Setelah memergoki pacarnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Kinara aurora tercebur ke sebuah danau setelah di dorong oleh selingkuhan kekasih nya, namun bukannya tenggelam jiwa kinara justru berpindah dimensi ruang dan waktu ke tubuh pemeran wanita di sebuah novel yang ia baca sebelumnya.
Masalahnya di sini jiwanya memasuki tubuh pemeran wanita yang lemah dan selalu di injak- injak, dan berakhir mati tragis karena menyelamatkan suami yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya.
Bagaimana caranya kinara merubah takdir istri yang teraniaya itu? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17: perkara eskrim dan Choco pie
Kenantra melangkah cepat keluar dari restoran, langkahnya terlampau cepat hingga hampir menjatuhkan tubuh nya. Namun, dia tidak perduli, rasa frustasinya menggunung di dalam dadanya, seolah seluruh dunia ini menekannya dari segala sisi. Hatinya bergejolak penuh amarah dan rasa muak yang tidak berujung. Sudah cukup lima belas tahun ini dia diam dan menjadi boneka orang tuanya.
Kenantra menghela nafas dalam- dalam saat keluar dari restoran, udara di luar terasa lebih segar, meskipun hatinya masih di penuhi rasa sesak. Ia mengambil langkah dengan lebih pelan, berusaha menenangkan diri. Pikirannya melayang pada kinara, teringat bagaimana gadis itu berada di dalam kolam, berusaha melawan dan memprotes, tapi di balik itu semua, ada sesuatu yang lain, perasaan aneh yang tidak pernah bisa ia rasakan sebelumnya. Seolah kinara dengan semua keanehannya telah menyentuh sisi lembut dalam dirinya yang selama ini telah tertutup rapat oleh ekspetasi.
Kenantra terkekeh sumbang, ia menekan pangkal hidupnya, menyadari selama ini jiwanya yang bagai terkurung dalam sangkar perlahan terbang dengan bebas dan penyebab nya adalah gadis yang selama ini selalu ia abaikan kehadiran nya.
Di sisi lain, di dalam kamarnya kinara menghela napas panjang setelah kejadian di kolam renang tadi. Rasa kesal dan bingung berbaur menjadi satu. Bagaimana dia bisa terus berhadapan dengan pria yang sangat berkharisma tetapi sekaligus bisa membuat darahnya mendidih setiap kali bertemu?
Dia duduk di tepi ranjang, mengganti baju basahnya dengan baju rumahan yang lebih nyaman, ia merebahkan dirinya di atas ranjang menatap ke langit- langit.
"Ck, apa keseluruhan cerita di dalam novel ini sudah berubah ya? Semakin aku mengenal sosok kenantra, semakin aku bisa melihat sisi yang berbeda dari pria itu. " monolog nya dengan kepalanya terasa penuh oleh berbagai pemikiran tentang sosok pemeran utama pria di dalam novel ini.
"Duh gak bisa terus seperti ini. " ia bangkit kembali dari rebahannya. "Kenapa aku jadi penasaran dengan permintaan yang akan dia berikan sih? jangan- jangan permintaannya aneh- aneh lagi. " ia bergidik ngeri membayangkan jika itu sampai terjadi.
"Ngomong- ngomong ini sudah hampir sore, lam juga dia perginya. Apa aku hubungi aja ya?" kinara berpikir lamat, gadis itu mengigit bibirnya antara menghubungi pria itu atau tidak.
Lalu karena rasa penasaran nya yang tak bisa terus di bendung, ia lantas mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.
Setelah beberapa pertimbangan, kinara memutuskan untuk mengirimkan beberapa buble pesan untuk pria itu.
Di tempat lain, kenantra sedang mengendarai mobil nya di jalan raya, niatnya dia ingin pergi ke kantor dan menghabiskan sisa waktunya seharian ini dengan berkas- berkas yang menumpuk yang menanti nya, bekerja tak kenal waktu. Cara itulah yang selalu dia lakukan ketika pikirannya sedang berkecamuk.
Namun tiba-tiba ponselnya berdering, memecah kesunyian di dalam mobil. Ia melirik ponselnya yang menampilkan nama kinara paling atas, mengirimkan pesan padanya.
"Tumben." gumamnya, jemarinya bergulir membuka pesan itu.
(Kenantra kapan pulang?!!"
(Jika belum pulang aku sumpahin kamu ketemu nenek gayung di jalan!!)
Tanpa sadar bibir tipis kenantra tertarik ke atas. Pesannya sederhana namun begitu menggambarkan bagaimana sifat gadis itu. Kinara yang suka tantrum justeru adalah salah satu hal yang paling dia favorit kan dari gadis itu. Seketika pikiran tentang berkas kerja yang menumpuk sirna begitu saja di kepalanya, ia membelokkan kemudi, lalu memberhentikan sejenak kendaraan roda empat nya itu.
