NovelToon NovelToon
BOSS WITH BENEFIT

BOSS WITH BENEFIT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / CEO
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Five Vee

Putri Regina Prayoga, gadis berusia 28 tahun yang hendak menyerahkan diri kepada sang kekasih yang telah di pacari nya selama 3 tahun belakangan ini, harus menelan pahitnya pengkhianatan.

Tepat di hari jadi mereka yang ke 3, Regina yang akan memberi kejutan kepada sang kekasih, justru mendapatkan kejutan yang lebih besar. Ia mendapati Alvino, sang kekasih, tengah bergelut dengan sekretarisnya di ruang tamu apartemen pria itu.

Membanting pintu dengan kasar, gadis itu berlari meninggalkan dua manusia yang tengah sibuk berbagi peluh. Hari masih sore, Regina memutuskan mengunjungi salah satu klub malam di pusat kota untuk menenangkan dirinya.

Dan, hidup Regina pun berubah dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 33. Dia Adikku.

Pulang kerja, Regina menyempatkan diri mampir sebentar di salah satu mini market yang berada tak jauh dari gedung apartemen William.

Beberapa hari lalu saat berbelanja di supermarket, ia lupa membeli sabun mandi. Maka, sepulang kerja hari ini, ia memutuskan membeli terlebih dulu. William juga sedang keluar. Jadi nanti jika pria itu kembali, sabun mandi sudah tersedia.

Di apartemen, hanya shampo dan sabun cuci wajah mereka saja yang berbeda. Selain itu, mereka menggunakan sabun mandi, pasta gigi, deterjen yang sama.

“Pilih yang kanan saja, mbak. Sudah teruji secara dermatologis.” Suara seorang pria bergema di samping Regina. Membuat wanita itu menoleh ke samping.

“Reka..” mata Regina berbinar. Ia kemudian menghambur memeluk pria itu.

“Kapan datang? Kenapa tidak memberitahu?” Tanya wanita itu kepada pria yang ia panggil dengan nama Reka.

“Beberapa hari yang lalu. Maaf, aku sibuk. Sampai disini, harus mengikuti seminar dan kunjungan ke rumah sakit pusat. Sampai di rumah sakit, aku harus ikut menangani pasien kecelakaan.”

Mereka pun melepas pelukan. Regina meneliti pria itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tak ada yang berubah dari penampilannya.

“Lalu, sekarang kenapa ada di sini?”

“Tadi, tanpa sengaja melihat kamu masuk mini market ini, jadi aku ikuti. Aku kangen sekali sama kamu.” Ucap pria itu sembari mencubit hidung Regina.

“Aku juga. Kamu tinggal dimana selama disini?”

“Aku dapat tempat tinggal gratis dari rumah sakit. Lumayan, hitung-hitung hemat biaya.” Mereka pun terkekeh bersama.

Regina mengambil sabun yang di sarankan oleh pria itu. Wanita itu juga membeli dua buah kopi dalam kaleng. Ia kemudian ke kasir untuk membayarnya. Setelah itu, mereka duduk bersama di depan mini market itu.

“Ibu dan ayah, apa kabar? Apa renovasi toko sudah selesai?” Tanya Regina kepada pria di sampingnya.

Pria muda berusia 27 tahun, bernama lengkap Putra Reka Prayoga, merupakan adik satu-satunya yang Regina punya. Pemuda itu lahir tepat saat Regina berusia 18 bulan.

“Bukannya ayah meminjam uang padamu?” Pria itu meraih kopi kaleng yang di beli sang kakak, kemudian membukanya, dan menyodorkan kepada wanita itu.

“Ya, aku meminjam kepada atasan ku.” Ucapnya menerima kaleng itu.

“Atasanmu baik sekali? Apa tidak ada maksud tertentu?”

Deg!!

Regina seketika menjadi gugup. Adiknya memang memiliki kepintaran di atasnya, karena itu sekarang dia sudah menjadi seorang dokter di sebuah rumah sakit swasta di kota mereka.

