NovelToon NovelToon
Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dokter Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arunika Nrityabhumi adalah gadis cantik berusia dua puluh tujuh tahun. Ia berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit besar yang ada di kotanya.
Gadis cantik itu sedang di paksa menikah oleh papanya melalu perjodohan yang di buat oleh sang papa. Akhirnya, ia pun memilih untuk melakukan tugas pengabdian di sebuah desa terpencil untuk menghindari perjodohan itu.
Abimanyu Rakasiwi adalah seorang pria tampan berusia dua puluh delapan tahun yang digadang - gadang menjadi penerus kepala desa yang masih menganut sistem trah atau keturunan. Ia sendiri adalah pria yang cerdas, santun dan ramah. Abi, sempat bekerja di kota sebelum diminta pulang oleh keluarganya guna meneruskan jabatan bapaknya sebagai Kepala Desa.
Bagaimana interaksi antara Abi dan Runi?
Akankah keduanya menjalin hubungan spesial?
Bisakah Runi menghindari perjodohan dan mampukah Abi mengemban tugas turun temurun yang di wariskan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Fix Jadian

"Bu dokter..... Tolong ini ada pasien." suara menggema Ica membuat Runi langsung berlari menghampiri.

Ia terkejut mana kala melihat seorang pria yang kakinya berdarah - darah, sudah tertidur di bed dengan wajah yang pucat.

"Astaghfirullah. Ini bapaknya kenapa, pak?" tanya Runi yang langsung memakai handscoon dan memeriksa sumber dari darah yang mengalir.

"Kakinya terkena serkel kayu, bu dokter." jawab rekan yang mengantarkannya.

Ica dengan cekatan mempersiapkan peralatan yang di butuhkan Runi, selagi dokter cantik itu memeriksa luka pasien.

Tangan lincah Arunika mulai bekerja. Ia membersihkan luka yang terus mengeluarkan darah kemudian mulai menyuntik dengan obat anti tetanus dan obat bius.

Setelah memastikan obat biusnya bekerja, Runi segera menjahit luka yang cukup panjang itu. Total lima belas jahitan yang di dapatkan oleh pasien yang terkena serkel kayu itu.

Runi bersyukur karena serkelnya tak membuat luka yang terlalu dalam. Setelah selesai menjahit luka, Runi menyiapkan obat - obatan yang di perlukan pasien.

"Bapak, ini pereda nyeri, di minum tiga kali sehari. Sementara ini jangan bekerja berat dulu, saya takut jahitannya lepas. Minggu depan kembali lagi ya, saya periksa jahitannya." pesan Runi pada pasien dan juga rekan yang mengantarkannya.

"Njih bu dokter. Matur suwun." jawab si pasien.

"Sama - sama, pak. Lekas sehat ya." ujar Runi sembari mengantarkan pasiennya ke depan.

"Sini Ca, aku bantu." ujar Runi yang hendak membantu Ica membersihkan darah yang berceceran di lantai.

"Dokter istirahat saja. Masalah ini mah gampang." tolak Ica.

Tak terasa, satu bulan sudah berlalu Runi tinggal di desa Banyu Alas. Dalam satu bulan ini juga, balai pengobatan mulai ramai di kunjungi warga yang sakit.

Runi bersyukur bahwa warga desa mulai menyadari pentingnya pemeriksaan medis. Usahanya bersama Ica yang memberikan edukasi mengenai kesehatan, terbukti mulai membuahkan hasil.

"mbak, gimana sama Mas Abi?" tanya Ica.

"gimana apanya?" Runi balik bertanya.

"Belum ada kemajuan gitu?" tanya Ica lagi.

"Maju ke mana, ca?" goda Runi.

"Aiiissshhh, mbak Runi selalu aja menghindar kalau di tanya tentang Mas Abi. Padahal satu desa juga udah gosipin kalian." cicit Ica yang merasa gemas pada dokter cantik satu itu.

"Gosip apa?" tanya Runi yang mulai penasaran.

"Ya tentang kedekatan kalian, lah. Apalagi? Secara, mbak Runi hampir setiap pergi selalu bersama Mas Abi. Malam - malam mengunjungi pasien pun di kawal Mas Abi. Sudah kayak ketempelan Mas Abi saja!" cerocos Ica.

"Maksudmu, aku ini demit, Ca? Suka nempeli orang?" suara bariton Abi mengagetkan Ica dan Runi.

"Eeh, Pak Sekdes yang terhomat. Selamat datang di Balai Kesehatan. Ada yang bisa saya bantu?" Gurau Ica saat mendapati Abi sudah berada di dekat mereka.

"Heleh! Pencitraan." jawab Abi sembari menyentil dahi Ica.

"Sakit loh, Mas." gerutu Ica sembari mengusap - usap dahinya.

"Tumben cepet pulangnya, pak?" tanya Runi pada Abi yang kini duduk di kursi panjang tak jauh darinya.

"Iya. Pak camat buru - buru ada kegiatan lain. Jadi ya gak sempet ngobrol." jawab Abi.

"Nih makan, belum makan kan?" Imbuh Abi sembari memberikan kantung plastik yang berisi tiga kotak nasi dan juga beberapa camilan.

"Yuhuuuu makan siang gratis!" seru Ica yang langsung ke belakang untuk mengambil sendok dan air minum.

"Makasih ya, pak. Selalu bawain jajan kalau pulang dari kecamatan." ujar Runi yang beralih melihat bungkusan pemberian Abi.

"Anggap saja sogokan, biar calon istri betah di sini." Kekeh Abi.

