leni yang ditinggalkan oleh kekasihnya itu dan bahkan tidak bertanggung jawab atas bayi yang ada didalam kandungan nya, hal itu membuat leni diusir dari desanya karena dianggap aib oleh warga setempat
leni akhirnya berjuang sendirian untuk menghadirkan bayi itu kebumi namun dirinya terpaksa harus meninggalkan bayi itu dipanti asuhan karena tak punya uang untuk merawat nya
dendam yang terselimuti nasya karena ulah Vanes yang membully nya itu membuatnya dioperasi dan merubah penampilan nya untuk membalaskan dendam nya dan juga mencari ayah kandungnya untuk menghacurkan pria itu sama seperti pria itu yang sudah menghacurkan ibu Leni ibu kandungnya itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jell linaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Dendam dan amara
Anasya menoleh kebawa teryata ada sebuah pisau dibawa kakinya itu, dia memberikan kode pada felicia, felicia kemudian mengangguk dan menyadari nya
Namun nasya masih bingung bagaimana cara mengambil pisau itu dengan posisi kaki dan tangan mereka yang masih terikat apalagi disitu terdapat banyak penjaga
Leni tak segajah melihat sebuah pisau yang tergeletak didekat kaki nasya, hanya saja nasya sulit untuk mengambilnya leni pun mengerti bahwa para penjaga akan pergi begitu saja
Apalagi saat kembali mengingat omongan felicia didalam mobil, tentu saja hal itu membuat leni khawatir jika nantinya anasya akan disakiti oleh para penjaga itu
Tentu saja apa motif mereka menculik nasya jika tak ingin menyakitinya, dan hal itulah yang membuat leni nekad berlari ke arah nasya dan langsung mengambil pisau itu dan berusaha melepaskan ikatannya
" Lepas, atau saya tembak " ancam salah satu preman dengan menyodorkan sebuah senjata kearah leni, namun sepertinya hal itu tidak mempan bagi seorang ibu yang ingin melindungi anaknya itu
Setelah ikatannya terlepas, leni kemudian menarik tangan nasya dan mengajaknya untuk pergi, namun langkah mereka terhenti karena panggilan salah seorang preman
" Berhenti atau saya bunuh anak ini " ancam seorang preman dengan menyodorkan senjata kearah felicia
" Tolong jangan sakiti dia, kalian bisa bunuh aku sebagai gantinya kalau kalian mau " Ucap nasya, dia sepertinya tak tega jika harus membiarkan teman dekatnya itu terus terluka dan celaka karena dirinya
" Nggak nasya, gue minta lo jangan gila deh, lo udah banyak berkorban buat gue "
" Aku nggak papa kalau emang aku harus celaka, yang penting kalian semua selamat, pak bapak bisa bunuh saya, tapi saya mohon jangan libatkan mereka semua, mereka nggak bersalah pak, pliss saya mohon "
Satu pistol itu mengarahkan kearah nasya, nasya menutupkan dua kelopak matanya dengan erat dia sudah pasrah jika harus mati hari itu juga demi keselamatan mereka tapi tidak dengan dirinya
Boom
Nasya membuka kelopak matanya perlahan betapa terkejutnya dia saat melihat kaki leni yang kini terkena tembakan sehingga dirinya begitu menahan kesakitan
" Maaamaaa " teriak nasya dengan menangis, suara mobil polisi yang datang membuat para preman itu berlari kesana-kemari
" Jangan bergerak, kalian semua sudah dikepung " Ucap para polisi itu
Setelah kejadian itu leni pun akhirnya langsung dibawa kerumah sakit, nasya menyusul mereka dengan mobil ardan dan felicia
Selama perjalanan nasya hanya diam dengan pikirannya sendiri, dia begitu merasa bersalah karena kemaren-kemaren pernah mengabaikan ibunya itu padahal justru kali ini ibunya bahkan rela terluka demi dirinya
" Aku nggak yangka mama leni rela terluka demi aku, berarti bener dia punya alasan lain kenapa menepatkan aku dipanti asuhan mulia, ini semua salah aku, harusnya dari awal aku mau dengerin penjelasan dia " batin nasya dengan merasa bersalah
" Nasya lo yang sabar yaa, gue tau lo ngerasa bersalah, tapi ini bukan salah lo kok, dan tante leni pasti bakalan baik-baik aja " Ucap felicia yang berusaha menyemangatinya
\*---\*---\*
Anasya duduk didepan kamar pasien disitu juga dirinya ditemani oleh ardan dan felicia, sedangkan leni masih diperiksa oleh dokter didalam
Tak butuh waktu lama dokter itu keluar, nasya pun langsung menghampiri dokter itu untuk bertanya soal kondisi ibunya
" Kondisi ibu leni baik-baik saja, hanya saja tembakan yang dilakukan barusan menyebabkan akibat yang cukup fatal sehingga kami perlu melakukan beberapa jahitan "
" Beberapa jahitan dok ?" Tanya felicia dengan terkejut begitu juga dengan nasya yang hanya diam setelah mendengar nya
" Biasa aja kali lo dengernya, " jawab ardan
" Ih yaa kagetlah, pak ada obat p3k nggak?' saya mau ngobatin abang saya "
" Ruang obat-obatan ada disebelah sana " jawab dokter tersebut menunjuk ke salah satu ruangan
" Nasya lo masuk duluan deh, jengukin tante leni, gue sama bang ardan mau ke ruang obat-obatan dulu "
Nasya menjawab ucapan felicia dengan sebuah anggukan, setelah dokter itu pergi anasya pun akhirnya memasuki kamar pasien itu untuk menemui ibunya sedangkan felicia mengajak ardan ke ruangan obat-obatan untuk mengobati lukanya
" Maa, gimana keadaannya ?"