“Kenapa? Apa aku benar?” Tanya Reka kembali dengan terkekeh.

“Apa sih, ka?” Regina pun menyembunyikan kegugupannya dengan menyeruput kopi kaleng itu.

Mereka kembali mengobrol. Banyak hal yang mereka bicarakan, karena jarangnya pertemuan di antara mereka.

“Kapan kamu pulang?”

“Besok sore.” Jawab pria itu sembari meminum kopinya.

“Kenapa cepat sekali?”

“Aku sudah beberapa hari disini. Maaf tidak mengabari mu.” Ada rasa bersalah yang terdengar dari kalimat yang Reka ucapkan. Dia begitu sibuk sampai tak sempat mengabari sang kakak jika dirinya berada di ibukota.

“Maafkan, aku, Re.” Reka memang tidak memanggil Regina dengan sebutan kakak, karena wanita itu melarangnya. Karena postur tubuh Reka yang lebih tinggi dari wanita itu.

Pria itu meraih jemari sang kakak. Kemudian melabuhkan sebuah kecupan disana.

Namun, kemesraan Reka dan Regina, mengundang kesalahpahaman di mata Alvino. Pria itu baru saja sampai di depan mini market hendak membeli sesuatu.

Ia tersentak melihat pemandangan di depan mini market itu. Darahnya seketika mendidih, mendapati pria lain menggenggam tangan wanita yang dicintainya.

Ia terbakar cemburu, mendekat dan tanpa permisi melayangkan pukulan pada rahang Reka yang sedang duduk di sebuah kursi.

“Alvino?” Teriak Regina. Ia pun bangkit dan menghalangi pria itu yang hendak melayangkan kembali pukulan pada sang adik.

“Apa-apaan ini?” Tanya Reka bingung, ia mengusap sedikit sudut bibirnya yang terasa perih.

“Kamu yang apa-apaan? Beraninya menggenggam tangan kekasihku.”

Reka mencebikan bibirnya. Dalam hati ia tertawa, melihat kelakuan kekanakan pria yang mengaku kekasih kakaknya itu.

“Jadi dia kekasihmu, Re?”

“Sayang, apa selama ini dia yang menyembunyikan mu dari ku?” Alvino kembali bersuara. Menunjuk tepat di depan wajah Reka.

‘Cih, tidak sopan sekali pria ini?’

“Apa sih Vin, bukannya aku sudah mengatakan alasannya padamu. Kenapa membahas hal itu lagi? Dan kenapa menuduh sembarangan?”

“Katakan saja yang sebenarnya, sayang. Aku akan mencoba menerima ucapan mu, jika itu masuk akal.”

Regina menggelengkan kepalanya tak percaya. Inilah sifat Alvino yang tak ia sukai, keras kepala.

“Vin, sudah aku katakan—

“Sudahlah, Re. Untuk apa kamu menjelaskan kepada orang yang tidak mau mendengarkan? Jangan buang waktumu.” Reka meraih tangan Regina. “Ayo, aku antar pulang.”

“Kurang ajar.” Alvino kembali melayangkan pukulan ke arah Reka, namun pria itu dengan sigap menepisnya.

“Hentikan Alvino. Kamu salah paham.”

“Regina cukup.” Reka menarik tangan sang kakak dan membawa wanita itu pergi.

***

Regina membawa Reka ke dalam unit apartemen William. Ia mengobati sudut bibir sang adik yang sedikit memar karena pukulan dari Alvino tadi.

“Jelaskan padaku, Re.”

Regina menghela nafasnya pelan. Ia kemudian menceritakan tentang hubungannya dengan Alvino. Memang selama ini, ia belum mengatakan pada keluarganya jika telah memiliki kekasih. Regina ingin memberitahu saat mereka benar-benar serius.

“Kenapa tidak putus saja? Pria seperti itu tidak pantas di pertahankan.”

“Sebentar lagi. Aku masih mengumpulkan bukti.”

