NovelToon NovelToon
Manuver Cinta Elang Khatulistiwa

Manuver Cinta Elang Khatulistiwa

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Menyukai seseorang adalah hal yang pribadi. Zea yang berumur 18 jatuh cinta pada Saga, seorang tentara yang tampan.
Terlepas dari perbedaan usia di antara keduanya, Zea adalah gadis yang paling berani dalam mengejar cinta, dia berharap usahanya dibalas.
Namun urusan cinta bukanlah bisa diputuskan personal. Saat Zea menyadari dia tidak dapat meluluhkan hati Saga, dia sudah bersiap untuk mengakhiri perasaan yang tak terbalaskan ini, namun Saga baru menyadari dirinya sudah lama jatuh cinta pada Zea.

Apakah sekarang terlambat untuk mengatakan "iya" ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MANUVER CINTA~PART 26

Fara masih mengetuk-ngetuk keningnya, siapa tau otaknya bisa meleleh lewat lubang telinga kalo diketuk-ketuk begini.

Sudah langkah ke seribunya ia mondar mandir di ruang tengah sambil berpikir keras, sekeras batu fosil, mau dibolak-balik otaknya tetap tak sampai memahami ucapan sang putra.

"Maksudnya ngejar cewek versinya bang Saga tuh apa ya, bang?! Anak abang kan kaya bapaknya! Jarang becanda, bawaannya seriusan." ujarnya bertanya pada Al Fath yang duduk sambil nyeruput kopi, seragam loreng masih aman meski berat badan pangdam satu ini naik akhir-akhir ini.

Netra Al Fath sampai lelah mengikuti pergerakan sang istri, lebih melelahkan dari ngintai musuh, "ngejar cewek? Maling?" tanya Al Fath sama gilanya. Fara diam sejenak dan melihat tokek lagi pacaran di atas langit-langit rumah, "kayanya. Anak abang kan ngga pernah kena virus playboy'nya Rayyan, udah diajarin juga, dijodoh-jodohin tapi tetep teguh pendirian, like father like son gituh! Ngga pernah tuh, Fara liat atau dikenalin sama pacarnya atau calon mantu...." akui Fara tanpa saringan.

"Atau jangan-jangan ngenalin ke Fara itu berat diongkos ya?" tanya nya yang sebenarnya adalah jawaban.

Al Fath hanya menggeleng tak begitu peduli, "Saga masih muda. Usia segitu masih mikir karir di kesatuan, jalan masa depannya masih panjang," balas Al Fath kalem, kalem-kalem kalo ngomong kok ya bikin jiwa emak-emak yang pengen sombong karena anaknya laku jerit-jerit nyinyir!

"Tapi Saga normal, kaya Fara....pasti ada lah rasa ketertarikan sama cewek. Lagian bang Saga tuh, kalo ngomong irit kaya abang, pokoknya yang jelek-jelek itu sifat abang aja!" oceh Fara, Kalingga yang menyendok nasi sampai terbatuk meski tak seucap pun kata keluar dari mulutnya. Ibunya itu memang juara stand up comedy kelas kakap sekaligus satu-satunya wanita yang berani menantang maut dengan menghardik si mata garuda kesatuan militer.

Disaat yang lain memuja muji Al Fath, maka Fara akan mengkambing hitamkan suaminya itu di kamar kalo ada sifat anaknya yang tidak sesuai ekspektasi dirinya, meskipun di luar sudah pasti ia adalah ketua fanbase suaminya. Salah satu sifat wanita yang bikin Al Fath geleng-geleng kepala tak pusing, garuk-garuk kulit tak gatal dan pijit-pijit tengkuk tak pegal.

Al Fath meloloskan nafasnya berat, sudah tak aneh dengan ocehan istrinya itu. Sabar banget, sabarnya luas, seluas samudra.

"Musuh abang perempuan?" tanya Kalingga akhirnya buka suara seraya membawa piring nasinya dan berpindah tempat makan jadi berada di samping sang ayah.

