Fatan dan Fadil adalah saudara kembar yang memiliki karakter berbeda. Fatan dengan karaktetnya yang tenang dan pendiam. Sedangkan Fadil dengan karakternya yang aktif, usil dan tengil. Namun keduanya sama-sama memiliki kepribadian yang baik. Karena dari kecil mereka sudah dididik dengan ilmu agama.
Suatu saat mereka bertemu dengan jodoh masing-masing.Pasangan keduanya berbanding terbalik dengan karakter mereka. Fatan dengan seorang wanita yang agak bar-bar. Sedangkan Fadil dengan seorang wanita yang pemalu.
Akankah mereka bisa bertahan dengan pasangan masing-masing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DP
Setelah makan siang, mereka pulang ke rumah masing-masing.
Abi Tristan Pasrah jika Pak Frans ingin menggagalkan kerja sama proyek yang baru saja dimulai. Ia tidak ingin menukar kebahagiaan putranya dengan harta.
"Abi maaf sudah membuat hubungan Abi dan Om Frans tidak baik-baik saja. Sepertinya Om Frans tidak terima."
"Huft... ya mungkin belum bisa terima. Nggak pa-pa Abi akan terima konsekuensinya. Jika pun dia ingin membatalkan proyek ini masih banyak perusahaan lain yang ingin menggantikannya. Hanya saja Abi tidak ingin memiliki musuh."
"Semoga Om Frans bisa mengerti."
"Iya, sudah jangan dipikirkan! Fokus dengan proyek dan rumah tanggamu. Kamu yakin tidak ingin ada resepsi?"
"Nggak dulu bi! Mungkin nanti setelah aku mendapatkan satu proyek lagi. Aku ingin mengadakan resepsi dengan hasil kerja kerasku."
"Wow... kamu memang luar biasa"
"Hem, Abi sedang memujiku?"
"Huh.. tidak, Abi salah ngomong."
Fadil tersenyum menanggapi ucapan Abinya.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah.
Ternyata Bunda Salwa sudah menunggu suaminya di depan pintu. Fadil tidak melihat keberadaan istrinya di sana. Ternyata saat masuk ke dalam kamar, istrinya sudah menunggunya di pintu kamar.
"Assalamu'alaikum a'."
"Wa'alaikum salam, neng."
Kamelia mencium punggung tangan suaminya, Fadil pun mengecup kening istrinya. Keduanya tersenyum penuh makna. Kamelia mulai terbiasa menerima sentuhan suaminya.
"Capek a'?"
"Hem lumayan."
"Mau mandi air hangat?"
"Mau dimandiin kamu."
"Aih si aa', aku seriusan tanya!"
"Hehe... ya memang ada yang salah neng?"
Kamelia tidak menjawab, ia hanya menggelengkan kepala lalu pergi menyimpan tas suaminya di lemari.
Fadil meminta tolong istrinya untuk membukakan baju kerjanya. Tentunya saja Kamelia tidak bisa menolak permintaan suaminya. Karena ia ingat pesan sangat Ibu untuk mengabdi kepada suami. Ia juga ingin menjadi istri yang baik Untuk suaminya. Untuk mempermudah pekerjaan istrinya, Fadil duduk di atas tempat tidur. Lalu Dari berdiri di depannya. Kamelia berusaha setenang mungkin, ia mulai membuka kancing tuxedo yang dipakai suaminya. Kemudian dasi dan yang terakhir membuka kancing kemejanya satu per satu.
Dah dig duh
Ada detak jantung yang bertalu-talu.
Saat tiga kancing kemeja sudah dibuka, Fadil menahan tangan istrinya.
"Neng... "
"Hem... " Sahut Kamelia dengan masih menundukkan kepalanya.
"Lihat aa'!"
Kamelia menggelengkan kepala.
"Kenapa? aa' jelek ya?"
"Bu-bukan, a'. Aku malu!"
"Lihat dada aa'!"
"Hah... "
Tangan Kamelia mulai gemetar. Fadil menggenggam tangan itu lalu menariknya hingga tubuh Kamelia kehilangan keseimbangan. Ia terjatuh menindih tubuh suaminya. Fadil tidak tahan melihat bibir istrinya yang nampak menggiurkan di matanya. Kamelia ingin beranjak namun Fadil menahannya dengan memeluk pinggang istrinya.
"A', aku berat." Ujar Kamelia sambil memalingkan muka
"Kata siapa? Nggak kok... "
"Masa' mau gini terus a'?"
"Kalau perlu... " Fadil menyeringai.
Ia mengangkat kepalanya untuk bisa mencapai kepala istrinya.
Cup
Fadil mengecup bibir istrinya seperkian detik. Sontak Kamelia membelalakkan matanya karena terkejut.
"Neng dengarkan aa'. Kamu adalah wanita pertama dan terakhir yang aa' pinta dalam setiap sujud aa'. Meski kita kenal belum satu bulan tapi aa' yakin kalau neng wanita terbaik yang bisa menemani hidup aa'. Neng percaya kan dengan ucapan aa'?"
Kamelia menatap mata suaminya. Tidak ada kebohongan di sana. Kamelia menganggukkan kepala.
"Alhamdulillah, terima kasih neng. Aa' mencintai neng karena Allah. Semoga Allah meridhoi rumah tangga kita."
"Amin.... "
"MasyaAllah... apa barusan suamiku ini sedang menyatakan cinta?" Batin Kamelia.