Kenantra melakukan panggilan ke nomor kinara. Di sisi lain kinara yang tiba-tiba mendapatkan telepon dari pria itu hampir terjungkal dari tempat nya.
"Astaga dia mengagetkan ku. " bergegas dia mengangkat telepon.
"Halo."
"Hmm." suara berat kenantra langsung menyapa pendengaran.
"Kenapa pake telepon segala? " tanya kinara, aneh saja menurut nya karena biasanya mereka akan langsung bertemu.
"Kenapa, kau merindukan ku sampai mengirimkan pesan seperti itu? " tanya kenantra, kinara tidak tahu saja di seberang sana pria itu tersenyum sejak tadi.
"Dih geer banget, gak ya. Aku cuma... cuma... "
"Cuma apa? " kenantra mengangkat alisnya. Suaranya terdengar begitu penasaran.
"Cuma penasaran dengan permintaan mu. "
Mendengarnya membuat kenantra mendengkus geli. "Kenapa? kau ingin mendengar nya sekarang? "
"Tidak, tidak sekarang! " kinara berteriak cepat. Bisa makin besar kepala pria itu jika dia mengatakan *iya " padahal memang aslinya penasaran banget.
"Baiklah, aku akan pulang ke mansion sebentar lagi, kau tunggu di situ. "
"Hei apa? aku tidak meminta kau kembali secepat itu--"
Tut! panggilan langsung di putus sepihak. Kinara memandang sebal ponselnya.
"Ck, kenantra menyebalkan, kenapa dia mutusin panggilan sepihak? benar- benar deh, aku membenci mu dasar pria kutub! " Kinara mencak- mencak sendiri.
Tak lama kemudian notifikasi pesan dari lelaki itu muncul, kinara segera membukanya.
(Kau ingin apa? akan ku belikan? "
Kinara membaca pesan itu sambil mengerutkan dahi. Lalu mengetik balasan.
Di sisi lain kenantra menunggu balasan gadis itu sambil menatap ke arah jalan yang lengang, lalu segera membuka ponselnya ketika mendapati pesannya di balas.
(Aku ingin Choco pie dan es krim.)
Kenan kembali mengetik balasan di sana.
(Makanan manis tidak baik untuk kesehatan.)
Di kamarnya, kinara yang mendapatkan balasan pria itu, menaikkan bibirnya ke atas.Dia berdecak sebal. "Dia yang menawari ku tapi dia sendiri yang memberikan alasan, gimana sih? dasar pria labil! "
Dengan cepat kinara mengetikkan balasan kembali lalu mematikan ponselnya dan melemparkan nya ke sembarang arah.
Kenantra menatap balasan yang di berikan kinara dengan alis menyatu lalu menggelengkan kepala.
(Ya sudah jangan menawarkan kalau tidak berniat membelikan, dasar aneh!)
Bisa dia tebak gadis itu pasti sedang mencak- mencak saat ini, dia menggeleng geli. Apakah semua wanita seperti ini? sangat moodswing sekali.
*Iya Pak, wanita memang seperti itu, makanya di pahami dong🤭*
Lantas kenantra menutup ponselnya dan menyalan mesin mobilnya kembali. Sebelum kembali ke mansion, dia mampir dulu ke supermarket untuk membeli pesanan gadis itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tak butuh waktu lama untuk kenantra kembali ke mansion, kinara yang sedang berada di ruang tengah sedang menghadap televisi bisa mendengar deru mobil pria itu di luar.
Tiba di dalam kenantra menaruh sekantong plastik es krim dan Choco pie pesanan kinara langsung ke hadapan gadis itu.
"Waw beneran di belikan, " kata kinara dengan excited dan kedua mata berbinar. Padahal dengan black card yang di berikan kenantra dia bisa membeli makanan apapun yang dia mau tapi entah kenapa terasa berbeda karena ini di belikan langsung oleh kenantra.
"Jangan langsung di habiskan semua. "
"Kenapa? " kinara mengangkat wajah tak enak saat si pria mengatakan itu.
"Sudah ku bilang makanan manis tak baik untuk kesehatan, makan seperlunya saja. "
Kinara mencebik. "ya, ya baiklah, " katanya menganggap ucapan kenantra hanya angin lalu.
Kenantra yang melepas jas nya seketika menggeleng saat melihat kinara yang begitu lahap memakan es krim nya, gadis itu benar-benar seperti anak kecil.
Saking lahap nya kinara makan Choco pie sampai belepotan di mulut nya, kenantra melihat itu mendekati sang gadis untuk menjulurkan tangan.
"Kau... seperti anak kecil saja. " jempolnya dengan perlahan mengusap bibir ranum gadis itu yang belepotan oleh coklat. "Dasar bocil. "
Kinara sampai menahan nafas karena tindakan pria itu, jantung nya berdegup dengan kencang.
*
*
*
Bersambung