NovelToon NovelToon
Dalam Pelukan Cinta

Dalam Pelukan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aili

Maya, seorang wanita muda yang cantik dan sukses dalam karier, hidup dalam hubungan yang penuh dengan kecemburuan dan rasa curiga terhadap kekasihnya, Aldo. Sifat posesif Maya menyembunyikan rahasia gelap yang siap mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Pekerjaan Kacau

Hari Senin dimulai dengan Aldo berusaha memfokuskan dirinya pada tumpukan pekerjaan yang menunggu di meja kantornya. Setelah hari yang penuh tekanan sebelumnya, dia bertekad untuk menyelesaikan proyek-proyek yang penting dan memenuhi tenggat waktu. Namun, hari ini, gangguan baru muncul.

Pagi itu, ketika Aldo tengah memulai rapat video dengan klien, ponselnya berdering. Dia mengabaikan panggilan pertama, berpikir mungkin itu adalah hal yang tidak terlalu penting. Tapi panggilan kedua, dari Maya, muncul beberapa menit kemudian. Aldo merasa sedikit tidak nyaman tetapi tetap melanjutkan rapatnya.

Tak lama setelah rapat, ponselnya berdering lagi. Kali ini, pesan teks dari Maya yang masuk. “Aku butuh bicara denganmu. Bisa telepon?”

Aldo merasa agak tertekan tetapi mencoba untuk menanggapi dengan tenang. “Sedang sibuk. Aku akan telepon balik nanti.”

Beberapa saat kemudian, telepon dari Maya kembali berdering. Aldo mengambil napas panjang dan menjawabnya dengan suara lembut. “Maya, aku lagi banyak kerjaan. Ada apa?”

Maya, terdengar cemas dan khawatir, menjelaskan, “Aku cuma mau tahu bagaimana harimu. Aku khawatir karena kita nggak sempat ngobrol kemarin.”

Aldo merasa bersalah, tetapi dia harus tetap fokus pada pekerjaannya. “Aku ngerti, Maya. Tapi aku benar-benar butuh waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas ini. Bisa kita bicara nanti malam?”

Setelah meletakkan telepon, Aldo kembali ke mejanya dengan pikiran yang sedikit kacau. Namun, telepon dari Maya tidak berhenti di situ. Setiap beberapa menit, Maya menghubunginya lagi, kadang-kadang hanya untuk bertanya hal-hal kecil atau meminta perhatian Aldo.

“Kenapa dia terus menelepon?” pikir Aldo frustasi. “Aku benar-benar butuh fokus.”

Setiap panggilan membuat Aldo semakin sulit untuk berkonsentrasi. Tumpukan pekerjaan di mejanya tidak berkurang, dan gangguan dari ponselnya membuatnya sulit untuk berpikir jernih. Aldo akhirnya mengambil keputusan untuk mengirim pesan singkat ke Maya.

“Maya, aku minta maaf. Aku benar-benar butuh waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Kita bisa bicara nanti malam setelah aku pulang, oke?”

Maya membalas dengan nada sedikit kecewa, “Baiklah, Aldo. Aku hanya khawatir. Aku tunggu kamu pulang.”

Maya merasa terabaikan, tetapi dia berusaha mengerti situasi Aldo. Sementara Aldo berjuang untuk menyelesaikan pekerjaannya, dia terus-menerus mengingat pesan dan panggilan Maya, merasa bersalah karena tidak bisa memberikan perhatian yang dia inginkan.

Pagi berikutnya dimulai dengan Aldo merasa lebih tenang setelah melakukan percakapan dengan Maya malamsebelumnya. Namun, kelegaan itu tidak bertahan lama. Ketika dia sampai di kantor, dia mendapati pekerjaan yang menumpuk dan tugas-tugas yang belum selesai dari hari sebelumnya.

Ponselnya langsung berdering begitu dia duduk di mejanya. Salah satu kliennya menelepon, mengeluh tentang keterlambatan dalam proyek yang harusnya sudah selesai. Aldo mencoba tenang, tapi pikirannya masih terpecah antara pekerjaan dan masalah dengan Maya.

“Maaf atas keterlambatan ini. Kami mengalami beberapa kendala teknis, tapi kami sedang berusaha untuk memperbaikinya secepat mungkin,” kata Aldo, berusaha terdengar meyakinkan.

Setelah menelepon klien, Aldo kembali ke mejanya untuk melanjutkan pekerjaan, namun dia merasa sulit untuk berkonsentrasi. Setiap kali dia mulai mengerjakan tugas, pikirannya melayang pada percakapan dan konflik dengan Maya.

Pesan-pesan dan panggilan dari Maya kembali masuk, membuatnya sulit untuk fokus. Dia tahu bahwa Maya hanya mencoba untuk berkomunikasi dan memastikan hubungan mereka baik-baik saja, tapi setiap gangguan membuat Aldo semakin frustrasi. Tumpukan pekerjaan yang harus diselesaikan terasa semakin berat.

Aldo mulai merasa tertekan. “Aku tidak bisa terus seperti ini. Pekerjaan dan hubungan jadi kacau semua,” gumamnya sambil merapikan berkas-berkas di mejanya.

Beberapa kali, Aldo harus mengalihkan perhatian untuk merespons email dan pesan yang masuk. Setiap gangguan memperburuk konsentrasinya dan membuatnya semakin bingung dengan apa yang harus dilakukan.

