Malam Ulang Tahun Pearly Hazel Willfred yang ke lima belas, menjadi malam yang tak akan terlupakan baginya. Seorang gadis lain datang dan mengaku sebagai putri kandung Keluarga Willfred.
Pearl pun kembali pada keluarga aslinya tapi kembali melarikan diri, hingga ia bertemu kembali dengan sosok pria yang selalu ia dekati di sekolah.
Alexander Marshall, menjadi sosok penolong bagi Pearl dan juga seorang ketua geng motor. Dengan bantuan Alex, Pearl kembali ke sekolah, tanpa mengetahui sosok sebenarnya dari seorang Alex.
* note : ini adalah novel misi dari NT. Alur cerita tiap bab berasal dari pihak NT, author hanya membantu mengembangkan melalui narasi dan percakapan, juga disesuaikan dengan latar belakang yang diambil oleh author. Terima kasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASIH KURANG BAIK
Sakit! Itulah yang dirasakan oleh Mom Lady saat ini. Hubungan Ibu dan anak yang telah ia bina dengan Pearl selama lima belas tahun, seakan lenyap begitu saja. Namun, itu semua juga adalah kesalahannya. Ia mempercayai semua ucapan Merva begitu saja, hingga ia tak mencari tahu kebenaran lagi dan langsung menyalahkan Pearl atas semuanya.
"Sayang, kamu baik baik saja?" tanya Willfred saat melihat istrinya yang hanya terus melamun. Bahkan Lady tak menyambut kedatangannya.
Tak ada jawaban dari Lady, membuat Willfred akhirnya melangkah mendekat. Ia melihat mata istrinya yang begitu sembab dan wajahnya yang agak pucat.
"Siapa yang sudah membuatmu seperti ini?" tanya Willfred.
"Aku tidak apa apa," ucap Lady.
"Seperti ini kamu bilang tidak apa apa? Cepat katakan padaku siapa yang menyakitimu?" tanya Willfred.
"Maukah kamu memelukku?" tanya Lady.
Willfred langsung menarik tubuh Lady untuk masuk ke dalam pelukannya. Ia mengusap punggung istrinya itu dan membiarkan istrinya itu menumpahkan kesedihan di da da nya.
*****
Hari hari Pearl di sekolah kini terasa lebih baik. Ia mulai bisa membuka diri pada teman teman di sekolah dan mereka pun mulai menerima Pearl.
Namun, meskipun teman teman sudah mulai menerima Pearl, ada beberapa orang yang masih membatasi diri. Salah satu di antara mereka adalah Diana, sahabat Pearl saat ia masih merupakan anggota Keluarga Willfred.
"Kita pulang, Pearl!" Alex sudah berdiri di hadapannya, bahkan menggoyang goyangkan tangannya di depan wajah Pearl.
"Pearl, kamu melamun? Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Alex.
"Al, kamu sudah tiba?"
"Sudah sejak tadi. Mengapa kamu melamun?" tanya Alex lembut.
"Tidak apa, hanya sedang tidak ada yang perlu dipikirkan saja, jadi aku memilih melamun," ucap Pearl yang langsung membuat Alex tertawa kecil.
Pearl sangat senang melihat senyum dan tawa Alex. Dulu, saat ia berusaha mendekati Alex, rasanya sulit sekali untuk membuat pria di hadapannya ini tersenyum, apalagi tertawa.
"Kita pulang sekarang?" ajak Alex yang langsung menggandeng tangan Pearl.
Pearl pun tak menolak. Ia tersenyum dan mengikutu langkah Alex. Semua siswa siswi yang masih berada di sekolah, menatap kepergian mereka. Di antara mereka, masih ada yang berkasak kusuk, meski tak sebanyak saat Pearl pertama kali masuk sekolah. Ia sudah lebih menerima dan menikmati semua yang ada.
Keduanya melangkah ke area parkir motor. Alex mengambil sebuah helm dan memakaikannya pada Pearl. Setelahnya, ia memakai helm ke kepalanya sendiri dan naik ke atas motor.
Namun, Alex tak kunjung melajukan motornya, membuat Pearl menautkan kedua alisnya karena bingung.
"Ada apa, Al? Apa ada yang tertinggal?" tanya Pearl.
"Kamu mau makan di mana?" tanya Alex.
"Kamu tak akan makan di rumah saja?"