" Udah baik-baik aja kok, perlu melakukan beberapa jahitan lagi, sebentar lagi juga selesai "
" Makasih banyak yaa, nasya nggak yangka mama bakalan rela terluka demi nasya "
" Nggak ada orang tua yang nggak sayang sama anaknya, dan mama harap kamu bisa mengerti mama punya alasan meninggalkan kamu dulu dipanti asuhan mulia "
" A-apa tujuan mama ?"
" Mama terpaksa meninggalkan kamu waktu itu, karena tak punya biaya untuk membesarkan kamu, tapi mama sudah berjanji akan menjemput kamu kembali. Mama nggak yangka kamu akan hidup menderita seperti ini, itu semua karena ulah papah kamu dan juga vanes dan teman-temannya "
" Mama tau darimana soal vanes ?"
" Ardan dan felicia sudah menceritakan semuanya nasya, ingat kamu harus membalas perbuatan mereka, termasuk perbuatan bara papah kamu "
Leni memberikan sebuah foto dan memberitahu nasya bahwa itu adalah foto papahnya
" Itu foto papah kamu, ingat nasya kamu harus berhati-hati, mama sudah cari tau, dia dan istrinya barunya itu bukan orang biasa, mereka cukup berpengaruh, jadi kamu tidak boleh main api "
" Apa rencana mama ?"
" Kamu akan tinggal dengan mama, setelah itu kita akan membuat pernyataan palsu pada polisi yang menyatakan bahwa kamu telah mati saat dikejar preman dan jatuh kelaut. Dengan begitu mereka akan sulit untuk menemukan jenazah kamu "
" Lalu mbak dewi bagaimana?'dia pasti bakalan sedih, apalagi vanes bianca dan juga eliza, mereka pasti puas banget kalau tau aku mati ?"
" Nggak papah nasya, biarkan mereka merasa menang dulu kali ini, biar mereka merasa senang, setelah itu janji sama mama, bahwa kamu akan membuat hidup mereka menderita bagai neraka, sama seperti mereka menghacurkan hidup kamu "
" Mama benar, felicia selalu celaka kerena mereka, begitu juga dengan ardan, aku harus membalas rasa sakit hati aku dan mama, aku nggak boleh diam aja, mereka harus mendapatkan sebuah balasan yang setimpal " Batin nasya
" Mama akan urus tindakan operasi kamu ke paris, kamu akan merubah penampilan kamu selama disana, dan kembali lagi ke Indonesia dengan jati diri yang baru "
" Iya aku janji aku akan berusaha keras untuk membalas perbuatan bejat pak bara, dan juga kejahatan mereka yang sudah berani menyakiti aku dan mama "
" Bagus itu nasya, mama akan pegang janji kamu, kamu juga harus mendekati alex dia anak temanya pak bara yang sudah lama meninggal, dan sekarang tinggal serumah dengan pak bara, dan sudah dianggap seperti anaknya sendiri "
" Alexander dirgantara, itu kan nama lengkapnya, anak dari pak bara dirgantara, aku barusan tau dia bukan anak kandung pak bara, alex itu kekasih dari vanessa bimantara, orang yang sudah menghacurkan hidup aku "
" Oh bagus dong, dengan mendekati alex kamu bukan hanya akan bisa menghacurkan keluarga dirgantara, tapi juga vanes orang yang membully kamu, jadi ingat nasya jangan pernah jatuh cinta sama alex, mama nggak mau harus berurusan lagi sama papah kamu itu "
" Iya maa, nasya janji "
\*----\*----\*
Nasya pulang bersama leni setelah malam harinya, setelah melakukan beberapa jahitan dirumah sakit, leni pun akhirnya diperbolehkan untuk pulang oleh dokter
" Ini rumah kita, ayo masuk " Ucap leni setelah turun dari mobil bersama nasya
Dia kemudian menyuruh supirnya untuk membukakan pintu, mata nasya dibuat terkejut dengan kondisi rumah yang begitu besar dan megah, teryata ibunya itu benar-benar sudah sukses sekarang dan telah menepati janjinya untuk itu
Nasya kemudian menjawab dengan anggukan dan mengikuti langkah leni untuk masuk kedalam rumah,
" Rara, kenalkan ini nasya, anak kandung saya, dan mulai sekarang kamu harus melayani dia dengan baik "
" Baik nyonya "
" Dan anasya kenalkan ini rara salah satu pelayan dirumah ini, jadi kalau kamu butuh sesuatu bilang aja sama dia "
" Baik nasya, kalau mau istirahat ayo saya antarkan kekamarnya " ajak rara, anasya hanya menjawab dengan anggukan kemudian mengikuti rara dan pergi kekamarnya
Anasya kemudian mengikuti rara menaiki sebuah tangga kekamarnya, setelah tiba rara kemudian membuka pintu kamar nasya setelah itu memberikan kunci kamar itu padanya
" Ini kamar kamu, dan ini kuncinya, jadi kamu bisa istirahat "
Nasya hanya menjawab dengan seyum tipis kemudian menerima kunci itu, sambil melihat sekeliling rumah yang begitu besar, dirinya kemudian masuk dan menutupi kembali pintu lalu berbaring diatas kasur
" Huss, nyaman banget yaa, kamar orang kaya emang beda, tapi aku kangen deh sama mbak dewi dan anak-anak panti, mereka lagi ngapain yaa sekarang?' apalagi silvi, yang paling manis dari antara yang lain "
Bersambung....