Tengah hari, Aldo merasa sudah tidak bisa lagi menyeimbangkan semuanya. Dia menyadari bahwa pekerjaannya menjadi kacau karena kurangnya fokus dan kelelahan mental. Dia memutuskan untuk mengambil istirahat sebentar.

Di luar kantor, Aldo duduk di taman terdekat, mencoba menenangkan pikirannya. “Aku harus mencari cara untuk mengatasi ini. Jika tidak, aku akan gagal dalam pekerjaanku dan membuat Maya merasa lebih buruk.”

Setelah beberapa saat beristirahat, Aldo kembali ke kantor dengan tekad untuk mengatur ulang prioritasnya. Dia memutuskan untuk berbicara dengan Maya dan menyarankan agar mereka menjadwalkan waktu khusus untuk membicarakan masalah mereka tanpa mengganggu pekerjaan.

Namun, ketika Aldo kembali bekerja, dia masih merasa kesulitan untuk mengembalikan fokusnya. Masalah yang tidak selesai terus mengganggu pikirannya, dan ketegangan antara pekerjaan dan hubungan membuatnya merasa semakin tertekan.

Dia tahu, jika tidak segera mencari solusi yang tepat, semuanya akan semakin kacau. Aldo harus menemukan cara untuk menyeimbangkan pekerjaan dan hubungannya dengan Maya sebelum semuanya menjadi lebih rumit.

Di sisi lain, Maya juga menghadapi masalah yang sama di kantornya. Pikiran tentang pertengkaran terakhir mereka dan rasa cemburunya yang terus-menerus membuatnya sulit berkonsentrasi. Dia merasa bersalah karena terus-menerus mengganggu Aldo saat bekerja, tetapi dia juga tidak bisa menahan diri.

“Aku nggak bisa kayak gini terus,” gumam Maya sambil memandang layar komputernya yang penuh dengan email yang belum dibaca. Setiap kali mencoba fokus pada pekerjaannya, pikirannya kembali pada Aldo dan perasaan cemburunya.

Telepon Maya berdering, dan dia menghela napas dalam sebelum menjawab. Itu adalah salah satu rekan kerjanya yang mengingatkan tentang presentasi yang harus disiapkan untuk rapat besok.

“Ya, aku akan segera menyiapkannya,” jawab Maya dengan suara yang berusaha terdengar tegas, meskipun pikirannya masih kacau.

Selama sisa hari itu, Maya terus mencoba untuk mengatasi perasaan cemasnya, tetapi setiap upaya untuk fokus hanya bertahan sebentar. Setiap pesan yang masuk di ponselnya membuatnya merasa cemas, khawatir bahwa itu adalah sesuatu yang penting dari Aldo.

Sore harinya, setelah beberapa kali mengecek ponselnya dan membaca pesan-pesan yang tidak ada hubungannya dengan Aldo, Maya memutuskan untuk mengambil cuti beberapa jam lebih awal. Dia merasa perlu berbicara dengan Aldo dan mencoba menyelesaikan masalah mereka.

Saat dia tiba di apartemen mereka, Maya menemukan Aldo sedang duduk di sofa, tampak lelah dan tertekan. Mereka saling memandang dengan perasaan campur aduk.

“Aku nggak bisa fokus di kantor hari ini,” kata Aldo mengawali percakapan.

“Aku juga,” balas Maya, duduk di sampingnya. “Aku nggak bisa berhenti mikirin kamu dan masalah kita.”

Aldo menarik napas dalam-dalam. “Kita nggak bisa terus begini, Maya. Kita harus menemukan cara untuk menyelesaikan ini tanpa mengganggu pekerjaan kita.”

Maya mengangguk setuju. “Aku tahu. Kita butuh bantuan untuk menyelesaikan ini. Mungkin kita bisa mencoba terapi pasangan lagi?”

Aldo mengangguk pelan. “Mungkin itu ide yang baik. Aku siap mencoba apa saja untuk memperbaiki hubungan kita.”

Mereka berdua duduk dalam keheningan, merenungkan langkah selanjutnya untuk memperbaiki hubungan mereka. Meskipun jalan di depan masih penuh tantangan, mereka berkomitmen untuk bekerja sama dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah mereka.

1
Nanik Arifin
akhirnya.... setelah hujan, pelangi pun datang
Adico
lanjut
Nanik Arifin
sudah ada cctv, masih blm tertangkap, sudah ada pengawasan masih blm tertangkap juga ??
siapa sebenarnya satria ??
siapa pendukung satria??
Nanik Arifin
begitulah hidup, cobaan datang silih berganti tuk mendewasakan kita. semoga rumah tangga kalian samawa
Adico
lanjut
Nanik Arifin
gangguan psikis benar" mengerikan 🙈
Nanik Arifin
sampai kapan kalian begini terus...
klo konseling dg psikolog g mempan, coba dekat diri dg Tuhan. setiap kekhawatiran muncul, mendekatlah dg sang pencipta. semoga dg begitu pikiran kalian bisa lebih tenang. terutama tuk Maya. berawal dr Maya & kini menular ke Aldo
anggita
ceritane mbulet cemburu tok yoh🤔
anggita
like👍+☝iklan buat author novel ini. semoga banyak pembacanya.
anggita
Maya.. Aldo,,, 💐
Octavio Gonzalez
Senang baca cerita ini!
Acap Amir
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
Divan: Terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!