"Ngga tau. Ngejarnya versi abang kamu itu ngejar musuh, ngejar *******, ngejar penjahat, copet, rampok..." tukas Fara cepat.

"Saga lagi kasmaran, dek. Kalo cuma ngejar musuh atau copet dia ngga akan mungkin sampai minta do'a restu dari ibu, surganya..." Al Fath kembali menyeruput kopinya, sesama pria datar ia paham betul apa yang menjadi mindset putranya itu, like father like son, right?!

"Hah? Seriusan?!" Fara kembali mengingat setiap kata yang putranya ucapkan tadi, dengan tergesa ia mengambil ponsel dan menghubungi Eyi juga Zahra.

"Anak mana sih, tinggalnya dimana! Kaya apa, cantik?! Pinter?!" ocehnya lagi berlalu meninggalkan Kalingga bersama Al Fath yang tak habis pikir dengan sikap wanita tercantik di keluarga kecil mereka itu, "ngga ngerti sama umi....katanya anak-anaknya normal suka sama orang, ngga boleh kaya abi yang nikahnya ketuaan." Kalingga hampir menyemburkan tawanya, ia juga nyengir melihat wajah keruh abinya yang disebut nikah ketuaan.

"Maaf bi." Tukas Kalingga buru-buru.

"Tapi giliran denger abang mau ngejar cewek, posesifnya setengah mati," lanjut Kalingga kembali melahap nasinya.

Al Fath hanya tersenyum tipis dan mengacak rambut anaknya yang mulai beranjak remaja, "kamu sekolah aja dulu yang bener. Sudah ada rencana nanti kalo kuliah ambil jurusan apa?" tanya Al Fath.

Kalingga mengangguk, "ekonomi."

Al Fath mengangkat alisnya sebelah, kedua putranya itu memang berbeda passion, ia sudah tau itu, "masih teguh di ekonomi?"

Kalingga kembali mengangguk, Fara terlampau sering menceritakan kisah bapaknya pada Lingga, cita-cita almarhum hingga meresap masuk ke dalam otak sang putra kedua.

"Menteri perdagangan?" tanya Al Fath, Kalingga mengangguk kembali untuk ke sekian kalinya sambil tersenyum, "keren kan, bi?"

Kini virus mengangguk itu menular pada Al Fath, "keren kalo iman kamu kuat. Tidak mudah berada di atas sana, harus amanah, saling sikut, saling suap. Tapi apapun itu abi dukung, follow your heart..." balasnya beranjak meninggalkan kursi yang mulai cekung karena terlalu lama diduduki meskipun tak lama kembali pada bentuk asalnya demi bergabung mendengarkan obrolan ketiga emak-emak yang sudah heboh gosipin Saga via telfon, di kamar sana.

Zea bersama anak Desta X sampai di negrinya kerajaan persemakmuran agak sedikit larut, banyak diantara mereka sudah berwajah bantal nan kusut macam uang kembalian kangkung, namun ketika mata mereka disuguhkan dengan pemandangan kota yang memiliki 4 musim ini, mata yang semula mengantuk kini terbuka selebar daun kelor.

"Wahhh! Three lion sistahhh!" seruan anak-anak, mereka berebut berlarian menuju kursi yang langsung menghadap ke arah luar dimana itu menyuguhkan pemandangan malam kota ini.

Layaknya bocah tk, anak-anak itu naik ke atas bangku sambil berWOW ria kaya orang kampungan memancing tatapan orang sekitar.

"Hey! Hey! Kemon guys, kita check in hotel, udah malem ini!" pak Deri mengetuk-ngetuk arlojinya, entah mau pamer jam baru atau memang saking keselnya karena anak-anak didiknya bikin gaduh di negri orang.

"Tuh! Disitu tuh!" tunjuk Iyang ke arah salah satu sudut kota sambil menempelkan jidat dan ujung hidungnya ke kaca bandara sampe bikin pesek, auto minyak nempel-nempel bikin cleaning service disana mencak-mencak pengen nyambit tuh bocah.

