3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Daffa pulang dari kantor tepat pukul lima sore, ia masuk kedalam rumah, dan tidak menemukan siapapun disana "Yang lain dimana Bi?" tanya Daffa pada Bi Wati yang melintas
"Nyonya besar dan Nona Daffina pergi sejak pagi Tuan, Tuan Besar juga sama. Tapi kalau Nona Sekar ada di kamarnya"
Daffa mengangguk dan dengan segera berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Tiba dikamar, tangannya meraih pintu kamar. Namun kembali ia tarik. Ia masih belum memiliki cukup keberanian untuk bertemu dengan istrinya. Jujur, ia akui bahwa apa yang ia katakan tadi di kantor memang sudah cukup keterlaluan. Daffa menghembuskan nafasnya, dan membuka pintu kamar
Daffa masuk kedalam kamar, ia melihat istrinya kini tengah memunggunginya, dan menghadap cermin meja rias. Daffa berjalan pelan, tidak mau mengganggu istrinya, sebab ia tahu keadaan hati istrinya tidak sedang baik baik saja sekarang. Setelah itu, ia mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi
Sekar menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Ia segera bangkit dari kursi yang ia duduki, dan keluar dari kamar. Tiba di tangga, ia melihat Ibu Mertua dan Adik Iparnya memasuki pintu utama. Dengan cepat Sekar berjalan menuruni tangga untuk bertemu dengan kedua wanita itu, dan mengatakan pada mereka bahwa dirinya menyerah. Namun yang terjadi justru diluar dugaan, karena terlalu cepat melangkah, kaki Sekar tergelincir, dan membuat dirinya menggelinding di anak tangga
"Aaa..."
"Sekar..."
Nyonya Carissa dan Daffina segera mendekati Sekar yang sudah jatuh di bawah tangga. Erangan erangan kecil terdengar dari mulut Sekar, saat sakit dari kakinya begitu terasa. Sekar bahkan beberapa kali memejamkan mata saat rasa sakit itu begitu mendominasi
"Bi panggilkan Daffa" perintah Mama Carissa
Beberapa menit setelah Bi Wati pergi, Daffa akhirnya muncul "Ada apa ini?" tanyanya cemas "Sekar..." ucapnya saat menyadari Sekar yang bersimpuh tak berdaya dibawah anak tangga
"Tolong bawa Sekar ke rumah sakit sekarang" perintah Mama Carissa, dan tanpa membantah, Daffa segera menggendong Sekar ala bridal, dan membawanya menuju rumah sakit
Tidak sampai tiga puluh menit, mobil yang dikemudikan Daffa telah tiba di rumah sakit. Dengan segera Daffa kembali menggendong istrinya tersebut. Ia menyusuri lorong rumah sakit, hingga akhirnya ia bertemu dengan Dokter Ardan
"Daffa..."
"Cepat berikan perawatan pada istriku" ucap Daffa panik
Dokter Ardan membuka satu pintu ruangan, dan dengan segera Daffa masuki. Dokter Ardan menghubungi teman se-profesinya yang sekiranya bisa menangani istri dari sahabatnya ini. Karena dirinya sendiri adalah Dokter Obgyn, jadi terasa kurang pas jika dirinya yang melakukan pemeriksaan
"Permisi Tuan" Dokter Adi masuk kedalam ruangan, diikuti Dokter Ardan dibelakangnya
"Tolong periksa keadaan istri saya Dok"
"Baik" Dokter Adi segera memeriksakan keadaan Sekar. Setelah cukup pemeriksaan, ia memasangkan cairan infus dipunggung tangan Sekar untuk mengganti cairan yang sudah hilang, karena pasiennya tersebut sudah terlihat pucat "Istri anda harus di gift Tuan, tulang kaki pasien retak" jelas Dokter Adi
"Lakukan yang terbaik"
Kalimat itu seakan mewakilkan segalanya. Periksa dengan benar, pasangkan apa saja yang sekiranya bisa membantu penyembuhan, dan jangan sampai ada kesalahan. Itulah kira kira yang dapat Dokter Adi tangkap dari apa yang Daffa ucapkan. Dengan segera Dokter Adi melakukan tugasnya, memasang gift pada kaki Sekar