NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11 - Waktu yang Singkat

Suara tepuk tangan bergemuruh setelah pasangan kekasih itu selesai menautkan diri mereka dalam tali pertunangan. Setelah tukar cincin selesai dilaksankan, acara dilanjutkan dengan penyerahan salah satu anak perusahaan Farhan kepada anak bungsunya yang baru saja bertunangan.

Qyara dapat melihat kebahagiaan semua orang yang hadir. Namun di tengah kebahagiaan itu, nyatanya ada satu orang yang berada jauh dari kerumunan tengah meneguk beer nya tanpa memperdulikan semuanya. Kehampaan terlihat jelas dalam wajah pria itu.

Sejak berkenalan dengan semua keluarga Dirga, Qyara hanya mengetahui bahwa adik dari ayah mertuanya itu memiliki dua orang anak. Ia mengira anak Farhan hanyalah Saka dan Farah yang sedang menjadi ratu di acara ini. Ia tak mengira bahwa ada satu anak lagi yang berusaha disembunyikan oleh Farhan, karena itu selama tujuh tahun menjadi bagian dari keluarga besar ini Qyara sama sekali tak pernah melihat Xander.

“Aku nggak suka kamu ngeliatin laki-laki lain, sayang.”

Celetukan Dirga mengalihkan perhatian Qyara. Wanita itu langsung memutus tatapannya pada Xander dan beralih menatap suaminya. Ia menelaah kedua iris coklat itu. Ia sedang berpikir berapa banyak lagi rahasia Dirga dan keluarganya yang belum ia ketahui. Masih terngiang perkataan Dirga tempo hari yang mengatakan bahwa ia akan menyesal jika mengetahui semuanya. Jadi fakta apa yang membuatnya sampai menyesal?

Dirga hanya dapat menghembuskan napasnya melihat wajah Qyara. Ia paham betul apa yang sedang wanita itu pikirkan tentangnya. Ia tau jika wanita itu butuh penjelasan tetapi sekali lagi, ia benar-benar tak siap untuk kehilangan Qyara. Ia tak dapat membayangkan kehidupannya tanpa istrinya. Karena itu ia akan terus berusaha untuk menutupi rahasia yang Qyara ingin ketahui.

“Sayang...”

Panggilan Dirga menyadarkan Qyara, membuat pria itu melanjutkan kalimatnya, “Mau jalan-jalan ke pantai nggak?”

“Tapi acaranya belum selesai.”

“Gapapa, ada yang mau aku bicarain sama kamu tapi nggak bisa kalau bicara disini. Please, mau ya.”

Qyara tak bisa lagi mencari alasan untuk menolak. Pada akhirnya ia hanya mengikuti langkah suaminya untuk keluar dari tempat acara. Keduanya berjalan menyusuri pasir putih yang yang sudah sepi oleh pengunjung.

Suara ombak dan angin yang berhembus menemani dua orang yang tengah larut dalam pikirannya masing-masing. Dirga yang sebelumnya mengajak untuk membicarakan sesuatu pun masih belum mengeluarkan suaranya lagi. Sedangkan Qyara yang tak tau akan melakukan apapun memilih untuk menikmati pemandangan yang ada di sampingnya.

Matahari yang mulai tenggelam ke persinggahannya menjadi pemandangan indah yang sudah lama Qyara rindukan. Ia tak ingat dengan pasti kapan terakhir kalinya menikmati momen menyenangkan ini. Sepertinya sudah sangat lama sejak ia terakhir kali bermain di pantai.

Wanita itu tak menampik jika ia bahagia sekarang karena bisa berkunjung ke tempat favoritnya lagi. Ke tempat dimana ia bisa menenangkan pikirannya. Hanya saja sekarang situasinya berbeda dengan sebelumnya.

Setiap Dirga mengajaknya ke pantai, Qyara selalu tertawa riang, membuat istana dari pasir ataupun berjalan di bibir pantai hingga kakinya terkena air laut tanpa ada beban sama sekali. Biasanya ia tak akan segan melakukan kegiatan menyenangkan itu di depan Dirga.

Namun sekarang, Qyara tak tau harus bersikap apa. Entah karena usinya yang semakin bertambah atau karena keasingan yang terjadi di antara mereka berdua yang membuatnya tak bisa melakukan semua kegiatan itu.

Tiba-tiba Dirga menghentikan langkahnya yang membuat Qyara pun berhenti. Pria itu duduk di sebuah batu besar dan menepuk tempat di sampingnya agar istrinya segera duduk di tempat itu.

