdk tahu pentingnya informasi? Miris bila sebuah sekte mata-mata sama sekali tdk tahu ttg lawannya seperti pangeran kelima, pangeran ketujuh, kaisar, apalagi permaisuri.
Eros Heke: Typo: sejuta -> sekte
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!