Kematian tragis ketua gangster Kota M membuat kemarahan anggota gengster. Mereka melakukan sweeping untuk mencari keberadaan si pembunuh. Kondisi Kota tidak dapat dikendalikan.
Kini gangster diambil alih oleh wakil ketua yang lebih bengis. Dia memerintahkan mencari pembunuh bosnya.
Sementara, raja gembolan bawah tanah yang menjadi musuh bebuyutan gangster sangat senang atas kematian ketua gangster. Mereka juga sedang mencari si pembunuh untuk mengucapkan terimakasih.
Bahkan polisi dan pihak militer kewalahan.
"Cucu! Apakah kamu yang melakukannya?" Tanya seorang Kakek berumur depan puluhan tahun. Walaupun tua, badan orang tua itu terlihat tegap dan kuat.
Gadis itu tidak menjawab, dia langsung mematikan ponselnya dan memasuki asrama.
Polisi sendiri kesulitan mencari pelaku karena tidak ada alat bukti yang kuat. Polisi hanya menemukan, tulang di bagian dada patang akibat pukulan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BagusBLTR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Mantan Gubernur
"Begitulah, Nona Dara. Kartu-kartu ini kami berikan pada Anda sekitar lima belas tahun yang lalu. Anda bisa memakainya sekarang. Aku bisa membantu Anda jika dibutuhkan." Robby menjelaskan panjang lebar soal tiga kartu yang diberikan pada Dara.
Dua kartu adalah kartu tertinggi untuk semua hotel dan restoran milik Grup Dioran di berbagai Kota M dan di berbagai cabang Diora di Kota lain.
"Paman, aku tidak tahu apakah aku bisa menggunakannya atau tidak. Tapi aku akan memikirkannya. Jika aku siap menggunakannya, maka aku akan menghubungi, Paman." Sahut Dara.
Robby tersenyum, "Nona tenang saja, aku pasti akan menjadi yang pertama membantu, Nona Dara."
Pintu terbuka, seorang laki-laki dan perempuan berumur tujuh puluhan tahun masuk. Keduanya terlihat dengan susah payah berjalan.
"Di mana cucuku? Robby! Kenapa kamu tidak memberitahuku?" Ucap kakek tua dengan nafas tersengal-sengal.
Dara dan Suganda menoleh, Dara terkejut. Dia mengenal mereka, Kakek? Nenek?"
"Ah, Dara! Ternyata kamu masih mengenal orang tua ini, Nak?" Kakek dan Nenek itu adalah ayah dan ibu Robby. Dia adalah Hadinata. Mantan gubernur Provinsi selatan sebelum era Suganda.
Dara mendatangi mereka. Dia ingat pernah digendong oleh kakek dan nenek ini.
"Dara, kamu sudah besar, Nak. Ayo dini peluk kakek dan nenek. Lihatlah, kamu lebih tinggi dari kakek." Dara kemudian memeluk kedua kakek san nenek. Walaupun dia bingung, namu dia benar-benar mengingat mereka.
Hanya saja Dara tidak ingat hal-hal lainnya. Sementara Suganda dan Robby sama-sama tersenyum. Dara memang belum pernah bertemu dengan Robby maupun Suganda. Jadi dia benar-benar tidak bisa mengingat keduanya.
"Kakek, kamu sakit?" Tanya Dara. "Kakek, aku akan memanggil kakekku untuk mengobatimu."
"Dara, aku sudah berobat di berbagai rumah sakit. Semua rumah sakit tidak bisa menyembuhkanku." Jawab Tuan Hadinata.
"Paman! Jemput kakekku dan bawa kemari! Kakek pasti bisa disembuhkan!" Pinta Dara pada Robby.
"Nona...?" Suara Robby tertahan.
"Paman! Penyakit kakek sangat berbahaya! Cepatlah, Paman!" Sahut Dara. Robby segera keluar dari kantornya dan langsung ke rumah Dara.
Lalu Dara membawa Hadinata ke sofa di kantor Robby dan membaringkannya. Dara memeriksa denyut nadi Hadinata. Wajahnya tiba-tiba berubah.
"Kakek, apakah perutmu sangat sakit?" Tanya Dara.
"Iya! Dara, apakah kamu mengerti soal pengobatan? Kamu bisa tahu kalau perutku sangat sakit?" Jawab Hadinata keheranan. Hal ini juga membuat Suganda keheranan.
"Guru leluhurku yang mengajariku. Aku bisa mendeteksi penyakit dalam tubuh manusia. Maka aku tahu kalau kakek sedang sakit." Jawab Dara.
"Dara, apakah kamu tidak bisa mengobati kakek?" Nenek yang bertanya.
Dara menggeleng, "Nenek, Kakekku ahlinya. Dan Kakekku bisa menyembuhkan Kakek."
"Baguslah, Dara. Kamu anak yang baik. Nenek senang bisa bertemu denganmu." Sambung Nenek.
Setelah sekitar setengah jam, Robby datang bersama seorang tua. Dia adalah Kakek Dara. Mereka berdua langsung menuju ke tempat di mana Hadinata dibaringkan.
"Kakek, tolong sembuhkan Kakek ini yang sedang sakit." Pinta Dara.
Kakek tersenyum, dengan lembut dia memegang tangan Dara. "Dara, kamu tahu? Kamu lebih hebat dari kakek kalau dalam hal penyembuhan. Kamu masih ingat ketika kakekmu ini terluka? Menurutmu siapa yang menyembuhkan Kakek?"
Dara menjadi bingung. Dia tidak menyangka Kakeknya akan mengatakan itu. Dara hanya ingat ketika itu kudanya meneteskan air mata, dia mengusapnya dan tangan Dara seperti ada cahaya. Lalu dia menempelkan tangannya di dada orang tua itu dan orang tua itu sembuh.
"Kamu lakukan lagi pada Tuan Hadinata. Konsentrasilah. Tarik nafas dalam dan tahan. Pusatkan semua tenaga di tangan kananmu, berikan perintah penyembuhan." Perintah Kakek.
Dara melakukan seperti yang diperintahkan Kakeknya, dia menarik nafas panjang, menahan nafas. Saat konsentrasi penuh, tangan Dara tiba-tiba bercahaya. Lalu Dara menempelkan tangannya ke bagian tubuh Hadinata yang sakit.
Hadinata seperti disengat ribuan jarum di perutnya. Lalu tubuhnya mulai kejang-kejang. Detik berikutnya, Hadinata memuntahkan darah berwarna hitam. Lalu pingsan.
"Suamiku!" Teriak istri Hadinata.
"Nyonya, Tuan sudah baik-baik saja. Dara sudah menyembuhkannya. Aku akan membuatkan ramuan untuk diminum Tuan. Dan dalam beberapa hari, Tuan akan sehat kembali." Kakek langsung menjelaskan.
Baik Nyonya Hadinata, Robby dan Suganda sangat heran dengan kemampuan Dara. Terutama Suganda dan Robby. Gadis ini ternyata sangat luar biasa.
good job
goodluck🙏💪 👍❤
mg samai habis ttp bikin girang 🙏😃
goodjob🙏💪👍❤