Semenjak pembicaraan mereka di perjalanan menuju rumah simbok dulu, Abi kerap kali menggoda Runi dengan menyebutnya calon istri. Padahal baik Abi maupun Runi sama - sama tak pernah menyatakan perasaan mereka satu sama lain.

Satu hal yang terlihat jelas adalah keduanya yang tampak semakin dekat dari hari ke hari. Di tengah pekerjaannya yang padat, Abi selalu saja meluangkan waktu untuk mampir ke balai kesehatan, sekedar melihat Runi jika Runi sedang sibuk.

"What? Apa? Gak salah dengar kan, aku? CALON ISTRI?" suara melengking Ica membuat dua orang itu terperanjat.

"Astaghfirullah Ica! Pakai speaker sekalian ngomongnya!" Gerutu Runi.

"Mas, mbak, serius? Aku gak salah denger ini?" tanya Ica.

"Pak Abi cuma bercanda aja, Ca." jawab Runi.

"Mas mau serius, tapi mbakmu ini belum mau." Sergah Abi kemudian mengambil gelas, menuangkan air ke dalamnya dan memberikannya pada Runi.

"Kenapa gak mau, mbak? Ini Pangeran desa Banyu Alas lho yang mau seriusin mbak! Pria pujaan kaum hawa di desa ini." Ujar Ica.

"Kamu promosiin sepupumu ke aku, Ca? Kayak lagi jualan aja." Ujar Runi sembari membuka kotak makan dan memberikannya pada Abi.

"Iya mbak. Siapa tau, jomblo karatan ini laku!" Gelak Ica kemudian.

"Oke! Bungkus!" jawab Runi yang ikut tertawa sembari membuka kotak makan untuknya.

"Lihat tuh! Act of servicenya aja udah pantas jadi suami istri. Satu ngasih minum, satu bukain kotak makan. Sepertinya aku hanya curut di sini." kata Ica.

"Lebih tepatnya demit, Ca. Di antara seorang laki - laki dan seorang perempuan yang sedang berduaan, maka yang ketiga adalah..."

"Syaiton!" Runi menimpali kata - kata Abi.

Uhuukk...

Uhuk....

Ica sampai tersedak di buat oleh mereka berdua.

"Astaghfirullah, kalian kompak sekali mau menyingkirkan keberadaanku! Sudahlah, aku pindah saja." Ujar Ica yang membuat Abi dan Runi tertawa.

"Gimana? Jadi mau bungkus saya?" tanya Abi yang membuat Runi membelalakan mata.

"Bapak mau saya bungkus?" Runi balik bertanya.

"Boleh, kalau kamu mau. Asal jangan panggil bapak lagi." jawab Abi.

"Terus mau di panggil apa? Mas?" tanya Runi tanpa menoleh, ia sibuk menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Dalem, dek." jawab Abi yang seketika membuat Runi tersedak.

Uhuuk.... Uhuukkk...

Uhuuk... Uhuuukk....

"Pelan - pelan, dek makannya." Abi memberikan segelas air putih yang langsung di tandaskan oleh Runi.

"Kok bisa berubah gitu?" tanya Runi dengan wajah yang tak percaya.

"Saya bukan Super Hero yang bisa berubah, lho." jawab Abi santai.

"Enggak, bukan itu. Coba, coba, Mas?" Runi kembali memanggil Abi.

"Dalem, sayang." Jawab Abi sembari menatap ke arah Runi yang masih bengong.

Uhuuk...

Uhuuk....

Kini ganti Ica yang kembali tersedak karena mendengar percakapan dua orang random di depannya.

"Mas tolong minum" pinta Ica.

"Nih, ambil sendiri. Sudah tak tuangin." jawab Abi.

"Tega banget! Tadi sama mbak Runi gak gitu." gerutu Ica sembari mengambil air yang sudah di tuang Abi.

"Bedaaa..." jawab Abi.

"Maaasss...." Lagi, Runi kembali memanggil Abi.

"Dalem, sayang. Mas di sini lho." Jawab Abi masih sama.

"Astaga! Kok bikin candu dengernya." kata Runi.

"Kalian berdua ini kenapa sih? Emang zaman sekarang, pacaran sesimpel ini? Gak ada effortnya sama sekali buat nembak!" omel Ica.

"Gak perlu ribet, yang penting sama - sama ngerti." tukas Abi.

"Jadi bener, kalian pacaran? Sumpah?" Ica sampai mendekati Abi dan Runi yang kembali menyantap makanan mereka.

"Tanya sama partner kerjamu." jawab Abi.

"Dokter?" Ica beralih pada Runi.

"Tapi aku gak mau di sakitin. Kalo sampe nyakitin, aku tinggal! Aku juga manja, Mas, jadi kalau keberatan, mending ngomong dari sekarang." Kata Runi.

"Sebisa mungkin Mas gak akan nyakitin kamu, dek. Silahkan kalau mau bermanja, Mas bakal manjain kamu." jawab Abi.

"Mas panggil aku apa tadi?" tanya Runi.

"Dek, dek ayu, sayang." jawab Abi.

"Gak aman sih jantungku!" ujar Runi sembari memegang dadanya. Membuat Abi dan Ica tertawa.

"Waah! Gila sih ini. Cara jadian terrandom yang pernah aku lihat!" Ica sampai bertepuk tangan.

"Yuhuuuuuuu selamat buat kalian berdua. Sampai jumpa di pelaminan!" seru Ica yang justru tampak lebih bahagia.

1
Syakira
saya suka dengan cerita nya
Kiran Kiran
Gemesin!
Giselle Bustamante
Siapin tisu buat nangis 😭
Gadislpg: Gak bikin banyak air mata kok, kak ✌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!