Fadil mengganti posisi, saat ini posisinya di atas
Melihat istrinya yang masih tercengang, Fadil melakukan serangan dadakan. Ia memagut benda kenyal bak cerry itu dengan lembut.
"Ya salam... ini nikmat yang luar biasa." Batin Fadil. Ia menangkup pipi istrinya.
Ceklek
"Bang, pinjam kun... .. Astagfirullah!"
Brak
Kamelia mengusap bibirnya. Fadil pun segera beranjak dan membuka pintu kamarnya. Ternyata Windi sudah tidak ada di luar kamarnya. Fadil mengancing kemejanya kembali lalu pergi ke kamar adiknya.
"Mau ke mana dil?"
"Adek, Bun."
"Kenapa kok kayak kesal gitu?"
"Bunda... " Panggil Windi.
"Nah ini dia orangnya."
"Ampun bang... ampun...!"
Windi bersembunyi di balik tubuh Bundanya.
"Eh ada apa ini?"
"Adek kebiasaan bun, suka nyelonong tanpa permisi."
"Maaf Bang, aku lupa! Sumpah nggak sengaja bang."
"Emang kamu mau apa masuk kamarku?"
"Mau pinjam kunci mobil."
"Mobilmu kenapa?"
"Masih di bengkel bang."
"Ya sudah, aku ambilkan dulu!"
Setelah kepergian Fadil, Bunda Salwa menasehati Windi.
Fadil kembali ke kamarnya, ia melihat Kamelia sedang duduk di kursi balkon. Setelah itu Fadil memanggil adiknya untuk memberikan kunci mobil.
Fadil tidak ingin menyusahkan istrinya lagi. Ia membuka sendiri kemejanya, lalu pergi mandi. Selesai mandi, Fadil meminta maaf kepada istrinya atas kejadian yang tidak mengenakkan tadi. Fadil mengerti, pasti istrinya merasa malu kepada Windi.
"Maaf ya neng. Jangan malu! nggak pa-pa neng, kita sudah sah. Lagian salah adikku main nyelonong saja."
Kamelia mengangguk malu.
"Ya salam... bikin gemas! Pingin tak karungi saja ni istriku. Lumayan sudah DP tadi, hehe..."
Kamelia keluar dari kamarnya untuk mengambil cucian yang dijemurnya.
"Non biar saya yang mengerjakan!"
"Tidak usah, bi'. Bibi' lanjutkan saja.Aku bisa mengerjakannya sendiri."
"Ah si Non ini ngurangin kerjaan bibi' saja."
"Ya kan ini sudah tugas seorang Ibu rumah tangga bi'."
Bi' Mirna tersenyum. Kamelia tidak menyadari jika ada seseorang yang mendengar perbincangannya dengan bi' Mirna. Orang tersebut adalah Bunda Salwa.
"Beruntung Fadil memilih Kamelia." Batin Bunda, Salwa seraya tersenyum.
"Eh Bunda... "
"Iya Mel, Bunda mau ambil cadar yang sudah disetrika."
"Saya duluan, Bun."
"Iya, Hati-hati naiknya."
"Iya Bunda."
Sementara di rumah Pak Frans, ia sedang emosi. Dari tadi istri dan asisten rumah tangga menjadi sasaran kemarahannya. Livi baru saja tiba di rumah saat hampir larut malam.
"Livi! Dari mana saja kamu, hah?"
"Hang out Pa, seperti biasa!"
"Kamu itu bisanya cuma ngabisin uang! Pasti kamu habis kelayapan sama pacar kamu yang nggak jelas itu!Disuruh ngedeketin Fadil nggak becus!"
"Pa, Livi kan memang nggak suka sama Fadil! Dia itu laki-laki yang sok alim, nggak seperti Hery! Ya meskipun Hery kalah dari segi materi."
"Sampai kapan pun Papa tidak akan menyetujui kamu dengan anak itu! Dia hanya akan membuat bangkrut keluarga kita! Sekali lagi kamu keluar dengannya, Papa nggak akan kasih kamu uang sepeser pun!"
"Pa, jangan terlalu dikekang!"
"Ma, kamu lihat anakmu itu! Perempuan suka kelayapan. Itu hasil didikanmu! Aku sengaja ingin menjodohkannya dengan Fadil bukan hanya karena ingin membesarkan perusahaan saja, tapi aku juga ingin dia berubah menjadi yang lebih baik lagi! Tapi ternyata... ck!"
"Lagian aku nggak mau masuk keluarga Om Tristan, Pa! Yang ada nanti aku harus jadi wanita rumahan yang tertutup seperti Tante Salwa."
"Tutup mulutmu! Lagian sudah terlambat. Fadil sudah menikahi gadis yang dicintainya. Hanya tinggal satu harapan, kembarannya Fadil."
Livi tidak ingin berdebat lagi dengan Papanya karena tidak mau membuat suasana semakin runyam. Ia pun segera masuk ke kamarnya.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
selamat menempuh hidup baru semoga samawa
aamiin
siap" kondangan 🤭
Si pendiam ketemu bar bar, rame lah hidup lebih berwarna
Otw resepsi bersana Aa' Fadil & neng Karmeila /Angry//Angry//Angry/ Aa' Fadil dan Abang Fatan doa kalian diijabah /Pray//Kiss//Kiss/