"Apa yang disana?" tanya Clemira menantang.

"Ada rumah emak gue disana, emakkk! Ini anakmu yang hilang emak!" teriaknya membuat malu. Mereka tertawa termasuk Zea, "mana ahh?! Yang itu, yang ada pager item gedenya?! Itu mah pemakaman umum kota, peak!" timpal Zea.

Kembali bandara jadi riuh karena kedatangan anak-anak Desta X, negrinya ratu elizabeth berasa didatengin gerombolan bebek sawah.

Tak ada waktu untuk bersantai-santai sekarang, mereka begitu rajin berlatih karena sungguh-sungguh ingin membawa hasil memuaskan.

Studio dance disediakan pihak penyelenggara untuk mereka berlatih, peserta yang datang pun tak main-main, dari negara-negara maju serta berkembang yang cukup dijempoli bidang dancenya.

"Uhuuhuuu! Mister---kenalan dong! Aku Iyang!" cowok gemulai itu melambaikan tangannya pada beberapa warga sana.

Zea mendorong kepala Iyang ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju studio dance, "ngga usah ganjen! Yang cewek tulen aja pada diem, keep quite!" Zea membuat gerakan mengunci mulut Iyang.

Jadwal Zea dan kawan-kawan terbagi menjadi beberapa sesi dan siang ini sebelum makan siang mereka kebagian latihan, ternyata peserta lain pun sudah melakukan hal yang sama sebelum mereka.

Langkah Zea tertahan langkah seorang remaja berwajah bule Asia lainnya, entah negri ginseng atau negri matahari timur yang jelas matanya sipit mirip penjual obat di pasar gembrong.

Postur badannya cukup tinggi namun wajahnya jelas tersenyum miring seolah mencibir squad Desta X.

"She is the leader?!" ia tertawa mencibir melihat Zea sambil menoleh pada kawan-kawannya.

Zea menatap sinis tak mau kalah, jangan mentang-mentang postur badan mereka yang jangkung dan negri yang terkenal dengan dance popnya akan bisa menciutkan nyali Desta X.

"Lo jual gue beli, sist!" balas Zea masuk melewati mereka ke dalam studio.

"Huuu! Gue santet baru nyaho lo! You know santet hah?! Voodoo---voddoo...mmpphhh!" Clemira membekap mulut Iyang yang begitu julid, "udah biarin aja ah! Ngga usah dibales, kita bales pake prestasi!"

"Nyebelin..." desis Iyang digiring masuk bersama yang lain seraya menunggu Biyang dan guru pembimbing.

.

.

.

.

.

1
risda lydiawati
calon besan ya
Humay Uum
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Saskia Puhi
sumpah aku tuh sampai nggak bisa nafas saking nahan ketawa 🤣🤣
Ika Prasetya
bukan nya tadi yg punya luka bakar di bahu itu si rudi ya thor kenapa sekarang jadi saga
Ika Prasetya
bukan nya tadi yg punya luka bakar di bahu itu si rudi ya thor kenapa sekarang jadi saga
Sri Yumelda
Luar biasa
Sri Yumelda
bagus banget
Nur Koni
tanpa dosa atau agak amnesia si zea... wkwkwk
Ika Prasetya
enak kah buah matoa itu
Ravel Lio
Luar biasa
Nining S
Kecewa
Riezca Juri
Sah sah😍😍😍😍😍😍👀👀
AZTI
semua karya kakak keereeen bingit😍😍😍
Vivi Abdi Aza
Lumayan
Dian Astrid Natalita
sue..sue...ngakak guling-guling
لا تفوت أي رجل
😁🤣🤣🤣
لا تفوت أي رجل
🤣🤣🤣🤣🤣
Hazelnutlatteice🪷
So sweet ach… bang earth 😊
Faiza Alya Aziza
Biasa
Faiza Alya Aziza
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!