"Aku ingin makan berdua saja denganmu," ucap Alex. Hal itu tentu saja membuat jantung Pearl berdetak cepat. Ya, meskipun ia sudah terbiasa dengan keberadaan Alex di dekatnya, tapi pria itu tetap selalu bisa membuat jantungnya berdetak dengan cepat.
"Kalau begitu terserah padamu ingin makan apa. Aku tak rewel masalah makanan," ucap Pearl.
"Kalau begitu kita makan di restoran di ujung jalan itu saja ya. Murah dan banyak," ucap Alex sambil tersenyum.
"Ayo!"
Alex akhirnya melajukan motornya menuju restoran tersebut. Sebenarnya Pain, Aarav, Mars, dan Ervin, sudah mengajak Alex untuk makan siang, tapi pria itu menolak dan malah pergi ke sekolah Pearl.
Alex sudah mengusir keempat teman, yang tanpa ia sadari adalah pria pria yang akan menjadi asisten asistennya nanti saat ia mengambil alih Perusahaan Marshall. Namun, keempatnya selalu berada di dekat Alex untuk mengawasi pria itu, sesuai arahan dari Roy, asisten pribadi CEO Perusahaan Marshall, yang tak lain adalah Ayah Alex, Alvin Marshall.
*****
"Pearl dan Alex pasti adalah kekasih!"
"Ah masa?!"
"Ya pasti lah! Kalau tidak, mana mungkin Alex akan mengantar jemput Pearl setiap hari. Mereka juga terlihat sangat dekat."
"Iya juga sih. Lagipula dulu kan Pearl yang mengejar Alex, mungkin saja Alex sudah luluh dengannya."
"Atau jangan jangan Alex hanya kasihan dengannya? Kamu tahu kan kalau status Pearl berubah seratus delapan puluh derajat dalam waktu singkat. Bayangkan saja, awalnya seorang putri pengusaha kaya, kini hanya putri dari seorang wanita jallang dan pria pemabuk."
"Benarkah?"
"Hmm ... Makanya aku yakin kalau Alex hanya kasihan pada Pearl."
"Benar juga! Selain itu, tak pernah ada bukti yang menyatakan bahwa mereka menjalin hubungan!"
"Kasihan sekali ya dia. Jangan jangan memang Pearl hanya dimanfaatkan."
"Mungkin ia membayar Alex agar mau menjadi kekasihnya."
"Membayar? dengan apa? Uang saja dia tidak punya."
"Kamu ini ... Zaman sekarang, mudah! Bayar saja dengan tubuh dan goyangan di atas tempat tidur. dijamin semua beres!"
Keduanya tertawa bersama dengan perbincangan mereka sendiri, tanpa menyadari bahwa Pearl sedang duduk di belakang mereka dan hanya terpisah oleh sebuah sekat tipis.
Pearl memegang da da nya yang kembali merasakan sakit. Hubungannya saat ini dengan Alex memang terbilang sangat dekat. Namun, ia tak tahu status apa yang saat ini mereka jalani.
Tak pernah terucap dari bibir Alex bahwa pria ia menyukainya ataupun mencintainya. Mereka hanya dekat dan Alex selalu mengatakan akan menjaganya.
"Apakah semua yang mereka katakan itu benar? Bahwa Alex hanya kasihan saja padaku?" batin Pearl.
Pearl tersenyum tipis dan mulai menertawakan dirinya sendiri. Setelah beberapa saat berada di sana, Pearl pun bangkit dan segera menuju ke lobby. Alex biasanya akan menjemput dirinya seperti biasa.
Dari kejauhan, ia melihat sosok Pain yang ternyata menjemput dirinya.
"Sorry, Pearl. Hari ini aku yang menjemputmu. Alex sedang ada tugas dan tak mungkin untuk ditinggalkan," ucap Pain.
"Tak apa, terima sudah menjemputku."
Keduanya pun melangkah menuju sebuah motor yang terparkir tak jauh dari mereka.
"Pearl, sadarlah. Dulu saja saat kamu masih putri Keluarga Willfred, ia sama sekali tak memandangmu. Sekarang? Lebih tak mungkin lagi. Mungkin aku masih kurang baik di mata nya dan aku bukanlah siapa siapa. Ya, aku harus sadar diri, bukan begitu?" batin Pearl dalam hati.
🧡 🧡 🧡