Reka menghela nafasnya pelan, ia kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Pria itu meneliti setiap penjuru apartemen.

“Ini bukan apartemen mu, kan?” Reka menoleh ke arah sang kakak. Dan wanita itu mengangguk.

“Ini apartemen atasanku.”

Setelah mengucapkan hal itu, pintu apartemen terbuka.

“Hon—.” Ucapan William terputus begitu saja kala mendapati ada penghuni lain sedang duduk bersama Regina.

“Pak?” Ucap Regina. Ia mengedipkan satu matanya sebagai kode, berharap pria itu mengerti.

“Nona Regina, sedang apa disini? Dan siapa pria ini?”

William mendekat ke arah dua orang itu, hatinya sudah mulai panas, apalagi melihat Regina yang duduk tak berjarak dengan pria itu. Namun, ia masih berusaha untuk tenang.

“Pak, dia adikku. Namanya Reka.”

“Ka, dia atasanku.” Ucapnya kepada sang adik. Reka pun mengulurkan tangan kepada atasan kakaknya itu.

“Kamu tidak pernah bercerita jika punya seorang adik, Nona?” Tanya William sembari mendaratkan bokongnya di atas sofa single.

“Maaf, pak, aku tidak sempat bercerita.”

Mereka pun mengobrol, hingga William tau jika adik dari wanita pujaan hatinya berprofesi sebagai seorang dokter umum.

William juga menanyakan kedatangan Reka ke ibukota. Namun, kemudian pandangan William teralihkan pada kotak obat di atas pangkuan Regina.

“Siapa yang terluka?” Tanya pria itu.

“Hanya luka kecil.” Reka mengusap sudut bibirnya.

“Ada seorang pria yang salah paham kepada ku, dan memukulku begitu saja.” Imbuhnya lagi.

“Siapa? Tanya William dengan alis yang hampir menyatu.

“Dia mengaku kekasih Regina. Siapa tadi namanya, Re? Aku pun tidak ingat nama pria itu.” Ucap Reka mengedikan bahunya.

‘Cih, si rahwana lagi.’

“Sudah lah, Ka. Aku mewakili Alvino, meminta maaf padamu.” Ucap Regina mengusap lengan sang adik.

“Tidak bisa begitu. Dia memang pria yang tidak baik. Tukang selingkuh pula.” William memanasi, ia ingin adik Regina itu membenci Alvino.

“Ya, dan aku harap kamu tidak melanjutkan hubunganmu dengan pria itu.” Ucapan Reka membuat hati William bersorak gembira.

‘Yes!! You’re mine. Honey.’

.

.

.

Bersambung.

1
Yenny Kesuma
Luar biasa
Suzanne Shine Cha
wachhh seruuu dan lucu dech kamuu Thorr brarti kita se angkatan trnyata 🤣🤣🤣🙈🙈💝💝💝💪🏼💪🏼💪🏼bttp mgt Thorr 👍🏻👍🏻🌹🌹🌹
Suzanne Shine Cha
/Facepalm/🤣🤣🤣🤣/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Sustika Ekawati
aku mampir baca ya thor
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
kalau kiraan tepat ada lebihan hari contoh 1bln - 4 minggu 2 hari🤭
Nining Chili
👍👍👍
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
aduinaaa🤣🤣🤣
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
lagaknya kayak pria suci🤣🤣🤣🤣
Mutiah Siti Musthofa
ngakak 🤣🤣🤣🤣🤣
Yolla
so sweet🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yolla
ternyata si BOY anak yg rajin juga yaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ika Wahyuni
ah boy kamu nakal ya🤭
Surati
bagus
Meimei Memei
Luar biasa
@arieyy
ku lihat...lihat....ku buka bab nya ...mampir lahhh🤣🤣🤣
Rohimatul Amanah
Luar biasa
SariRani
Kereeen!! Suka semua karakternya thor ❤️🥳
Eka Uderayana
secangkir kopi buat author ☕
Eka Uderayana
wkwkwkwk 😁...GE er
andrana maula
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!