Tuan Willy: Duda Mencari Cinta

Isa memijat keningnya ini adalah wanita ke empat, dan sejak tiga orang tadi yang Isa dengar hanya perkataan mesum dari wanita- wanita itu.

"Apa alasan kalian mendaftarkan diri?" Itu adalah pertanyaan Isa pada keempat wanita yang satu persatu Isa temui dan jawaban mereka bervariasi meski intinya tetap sama.

"Kau tahu, selain kaya Tuan Willy adalah pria yang tampan dan Hot, setiap kali aku melihatnya rasanya aku ingin naik ke ranjangnya.."

"Aku mendaftar karena tentunya ingin menjadi Istri Tuan Willy, menjadi istri Tuan Willy bisa di bilang adalah impian setiap wanita karena Tuan Willy adalah pria yang mampu membuat wanita menjerit hanya karena suara beratnya.." Isa bergidik saat mendengar jawaban dari wanita itu apalagi jawaban itu diiringi suara desa han.

"Aku ingin menikah dengan Tuan Willy tentu saja karena menjadi istrinya adalah impianku" Tidak ada yang aneh dengan perkataan wanita ketiga yang Isa wawancarai tapi melihat gerak gerik dan cara duduknya yang seolah menahan sesuatu membuat Isa mual..

Saat melihat semua biodata yang Piter bawakan Isa begitu terkejut karena melihat foto profil mereka sangat seksii, bahkan ada beberapa yang mengenakan lingerie tipis, berbagai macam pose mereka kirimkan tentu saja untuk menarik perhatian Willy.

Tapi sayang sekali karena semua foto itu Isa jadi berpikir, Willy sedang mencari Ibu untuk Daren atau *** *** untuknya..

Lalu sekarang entah kenapa hati Isa menjadi panas dan ingin meledak saat mendengar alasan mereka mendaftarkan diri untuk menjadi Istri Tuan Willy.

Apa yang mereka pikirkan hanya tentang ranjang dan sekss saja...?

Beberapa hari Isa di sibukkan dengan kegiatannya mencari jodoh untuk Willy, setiap hari pula Willy memperhatikan gerak gerik Isa dari kamera CCTV yang sengaja dia pasang.

Willy tersenyum melihat ekspresi Isa ketika melihat para wanita yang mendaftarkan diri untuk menjadi Istrinya, Willy sengaja memasukan wanita- wanita itu untuk membuat suasana hati Isa buruk dan sepertinya berhasil. Meski begitu di hadapannya Isa masih terlihat biasa saja, Tapi Willy juga belum menyerah untuk membuat Isa mengakui perasaannya

...

Di hari ke enam Isa akan menyiapkan makan malam untuk Willy dan kandidat yang menurut Isa lebih unggul dari yang lainnya, wanita itu nampak bersahaja dan lemah lembut, perkataannya pun juga tidak menjurus pada hal mesum seperti yang lainnya.

Clara, wanita itu nampak anggun dan dewasa dengan senyum yang manis.

Bukan tanpa alasan kenapa Isa memilih Clara, tapi jawaban wanita itu membuat Isa yakin jika Clara adalah wanita yang baik.

"Aku tidak munafik dan mengakui jika Tuan Willy itu tampan dan kaya, dan alasanku menikah selain karena usiaku yang hampir kepala tiga aku juga menyukai Tuan Willy.." Wanita di depan Isa tertawa kecil "Lagipula siapa yang tidak menyukai pria seperti Tuan Willy.. Tampan, Mapan, dan aku dengar dia juga penyayang terbukti dengan caranya memperlakukan putranya."

Isa tercenung, tatapannya tertuju pada Clara yang tersenyum lembut, nampak sekali wanita itu begitu mengagumi sosok Willy hingga matanya berbinar penuh cinta saat bicara tentang Willy.

"Kau suka anak kecil?"

"Tentu, aku sangat menyukai anak kecil.. Karena itu aku menjadi guru di taman kanak- kanak." Isa semakin mengagumi sosok Clara yang memang terlihat begitu penyayang, Isa yakin Daren akan beruntung jika Clara menjadi Ibunya.

Clara adalah anak dari salah satu pengusaha di Italy, tapi karena kesukaannya terhadap anak kecil Clara memilih untuk menjadi guru TK dari pada meneruskan perusahaan Ayahnya.

"Lalu bagaimana menurutmu tentang Daren?"

"Dia anak yang manis, Aku yakin bisa meluluhkannya, dan untuk anak seperti Daren aku sudah terbiasa menghadapi anak- anak." Isa mengangguk. Jelas karena Clara sudah terbiasa menghadapi anak- anak karena pekerjaannya.

"Baiklah aku akan menyiapkan pertemuanmu dengan Tuan Willy, semoga kau bisa menarik perhatian Tuan Willy.." Isa tersenyum meski dalam hati Isa sudah merasa tidak nyaman ada rasa sakit yang mengusik hatinya, mengingat bagaimana jika Daren dan Willy menyukai Clara, maka sudah pasti dia harus segera pergi.. Dan kenapa hatinya merasa tak rela.

Setelah semua persiapan selesai Isa menghubungi Piter untuk meminta Willy segera datang. Isa mengatur pertemuan mereka di sebuah restoran yang sudah di tata seromantis mungkin.

Isa melihat jam di tangannya, sebentar lagi pukul tujuh malam dimana waktunya Willy dan Clara bertemu, Isa melihat lagi dekorasi meja lalu memperbaiki letak bunga yang sengaja di letakan di atasnya. Melihat bunga Isa jadi teringat bunga- bunga pemberian Willy.

Lagi dan lagi Isa merasakan perasaannya tidak nyaman "Benarkah aku cemburu..?" gumamnya pada diri sendiri.

Isa mendudukan dirinya di kursi dimana seharusnya Clara duduk, tatapannya masih tertuju pada bunga di atas meja, bagaimana jika benar dirinya cemburu, apakah sungguh ini perasaan cinta.

Dulu Isa juga merasakan hal ini saat Alan memperhatikan Amanda, tapi dia masih bisa mengendalikan dirinya saat itu, lalu sekarang, apa itu nampak begitu jelas hingga Willy mengetahuinya.

Isa tak menampik dirinya adalah golongan wanita yang suka di perhatikan, merasakan perhatian Willy selama beberapa hari dan terus mengirim bunga lengkap dengan kartu ucapan yang membuat kedua pipinya merona tentu saja Isa merasakan berbunga- bunga, tapi begitu mengetahui jika Willy hanya berperan hati Isa kembali layu.

Jika pun Isa memang memiliki perasaan lebih pada Willy, Isa tak ingin memulainya lebih dulu dimana dirinya kembali tersakiti karena mencintai sebelah pihak, karena sudah jelas Willy tidak mencintainya.

Isa tersenyum miris, kenapa dia selalu merasakan perasaan seperti ini.

Jelas ini seperti de javu..

Isa masih dalam lamunannya saat seseorang datang dan memeluknya dari belakang, Isa menoleh saat tangan besar itu melingkar di bahunya "Kau.." ucapan Isa terhenti saat sebuah kecupan menghampiri pipinya..

"Apakah ini teman kencanku malam ini.."

"Apa yang kau lakukan Tuan, lepaskan aku." Isa akan bangun namun tangan Willy menekan pundaknya hingga Isa tetap duduk di tempatnya.

Bagaimana jika Clara datang dan melihat Willy memeluknya dia bisa salah paham..