Davina Himawan tidak pernah menyangka pernikahannya dengan Jodie kandas di tengah jalan. Pernikahan yang awalnya begitu bahagia, dalam sekejap hancur berkeping-keping setelah Vina mengetahui suaminya berkhianat dengan wanita lain. Wanita itu tak lain sekertaris suaminya sendiri. Lolita.
Davina memilih pergi meninggalkan istana yang telah ia bangun bersama Jodie, laki-laki yang amat di cintainya. Bagi Vina yang menjunjung tinggi kesetiaan, pengkhianatan Jodie tak termaafkan dan meninggalkan luka teramat dalam baginya.
Bagaimana kisah ini?
Apakah Davina mampu bangkit dari keterpurukan atau kah ia akan merasakan sakit selamanya? Ikuti kelanjutannya 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIDAK AKAN MENCERAIKAN MU!
Jodie memarkirkan mobilnya sembarangan di depan pintu masuk rumah produksi katering Davina.
Sekarang pukul dua belas siang, jam istirahat kantor. Ia sengaja menemui Vina. Sejak pagi tadi sebenarnya Jodie ingin langsung bertemu istrinya tersebut, tapi Lolita memberitahunya bahwa atasan mereka Daniel Sanjaya memanggil ia keruangan nya. Tentu Jodie tidak akan membahayakan posisinya di perusahaan.
Jodie sangat tahu siang hari Davina pasti berada di tempat katering. Kebetulan tidak jauh dari kantornya.
"Pak Jodie?", sapa Bambang sopir Vina ketika Jodie turun dari mobil.
"Di mana istriku?".
"Ibu sedang sholat di musholla, pak", jawab Bambang.
Jodie langsung masuk. Memutuskan menunggu Davina di ruangannya. Hilir-mudik di depan meja kerja Vina. Sesekali laki-laki itu bergumam tidak jelas sembari memijit pelipisnya.
Beberapa saat berlalu...
"Ceklek..
Saat pintu terbuka Davina langsung melihat sosok Jodie yang sedang menelepon seseorang. Vina tidak kaget karena Wati mengatakan laki-laki itu datang dan menunggu di ruangannya kini.
Melihat kehadiran Vina, Jodie segera memutus teleponnya.
Wajahnya dingin ketika menatap Davina.
Davina menghela nafasnya.
"Ada apa mas menemui ku?", ucapnya melangkah melewati Jodie. Vina memasukkan perlengkapan sholat kedalam lemari tepat berada di sudut ruangan.
"Apa maksud mu menggugat ku, hah?"
Davina membalas sorot tajam Jodie. Wanita itu melipat tangannya ke depan dada. "Mas telah menalak ku, apa mas lupa? Aku menginginkan akta cerai resmi dari negara–"
"Heh ..Tidak ada perceraian! Aku mengeluarkan kata-kata talak itu dalam keadaan emosi karena kau memancing amarah ku, Vina!"
"Kita tidak akan bercerai. Sampai kapan pun", tegas Jodie dengan raut wajah sedikit melunak.
Vina membulatkan matanya.
"Jadi mas menyalahkan aku atas apa yang terjadi pada pernikahan kita?"
Jodie memijat keningnya. "Aku sedang banyak pikiran, sayang. Maafkan aku.."
Davina melangkah mundur dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Kesalahan mu yang lain mungkin masih bisa aku terima tapi perselingkuhan mu dengan sekertaris mu itu tidak akan pernah bisa aku maafkan! Mas selalu menyakiti ku", ketus Davina sambil menepuk dadanya dengan mata berkaca-kaca.
Tok
Tok
Sesaat Davina menghentikan kata-katanya. Sementara Jodie berkacak pinggang menatap kearah pintu dengan raut wajah kesal.
"Maaf mengganggu bu, di luar ada pak Daniel Sanjaya ingin menemui ibu". Terdengar suara Wati di depan pintu.
Davina menolehkan wajahnya ke pintu.
"Iya Wati. Ajak pak Daniel keruang tunggu saja. Sebentar lagi aku menemui nya", jawab Davina mengatur intonasi suaranya setenang mungkin.
Walaupun sebenarnya kedatangan Daniel secara tiba-tiba membuat jantungnya berdegup kencang. Bagaimana tidak, ia dan Jodie sedang bersitegang saat ini membahas kondisi rumah tangga mereka.
Kunjungan Daniel di waktu yang tidak tepat.
Mendengar nama Daniel yang datang menemui Davina, jelas membuat dada Jodie bergemuruh. Kedua tangannya terkepal kuat-kuat.
"Apa maksudnya Vina? Itu Daniel Sanjaya atasan ku kan? Ada hubungan apa kalian, Davina? Kau bermain api di belakang ku, hah?!", bentak Jodie keras.
"Sebaiknya mas pergi dari sini. Aku tidak berkewajiban lagi menjelaskan apapun pada mu. Jika mas ingin bertanya-tanya, silahkan temui pengacara ku. Sekarang aku sibuk!", ucap Vina pelan.
"Brengsek! Jadi karena Daniel Sanjaya, kamu menggugat ku hah? Apa mau laki-laki itu? Aku akan menemuinya sekarang–"
"Jangan mas! Tidak ada hubungan gugatan ku dengan tuan Daniel atasan mu. Kami sebatas rekan bisnis saja. Sebaiknya mas pergi sekarang, jam istirahat mu sebentar lagi habis", ujar Davina dengan suara tercekat sambil melihat arlojinya.
"Bisnis apa yang kau lakukan dengannya Vina?! Kenapa kau tidak memberitahu ku kalau mengenal Daniel?", ketus Jodie dengan amarah di wajahnya. Laki-laki itu menghunuskan tatapan tajam pada Davina.
Davina membalas tatapan itu.
"Karena mas terlalu sibuk dengan selingkuhan mas. Mas tidak pernah mau mendengarkan aku!"
Jodie menghela nafasnya, ia mengambil amplop dari saku celananya.
"Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan mu. Kau cam itu!", tegasnya sambil merobek amplop putih yang merupakan surat gugatan Davina yang di kirimkan pengacaranya pagi tadi.
Jodie pergi dari ruangan tersebut, sementara Davina hanya terdiam terpaku ditempatnya melihat robekan kertas yang berhamburan di lantai.
...***...
To be continue
2 Bab pagi ini, jangan lupa tinggalkan jejak kalian 🙏
jodie laki2 licik,jahat..