Qyara hanya diam dan duduk seperti perintah Dirga. Ia sedang menunggu pria itu mengatakan apa yang ingin pria itu bicarakan. Cukup lama ia menunggu hingga akhirnya pria  itu menarik napas dan menatapnya.

“Soal permintaan kamu... soal perpisahan kita...”

Dirga pikir ini adalah saat yang tepat untuk membahas tentang perpisahan itu. Ia tak dapat mengabaikan masalah ini terlalu lama. Ia ingin menyelesaikannya dengan cepat. Ia tak ingin berlarut-larut dalam masalah yang tak ia ketahui titik sebabnya.

“Tolong jelasin ke aku kenapa kamu mau kita pisah. Tolong jelasin biar aku bisa ngambil keputusan, sayang. Kalau emang salahnya di aku, kamu jelasin biar aku bisa memperbaiki diri.”

Wanita itu tak langsung menjawab. Ia hanya menunduk dan memainkan jari mungilnya. Ia sedang merangkai kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Dirga. Jujur Qyara bingung harus menjelaskan apa. Ia pikir rasa kasihan yang ada di hati Dirga tak mungkin bisa diubah seberapa lama pun mereka bersama.

Perpisahan yang Qyara inginkan terjadi bukan karena masalah sikap Dirga yang negatif. Ya, meskipun ia baru melihat dengan matanya sendiri ketika suaminya bersama wanita lain tetapi bukan itu alasan ia ingin berpisah.

Selama ini Dirga memperlakukannya dengan sangat baik. Pria itu selalu menjadikannya seorang ratu yang bisa mendapatkan semua yang ia mau. Tak ada sedikitpun sikap Dirga yang membuatnya sedih.

Hanya saja Qyara tak ingin terus merasakan perlakuan yang tak semestinya. Ia tak ingin mendapatkan semua perlakuan baik itu dari seseorang yang hanya memiliki rasa kasihan kepadanya. Sungguh ia tak ingin. Menerima fakta bahwa selama ini hanya dirinyalah yang mencintai Dirga membuatnya kecewa dan lelah.

Qyara tak mungkin terus membelenggu Dirga. Ia pikir pria itu juga pasti akan menemukan wanita yang ia cintai dengan tulus, bukan hidup bersama karena alasan kasihan. Karena itulah ia ingin berpisah.

“Elta... Sulit banget ya buat jelasin ke aku?”

Suara Dirga membuyarkan lamunan Qyara. Wanita itu kembali mengangkat wajahnya dan menatap Dirga dalam diam. Ia mengangguk, “Iya. Susah banget jelasinnya. Bisa nggak kamu nemuin sendiri alasan aku minta pisah mas?”

Dirga hanya bisa menghembuskan napas berat. Ia mengusap wajahnya kasar sebelum memeluk Qyara dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Qyara. Sekali lagi ia meneteskan air matanya. Bukan karena Dirga cengeng, hanya saja ia benar-benar tak bisa menerima fakta bahwa rumah tangganya akan menjadi seperti ini.

Wanita itu hanya menghela napasnya tanpa mengeluarkan suara. Ia hanya menunggu hingga pria itu menyelesaikan tangisannya. Tepat pada saat yang bersamaan, matahari perlahan turun hingga mengeluarkan semburat jingga yang indah. Netranya menangkap pemandangan indah itu, berbeda dengan telinganya yang harus mendengar tangis kesedihan.

Beberapa menit kemudian, pria itu kembali mengangkat wajahnya. Ia segera menghapus sisa air mata yang membasahi wajahnya dan menatap istrinya dalam-dalam, “Okey. Aku udah mikirin semuanya. Tiga bulan aja, cukup tiga bulan kamu kasih aku waktu buat tau salah aku dimana dan aku perbaiki semuanya.”

Qyara segera menggelengkan kepalanya, “Satu bulan atau nggak sama sekali. Tiga bulan terlalu lama mas.”

“Sayang, satu bulan terlalu singkat buat aku.”

“Kalau gitu kamu putusin sekarang juga. Kasih aku talak sekarang.”

Dirga semakin terdesak. Ia pun kembali menego, “Ya udah dua bulan ya...”

“Satu bulan.”

“Satu bulan setengah, please.”

“Satu bulan mas....”

“OKE OKE, Satu bulan kamu kasih aku waktu buat aku nemuin kesalahan aku dan memperbaiki semuanya. Kalau sampai aku nggak berhasil, terserah kamu mau gimana.”

1
Hikmal Cici
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
putry 01
kapan up lagi kak
Heningan Malam: ditunggu ya, secepatnya akan up
total 1 replies
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!